Manajemen Pendidikan

HAKEKAT MANAJEMEN PENDIDIKAN
DI SEKOLAH

DISUSUN
OLEH
Nur Hadizah Siregar            7113141076
Sahat Silverius Sijabat        7111141018
Winni Wahyuni Harahap        7111141023
Zaharani  Satha             7113141112

      

Universitas Negeri Medan
TA.2014


BAB 1
PENDAHULUAN
Manajemen sekolah merupakan faktor yang terpenting dalam menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran di sekolah yang keberhasilannya diukur oleh prestasi tamatan (out put), oleh karena itu dalam menjalankan kepemimpinan, harus berpikir “sistem” artinya dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah komponen-komponen terkait seperti: guru-guru, staff TU, Orang tua siswa/Masyarakat, Pemerintah, anak didik, dan lain-lain harus berfungsi optimal yang dipengaruhi oleh kebijakan dan kinerja pimpinan.
Tantangan lembaga pendidikan (sekolah) adalah mengejar ketinggalan artinya kompetisi dalam meraih prestasi terlebih dalam menghadapi persaingan global.Tantangan ini akan dapat teratasi bila pengaruh kepemimpinen sekolah terkonsentrasi pada pencapaian sasaran dimaksud. Pengaruh kepemimpinan Kepala Sekolah disamping mengejar ketinggalan untuk mengatasi tantangan tersebut di atas, hal-hal lain perlu diperhatikan: Ciptakan keterbukaan dalam proses penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran. Ciptakan iklim kerja yang menyenangkan Berikan pengakuan dan penghargaan bagi personil yang berprestasi Tunjukan keteladanan Terapkan fungsi-fungsi manajemen dalam proses penyelenggaraan pendidikan, seperti: Perencanaan,Pengorganisasian Penentuan staff atas dasar kemampuan, kesanggupan dan kemauan Berikan bimbingan dan pembinaan kearah yang menuju kepada pencapaian tujuan Adalah kontrol terhadap semua kegiatan penyimpangan sekecil apapun dapat ditemukan sehingga cepat teratasi Adakan penilaian terhadap semua program untuk mengukurkeberhasilan serta menemukan cara untuk mengatasi kegagalan.

BAB II
PEMBAHASAN
1.KONSEP DASAR ADMINISTRASI DAN MANAJEMEN PENDIDIKAN
A. Pengertian Administrasi
Administrasi berasal dari kata latin dan bahasa inggris yaitu administrare dan administration yang artinya melayani,memenuhi,mengatur,dan menyelenggarakan usaha atau organisasi dalam mencapai tujuannya secara intensif.
Pengertian Administrasi menurut para ahli yaitu:
Sondang P Siagian mengemukakan administrasi adalah keseluruhan proses kerja sama antara dua orang atau lebih yang didasarkan atas rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
Herbert A Simon (1976) menyatakan bahwa administrasi adalah aktivitas-aktivitas kerja sama kelompok untuk menyelesaikan tujuan-tujuan bersama.
Kamars mendefinisikan administrasi sebagai proses menyelesaikan sesuatu oleh sekelompok orang yang bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama secara efektif dan efisien.
Berdasarkan pendapat beberapa ahli diatas dapat disimpulkan bahwa administrasi adalah keseluruhan proses kerjasama sekelompok individu di bidang tertentu dengan menggunakan dan / atau memberdayakan seluruh sumberdaya yang tersedia untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien.  
B. Pengertian Manajemen
Dari segi bahasa management berasal dari kata manage (to manage) yang berarti “to conduct or to carry on, to direct” (Webster Super New School and Office Dictionary), dalam Kamus Inggeris Indonesia kata Manage diartikan “Mengurus, mengatur, melaksanakan, mengelola”(John M. Echols, Hasan Shadily, Kamus Inggeris Indonesia) , sementara itu dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Manajemen diartikan sebagai “Prose penggunaan sumberdaya secara efektif untuk mencapai sasaran”(Kamus Besar Bahasa Indonesia). Adapun dari segi Istilah telah banyak para ahli telah memberikan pengertian manajemen, dengan formulasi yang berbeda-beda, berikut ini akan dikemukakan beberapa pengertian manajemen guna memperoleh pemahaman yang lebih jelas.
Pengertian Manajemen menurut beberapa ahli:
Prajudi Atmosudirdjo,(1982 : 124), Manajemen itu adalah pengendalian dan pemanfaatan daripada semua faktor dan sumberdaya, yang menurut suatu perencanaan (planning), diperlukan untuk mencapai atau menyelesaikan suatu prapta atau tujuan kerja yang tertentu.
George R. Terry, (1986:4), Manajemen merupakan sebuah proses yang khas, yang terdiri dari tindsakan-tindakan : Perencanaan, pengorganisasian, menggerakan, dan poengawasan, yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumberdaya manusia serta sumber-sumber lain.
Sondang P. Siagian (1997 : 5) Manajemen dapat didefinisikan sebagai ‘kemampuan atau  ketrampilan untuk memperoleh sesuatu hasil dalam rangka pencapaian tujuan melalui kegiatan-kegiatan orang lain’. Dengan demikian dapat pula dikatakan bahwa manajemen merupakan alat pelaksana utama administrasi.
Berdasarkan pendapat para ahli diatas maka dapat disimpulkan manajemen adalah suatu proses pemanfaatan sumberdaya yang tersedia secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan suatu organisasi atau lembaga.
C. Perbedaan Administrasi dengan Manajemen
Sebagian ahli berpendapat bahwa administrasi sama artinya dengan manajemen seperti yang dinyatakan oleh Sutisna (1987) bahwa dalam pemakaiannya secara umum administrasi diartikan sama dengan manajemen, dan administrator sama dengan manajer.
Namun sebagian ahli lain berpendapat bahwa administrasi berbeda dengan manajemen seperti yang dikemukakan Sutisna (1987) bahwa di bidang pendidikan, pemerintahan, rumah sakit, dan kemiliteran, orang umumnya memakai istilah administrasi. Sedangkan di bidang industri dan perusahaan digunakan istilah manajemen dan manajer. Jadi administrasi lebih cocok digunakan untuk lembaga-lembaga pemerintah yang bersifat lebih mengutamakan kepentingan sosial sehingga pelaksananya disebut administrator. Sedangkan manajemen lebih cocok untuk lembaga-lembaga swasta yang bersifat lebih mengutamakan kepentingan komersial sehingga pemimpinnya disebut manajer.
D. Defenisi Pendidikan
Namun ditinjau dari sudut hukum,  defenisi pendidikan berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas, Pasal 1 ayat (1) yaitu : ”Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.”
E. Defenisi Manajemen Pendidikan
Manajemen pendidikan  diartikan sebagai proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian sumber daya pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif, efisien mandiri, dan akuntabel.
Biro Perencanaan Depdikbud, (1993:4) , Manajemen pendidikan dapat didefinisikan sebagai proses perencanaan, pengorganisasian, memimpin, mengendalikan tenaga pendidikan, sumber daya pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan…
Soebagio Atmodiwirio. (2000:23), Manajemen pendidikan ialah suatu ilmu yang mempelajari bagaimana menata sumber daya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara produktif dan bagaimana menciptakan suasana yang baik bagi manusia yang turut serta di dalam mencapai tujuan yang disepakati bersama
Engkoswara (2001:2), Manajemen pendidikan ialah proses perencanaan, peng-organisasian, memimpin, mengendalikan tenaga pendidikan, sumber daya pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan, mencerdaskan kehidupan bangsa, mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti yang luhur, memiliki pengetahuan, keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap, mandiri, serta bertanggung jawab kemasyarakat dan kebangsaan.
Jadi Manajemen pendidikan dapat didefenisikan sebagai seni dan ilmu mengelola sumber daya pendidikan untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
F. Pengertian Administrasi Pendidikan
Administrasi pendidikan dapat diartikan sebagai keseluruhan proses kerjasama dengan memanfaatkan semua sumber personil dan materil yang tersedia dan sesuai untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien.(Djam’an Satori 1980: 4)
G. Tujuan dan Manfaat Manajemen Pendidikan
Tujuan dan manfaat manajemen pendidikan antara lain:
Terwujudnya suasana belajar dan proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, menyenangkan dan bermakna (Pakemb)
Terciptanya peserta didik yang aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Terpenuhinya salah satu dari 5 kompetensi tenaga kependidikan (tertunjangnya kompetensi manajerial tenaga kependidikan sebagai manajer)
Tercapainya tujuan pendidikan secara efektif dan efesien
Terbekalinya tenaga kependidikan dengan teori tentang proses dan tugas administrasi pendidikan (tertunjangnya profesi sebagai manajer atau konsultan manajemen pendidikan)
Teratasinya masalah mutu pendidikan, karena 80% masalah mutu disebabkan oleh manajemennya
Terciptanya perencanaan pendidikan yang merata, bermutu, relevan, dan akuntabel
Meningkatkan citra positif pendidikan



H. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Manajemen Pendidikan
Manajemen pendidikan merupakan salah satu cabang ilmu sosial yang intinya adalah mempelajari tentang perilaku manusia dalam kegiatannya sebagai subjek dan objek. Secara filosofis, perilaku manusia terbentuk oleh interaksi antarmanusia, iklim organisasi (konteks organisasi) dan sistem yang dianut. Ketiga interaksi tersebut, baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama saling berinteraksi dengan lingkungan eksternalnya. Dengan demikian dapat disimpulkan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku manajemen pendidikan adalah:
interaksi antarmanusia
iklim organisasi
sistem pendidikan yang dianut (sisdiknas)
lingkungan eksternal
I. MANAJEMEN PENDIDIKAN SEKOLAH
Konsep Manajemen Berbasis Sekolah merupakan konsep manajemen yang baru diterapkan di Indonesia tahun 2000. Konsep MBS pertama muncul di AS tahun 1970-an sebagai alternatif untuk mereformasi pengelolaan pendidikan atau sekolah, karena tahun-tahun sebelumnya kinerja sekolah belum menunjukan peningkatan dalam memenuhi tuntutan perubahan lingkungan sekolah , terutama tuntutan dunia kerja, IPTEK, sosial,hukum dan politik.Sementara di Indonesia didasari bahwa ada 3 faktor utama pentingnya penerapan Manajemen Berbasis Sekolah. Ketiga faktor itu meliputi:
Pelaksanaan kebijakan dan penyelenggaraan pendidikan nasional yang menggunakan pendekatan education production function atau input-out analisis.
Penyelenggaraan pendidikan yang terfokus pada birokratik sentralistik, yang menempatkan sekolah sebagai penyelenggaraan sistem pendidikan yang sangat tergantung pada keputusan-keputusan birokrasi yang mempunyai jalur yang sangat panjang dan kadang-kadang kurang sesuai dengan kondisi sekolah setempat.
Peran serta warga sekolah dan warga masyarakat yang selama ini dirasakan sangat minim.
Berdasarkan ketiga faktor itu pemerintah mencoba melakukan berbagai perbaikan, dan salah satu upaya yang dimaksud adalah dengan memperkenalkan , mensosialisasikan, dan menerapkan Konsep Manajemen Berbasis Sekolah.
Pengertian Manajemen berbasis sekolah menurut para ahli sebagai berikut:
Wohlstetter dan Mohrman (1996) Manajemen Berbasis Sekolah adalah pendekatan politis untuk mendesain ulang organisasi sekolah dengan memberi kewenangan dan kekuasaan kepada partisipan sekolah tingkat lokal guna memajukan sekolahnya. Partisipan sekolah =kepala sekolah, konselor, pengembang kurikulum, administrator, orang tua siswa, masyarakat sekitar dan siswa.
Myers dan Stonehill (1998) Manajemen Berbasis sekolah adalah strategi untuk memeperbaiki pendidikan dengan mentransfer otoritas pengambilan keputusan secara signifikant dari pemerintah pusat  dan daerah ke sekolah-sekolah secara individual.
Berdasarkan uraian diatas maka Manajemen Berbasis Sekolah diartiakan sebagai  prose pengambilan keputusan kolektif. Artinya dalam kerangka Manajemen Berbasis Sekolah proses pengambilan keputusan mengikutkan partisipasi dari berbagai pihak baik pihak internal, eksternal, maupun jajaran birokrasi sebagai pendukung diadakan secara kolektif diantara stakeholder sekolah.
Dengan konsep Manajemen Berbasis Sekolah ini, pengelolaan sekolah yang selama ini lebih ditekankan pada Production function, akan lebih di tekankan pada proses pendidkan yang sangat diyakini akan menentukan output pendidikan.
Dengan menerapkan Manajemen Berbasis Sekolah diharapkan sekolah:
Lebih berinisiatif dan kreatifdalam meningkatkan mutu sekolah.
Lebih luwes dan lincah dalam mengadakan dan memanfatkan sumberdaya sekolah secara optimal untuk meningkatkan mutu sekolah.
Lebih mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman bagi dirinya sehingga ia dapat mengoptimalkan pemberdayaan sumberdaya yang tersedia dalam memajukan sekolah.
Lebih mengetahui kebutuhan lembaganya, khususnya input pendidikan yang akan dikembangkan dan didayagunakan dalam proses pendidkan sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan peserta didik.
Dapat mengambil keputusan yang lebih cocok dengan pemenuhan kebutuhan sekolah.
Dapat memberdayakan sumberdaya pendidikan secara efektif dan efisien dengan kontrol dari warga sekolah dan masyarakat.
Dapat menciptakan dan memelihara trasparasi dan demokrasi yang sehat dalam melibatkan warga sekolah dan masyarakat untuk mengambil keputusan.
Dapat mempertanggung jawabkan kinerja layanan dan mutu pendidikan kepada pemerintah, orangtua peserta didik, dan masyarakat.
Dapat melakukan persaingan-persaingan yang sehat dengan sekolah-sekolah yang lain untuk meningkatkan mutu-mutu pendidkan melalui upaya-upaya inovatif dengan dukungan orangtua, masyarakat, dan pemerintah setempat dimana sekolah itu berada.
Secara cepat dapat merespon aspirasi masyarakat dan lingkungan yang berubah dengan cepat.
Dalam konsep Manajemen Berbasis Sekolah, Kepala sekolah dipercayakan mengelola kegiatan kerjasama sejumlah individu (personal) yang ada di lembaga /sekolah yang dipimpinnya. Artinya kepala sekolah juga menyandang gelar sebagai manajer yakni Manajer Pendidikan Di Sekolah. Kepala  sekolah sebagai manajer juga berperan sebagai administrator dan leader (pimpinan).Sebagai manajer, kepala sekolah dituntut kemempuannya untuk memanfaatkan sumberdaya yang ada di sekolah dalam rangka meningkatkan keberhasilan sekolah dalam mencapai tujuanya. Semua komponen  yang ada dalam sitem persekolahan harus di manage sedemikian rupa sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh dalam upaya mencapai keberhasilan sekolah menyelenggarakan kegiatan pendidikan dan pengajaran.
J.Tujuan Manajemen Sekolah
Tujuan Manajemen Sekolah menurut Sagala (2007) adalah mewujudkan tata kerja yang lebih baik dalam empat hal.
meningkatnya efesiensi penggunaan sumber daya dan penugasan staf.
meningkatnya profesionalisme guru dan tenaga kependidikan di sekolah.
munculnya gagasan-gagasan baru dalam implementasi kurikulum, penggunaan teknologi        pembelajaran, dan pemanfaatan sumber-sumber belajar.
meningkatnya mutu partisipasi masyarakat dan stakeholder.
Tujuan utama penerapan Manajemen Sekolah pada intinya adalah untuk penyeimbangan struktur kewenangan antara sekolah, pemerintah daerah pelaksanaan proses dan pusat sehingga manajemen menjadi lebih efisien. Kewenangan terhadap pembelajaran di serahkan kepada unit yang paling dekat dengan pelaksanaan proses pembelajaran itu sendiri yaitu sekolah.
Disamping itu untuk memberdayakan sekolah agar sekolah dapat melayani masyarakat secara maksimal sesuai dengan keinginan masyarakat tersebut. Tujuan penerapan Manajemen sekolah adalah untuk memandirikan atau memberdayakan sekolah melalui kewenangan kepada sekolah dan mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan keputusan secara partisipatif.
Lebih rincinya Manajemen sekolah bertujuan untuk:
Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam mengelola dan memberdayakan sumber daya yang tersedia.
Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam menyelenggarakan pendidikan melalui pengambilan keputusan bersama.
Meningkatkan tanggung jawab sekolah kepada orangtua, masyarakat, dan pemerintah tentang mutu sekolahnya.
Meningkatkan kompetisi yang sehat antar sekolah tentang mutu pendidikan yang akan dicapai.
K.   Fungsi-fungsi Manajemen Sekolah
Fungsi (dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, 1990) berkaitan dengan jabatan (pekerjaan) yang dilakukan. Fungsi manajemen sekolah berkaitan dengan pekerjaan-pekerjaan manajemen sekolah. Fungsi-fungsi yang berkaitan dengan pengelolaan sekolah dapat diklasifikasikan menurut wujud problemnya, kegiatan manajemen dan kegiatan kepemimpinan.
Fungsi manajemen sekolah dilihat dari wujud problemnya terdiri dari bidang-bidang garapan (substansi) dan manajemen sekolah. Problema-problema yang merupakan bidang garapan dari manajemen sekolah terdiri dari:
a. Bidang pengajaran atau lebih luas disebut kurikulum
b. Bidang kesiswaan
c. Bidang personalia
d. Bidang keuangan
e. Bidang sarana
f. Bidang prasarana
g. Bidang hubungan sekolah dengan masyarakat (humas)



Fungsi manajemen sekolah dilihat dari akivitas atau kegiatan manajemen, meliputi:
Kegiatan manajerial yang dilakukan oleh para pimpinan. Kegiatan manajerial meliputi:
Perencanaan
Pengorganisasian
Pengarahan
Pengkoordinasian
Pengawasan
Penilaian
Pelaporan, dan
Penentuan anggaran

Kegiatan yang bersifat operatif, yakni kegiatan yang dilakukan oleh para pelaksana. Kegiatan ini berkaitan langsung dengan pencapaian tujuan. Artinya, bagaimanapun baiknya kegiatan manajerial (seperti perencanaan) tanpa didukung oleh pelaksanaan pekerjaan yang elah direncanakan tersebut, mustahil tujuan organisasi dapat dicapai dengan baik. Fungsi operatif ini meliputi pekerjaan-pekerjaan:
Ketatausahaan yang dapat merembes dan dapat diperlukan oleh semua unit yang ada dalam organisasi
Perbekalan
Kepegawaian
Keuangan dan
Humas
Dalam suatu proses kegiatan organisasi kedua fungsi tersebut (fungsi manajerial dan fungsi operatif) saling menunjang, saling mempengaruhi, saling memerlukan dan saling mengisi satu sama lain.
Dalam setiap fungsi saling memerlukan, sebagai contoh: bagian kepegawaian dalam pelaksanaannya memerlukan fungsi manajerial dan perencanaan sampai dengan penentuan anggaran (seperti: penggajian, pemberian honor, dan sebagainya).
Fungsi manajemen sekolah dilihat sebagai kegiatan kepemimpinan lebih ditekankan bagaimana cara manajer dapat mempengaruhi, mengajak orang lain serta mengatur hubungan dengan orang lain agar bekerja sama mencapai tujuan. Dalam hal ini seorang manajer sekolah hendaknya dapat menerapkan pola kepemimpinan yang efektif. Pola kepemimpinan yang efektif adalah suatu gaya atau modal kepemimpinan yang memperhatikan dimensi-dimensi hubungan antar manusia (human relation), dimensi pelaksanaan tugas dan dimensi situasi dan kondisi dimana kita berada.
L. Prinsip-prinsip Manajemen Sekolah
Yang dimaksud dengan prinsip (dalam kamus Umum Bahasa Indonesia, 1990) adalah dasar, azaz (kebenaran yang menjadi pokok dasar berpikir, bertindak). Prinsip dalam tulisan ini landasan-landasan yang dijadikan dasar dalam dalam melaksanakan fungsi atau pekerjaan-pekerjaan manakeman sekolah. Dalam pengelolaan sekolah agar dapat mencapai tujuan sekolah dengan baik, maka perlu mendasarkan pada prinsip-prinsip manajemen sebagai berikut:
a.      Prinsip efisiensi yakni dengan penggunaan modal yang sedikit dapat menhasilkan hasil yang optimal.
b.     Prinsip efektivitas, yakni ketercapaian sasaran sesuai tujuan yang diharapkan
c.      Prinsip pengelolaan, yakni seorang manajer harus melakukan pengelolaan sumber-sumber daya yang ada
d.     Prinsip pengutamaan tugas pengelolaan, yakni seorang manajer harus mengutamakan tugas-tugas pokoknya. Tugas-tugas yang bersifat operatif hendaknya dilimpahkan pada orang lain secara proposional . manakala seorang manajer telah melimpahkan tugas kepada orang lain, tanggung jawab tetap ada pada pimpinan.
e.      Prinsip kerjasama, yakni seorang manajer hendaknya dapat membangun kerjasama yang baik secara horizontal
f.      Prinsip kepemimpinan yang efekif, yakni bagaimana seorang manajer dapat memberi pengaruh, ajakan pada orang lain untuk tujuan bersama.
M.    Ruang Lingkup Manajemen Sekolah
Yang dimaksud dengan ruang lingkup dalam tulisan ini adalah luasnya bidang garapan manajemen sekolah. Di muka telah disebutkan bahwa dilihat dari wujud problemanya manajemen sekolah secara substansial meliputi bidang garapan  antara lain:
Bidang kurikulum (pengajaran)
Bidang kesiswaan
Bidang personalia yang mencakup tenaga edukatif dan tenaga administrasi
Bidang sarana yang mencakup segala hal yang menunjang secara langsung pada pencapaian tujuan
Bidang prasarana, mencakup segala hal yang menunjang secara tidak langsung pada pencapaian tujuan
Bidang hubungan dengan masyarakat, berkaitan langsung dengan bagaimana sekolah dapat menjalin hubungan dengan masyarakat sekitar.
Semua bidang garapan manajemen sekolah ini harus dikelola dengan memperhatikan aktivitas-aktivitas manajerial dan didukung oleh aktivitas pelaksana. Dengan demikian akan terjadi sinergi dalam pencapaian tujuan sekolah.

BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian pembahasan diatas mengenai hakekat manajemen pendidikan disekolah dapat disimpulkan bahwa  hakekat itu adalah dasar dari manajemen pendidikan disekolah itu sendiri. Administrasi pendidikan dapat diartikan sebagai keseluruhan proses kerjasama dengan memanfaatkan semua sumber personil dan materil yang tersedia dan sesuai untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien.(Djam’an Satori 1980: 4). Manajemen pendidikan dapat didefenisikan sebagai seni dan ilmu mengelola sumber daya pendidikan untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Jadi dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen atau pengelolaan merupakan komponen integral dan tidak dapat dipisahkan dari proses pendidikan secara keseluruhan, karena dengan adanya manajemen yang baik maka tujuan pendidikan dapat diwujudkan secara optimal, efektif dan efisien.


DAFTAR PUSTAKA
Bacal, Robert. 2001. Performance Management. Terj.Surya Darma dan Yanuar Irawan. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
Akhmad Sudrajat, M.Pd. adalah staf pengajar pada Program Studi PE-AP FKIP-UNIKU dan Pengawas Sekolah di lingkungan Dinas Pendidikan Kabupaten Kuningan
www. Kepemimpinan sekolah.com
http://makalahmanajamen.blogspot.com/
http://suwilah.wordpress.com/2013/05/09/hakekat-manajemen-pendidikan-disekolah/
http://threenafathy.blogspot.com/2012/09/hakekat-manajemen-sekolah.html
Sutomo., dkk. 2009. Manajemen Sekolah. Semarang: UPT MKK UNNES.
Sudrajat, Akhmad. 2008. Manajemen Sekolah. http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/02/03/konsep-manajemen-sekolah/. Diakses pada tanggal 16 Maret 2013.
Nafaty, Tri. 2012. Hakekat Manajemen Sekolah. http://threenafathy.blogspot.com/2012/09/hakekat-manajemen-sekolah.html. Diakses pada tanggal 16 Maret 2013.
Ikhlasiyah, Ifa. 2012. Hakekat Manajemen Sekolah.  http://ifaikhlass.blogspot.com/2012/03/hakikat-manajemen-sekolah.html. Diakses pada tanggal 16 Maret 2013.
file:///D:/Makalah%20Manajemen%20Sekolah%20Bab%201%20Hakekat%20Manajemen%20Sekolah%20%20%20Terserah.htm
http://www.slideshare.net/rihalidiya/hakekat-manajemen-sekolah-pengertian-tujuan-fungsi-prinsip-dan-ruang-lingkuppptx

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Surat Babtis (Tardidi) di Gereja HKBP

Teori Biaya Produksi