PPLT Unimed Contoh RPP Ujian
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan :
Sekolah Menegah Pertama Negeri 3 Berastagi
Kelas/Semester :
VIII/1
Mata Pelajaran :
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Tema/Topik :
Pengaruh Keunggulan Lokasi Terhadap Kolonialisme Barat di
Indonesia
Sub Topik :
Melawan Keserakahan Penjajah
Alokasi Waktu :
2 x 40 menit (2JP)
Pertemuan ke :
17
A.
Kompetensi Inti
1.
Menghayati
dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2.
Menghayati,
mengamalkan peilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong),
kerjasama, toleran,damai dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial
3.
Memahami,
menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, posedural berdasakarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan dan teknologi dan humanioa dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian serta menerapkan pengetahuan posedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya memecahkan masalah.
4.
Mengolah,
menalar, dan menyaji dalam anah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajainya disekolah secaa mandiri, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B.
Kompetensi Dasar.
1.3 Menghayati
karunia Tuhan YME yang telah menciptakan manusia dan lingkungannya.
2.1 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung
jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya.
3.1 Memahami aspek keruangan dan konektivitas
antar ruang dan waktu dalam lingkup nasional serta perubahan dan keberlanjutan
kehidupan manusia (ekonomi, sosial, budaya, pendidikan dan politik).
3.2 Mendeskripsikan
perubahan masyarakat Indonesia pada masa penjajahan dan tumbuhnya semangat
kebangsaan serta perubahan dalam aspek geografis, ekonomi, budaya, pendidikan
dan politik.
3.3 Mendeskripsikan fungsi dan peran kelembagaan
sosial, budaya, ekonomi dan politik dalam masyarakat.
3.4 Mendeskripsikan bentuk-bentuk dan sifat
dinamika interaksi manusia dengan lingkungan alam, sosial, budaya, dan ekonomi.
4.1.
Menyajikan hasil olahan telaah tentang peninggalan kebudayaan dan pikiran masyarakat
Indonesia pada masa penjajahan dan tumbuhnya semangat kebangsaan dalam aspek
geografis, ekonomi, budaya, pendidikan dan politik yang ada di lingkungan
sekitarnya.
4.2. Menggunakan berbagai strategi
untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan fungsi peran kelembagaan sosial,
budaya, ekonomi dan politik di lingkungan masyarakat sekitar.
4.3 Menyajikan hasil pengamatan
tentang bentuk-bentuk dan sifat dinamika interaksi manusia dengan lingkungan
alam, sosial, budaya, dan ekonomi di lingkungan masyarakat sekitar.
C.
Indikator
Pencapaian Kompetensi
1. Menyebutkan
perlawanan rakyat Indonesia dalam melawan penjajah.
2. Mengidentifikasi
hasil perlawanan rakyat Indonesia dalam mengusir penjajah.
3. Menilai
perlawanan rakyat Indonesia dalam mengusir penjajah.
D.
Tujuan
Pembelajaran
Tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai pada sub-subtema ini adalah:
a)
Siswa diharapkan mampu menyebutkan
perlawanan rakyat Indonesia dalam melawan penjajah.
b)
Siswa diharapkan mampu mengidentifikasi
hasil perlawanan rakyat Indonesia dalam mengusir penjajah.
c)
Siswa diharapkan mampu menilai
perlawanan rakyat Indonesia dalam mengusir penjajah.
E.
Materi
Pembelajaran
Melawan
Keserakahan Penjajah
a. Perlawanan
terhadap Persekutuan Dagang
Kamu tentu tidak asing dengan gambar Sultan
Hasanuddin di bawah ini.
Tokoh ini sangat ditakuti Belanda karena
ketangguhannya dalam melawan Belanda, sehingga beliau disebut sebagai “ayam
jantan dari timur”. Sultan Hasanuddin adalah raja Gowa di Sulawesi Selatan.
Suatu ketika Kerajaan Gowa (Sultan Hasanuddin) dan Talo (Arung Palaka)
berselisih paham. Hal ini dimanfaatkan VOC dengan mengadu domba kedua kerajaan
tersebut. VOC memberikan dukungan, sehingga Talo menang saat perang dengan Gowa
tahun 1666. Sultan Hasanuddin dipaksa menandatangani perjanjian Bongaya 18
November tahun 1667.
Perjanjian Bongaya baru terlaksana tahun 1669 karena
Sultan Hasanuddin masih melakukan perlawanan kembali. Akhirnya Makassar harus
menyerahkan benteng kepada VOC. Sejak masa itu tidak ada lagi kekuatan besar
yang mengancam kekuasaan VOC di Indonesia Timur.
Perjanjian Bongaya telah memangkas kekuasaan
kerajaan Gowa sebagai kerajaan terkuat di Sulawesi. Tinggal kerajaan-kerajaan
kecil yang sulit melakukan perlawanan terhadap VOC.
Kisah di atas merupaakan salah satu contoh
perlawanan rakyat Indonesia di Sulawesi Selatan terhadap persekutuan dagang
VOC. Masih banyak perlawanan di berbagai daerah dalam melawan persekutuan
dagang Eropa di Indonesia. Kegiatan belajar berikut ini akan membantu kamu
menelusuri berbagai perlawanan di berbagai daerah dalam menentang persekutuan
dagang Barat.
Pada tahun 1799 terjadi peristiwa penting dalam
sejarah kolonialisme dan imperialisme Barat di Indonesia. VOC dinyatakan
bangkrut hingga dibubarkan. Keberadaan VOC sebagai kongsi dagang yang
menjalankan roda pemerintahan di negeri jajahan seperti di Indonesia tidak
dapat dilanjutkan lagi. Pada tanggal 31 Desember 1799 VOC dinyatakan bubar.
Semua utang piutang dan segala milik VOC diambil alih oleh pemerintah Belanda.
Setelah dibubarkannya VOC Indonesia berada langsung di bawah pemerintah Hindia
Belanda.
b. Perlawanan
terhadap Pemerintah Hindia Belanda
Bagi masyarakat Aceh masjid tersebut merupakan
masjid bersejarah yang terkait erat dengan spirit perjuangan masyarakat Aceh.
Selain sebagai tempat ibadah kebanggaan masyarakat, masjid tersebut menjadi
simbol perjuangan rakyat Aceh dalam menentang imperialisme Barat. Masjid
tersebut menjadi salah satu benteng perjuangan rakyat melawan Belanda. Karena
kegigihan rakyat Aceh tersebut, Belanda benar-benar kesulitan memadamkan
perlawanan rakyat.
Sumber:peristiwa.
Perlawanan terhadap pemerintah Hindia Belanda
terjadi di berbagai daerah di Indonesia. Abad XIX merupakan puncak perlawanan
rakyat Indonesia di berbagai daerah dalam menentang Pemerintah Hindia Belanda.
Kegigihan perlawanan rakyat Indonesia menyebabkan Belanda mengalami krisis
keuangan untuk biaya perang. Perlawanan di berbagai daerah tersebut belum
berhasil membuahkan kemerdekaan. Semua perlawanan dapat dipadamkan dan
kerajaan-kerajaan di Indonesia semakin mengalami keruntuhan.
Beberapa contoh perlawanan rakyat Indonesia terhadap
Pemerintah Hindia Belanda adalah sebagai berikut.
1) Perang Saparua di Ambon
Merupakan perlawanan rakyat Ambon dipimpin Thomas
Matulesi (Pattimura). Dalam pemberontakan tersebut, seorang pahlawan wanita
bernama Christina Martha Tiahahu melakukan perlawanan dengan berani. Perlawanan
Pattimura dapat dikalahkan setelah bantuan pasukan Belanda dari Jakarta datang.
Pattimura bersama tiga pengikutnya ditangkap dan dihukum gantung.
2) Perang Paderi di Sumatra Barat
Merupakan perlawanan yang sangat menyita tenaga dan
biaya sangat besar bagi rakyat Minang dan Belanda. Bersatunya Kaum Paderi
(ulama) dan kaum adat melawan Belanda, menyebabkan Belanda kesulitan memadamkannya.
Bantuan dari Aceh juga datang untuk mendukung pejuang Paderi. Belanda
benar-benar menghadapi musuh yang tangguh.
Belanda menerapkan sistem pertahanan Benteng
Stelsel. Benteng Fort de Kock di Bukit tinggi dan Benteng Fort van der Cappelen
merupakan dua benteng pertahanannya. Dengan siasat tersebut akhirnya Belanda
menang ditandai jatuhnya benteng pertahanan terakhir Paderi di Bonjol tahun
1837. Tuanku Imam Bonjol ditangkap, kemudian diasingkan ke Priangan, kemudian
ke Ambon, dan terakhir di Menado hingga wafat tahun 1864.
3) Perang Diponegoro 1825-1830
Perang Diponegoro merupakan salah satu perang besar
yang dihadapi Belanda. Latar belakang perlawanan Pangeran Diponegoro diawali
dari campur tangan Belanda dalam urusan politik Kerajaan Yogyakarta. Beberapa
tindakan Belanda yang dianggap melecehkan harga diri dan nilai-nilai budaya
masyarakat menjadi penyebab lain kebencian rakyat kepada Belanda. Belanda
membangun jalan baru pada bulan Mei 1825. Mereka memasang patok-patok pada
tanah leluhur Diponegoro. Terjadi perselisihan saat pengikut Diponegoro Patih
Danureja IV mencabuti patok-patok tersebut. Belanda segera mengutus serdadu
untuk menangkap Pangeran Diponegoro. Perang tidak dapat dihindarkan, pada
tanggal 20 Juli Tegalrejo sebagai basis pengikut Diponegoro direbut dan dibakar
Belanda.
Pada bulan Maret 1830 Diponegoro bersedia mengadakan
perundingan dengan Belanda di Magelang, Jawa Tengah. Perundingan tersebut hanya
sebagai jalan tipu muslihat karena ternyata Diponegoro ditangkap dan diasingkan
ke Manado, kemudian ke Makasar hingga wafat tahun 1855. Setelah berakhirnya
Perang Jawa (Diponegoro), tidak lagi muncul perlawanan yang lebih berat di
Jawa.
4)
Perang Aceh
Semangat
jihad (perang membela agama Islam) merupakan spirit perlawanan rakyat Aceh.
Jendral Kohler terbunuh saat pertempuran di depan masjid Baiturrahman Banda
Aceh. Kohler meninggal dekat dengan pohon yang sekarang diberi nama Pohon
Kohler. Siasat konsentrasi stelsel dengan sistem bertahan dalam benteng besar oleh
Belanda tidak berhasil. Belanda semakin terdesak, korban semakin besar, dan keuangan
terus terkuras.
Belanda
sama sekali tidak mampu menghadapi secara fisik perlawanan rakyat Aceh.
Menyadari hal tersebut, Belanda mengutus Dr. Snouck Hurgroje yang memakai nama
samaran Abdul Gafar seorang ahli bahasa, sejarah ,dan sosial Islam untuk
mencari kelemahan rakyat Aceh. Setelah lama belajar di Arab, Snouck Hugronje memberikan
saran-saran kepada Belanda mengenai cara mengalahkan orang Aceh.
Menurut
Hurgronje, Aceh tidak mungkin dilawan dengan kekerasan, sebab karakter orang
Aceh tidak akan pernah menyerah, jiwa jihad orang Aceh sangat tinggi. Taktik
yang paling mujarab adalah dengan mengadu domba antara golongan Uleebalang
(bangsawan) dengan ulama. Belanda menjanjikan kedudukan pada Uleebalang yang
bersedia damai. Taktik ini berhasil, banyak Uleebalang yang tertarik pada
tawaran Belanda. Belanda memberikan tawaran kedudukan kepada para Uleebalang
apabila kaum ulama dapat dikalahkan. Sejak tahun 1898 kedudukan Aceh semakin
terdesak. Belanda mengumumkan perang Aceh selesai tahun 1904. Namun demikian
perlawanan sporadis rakyat Aceh masih berlangsung hingga tahun 1930-an.
5)
Perlawanan Sisingamangaraja di Sumatra Utara
Perlawanan
terhadap Belanda di Sumatra Utara dilakukan Sisingamangaraja XII, perlawanan di
Sumatra Utara berlangsung selama 24 tahun. Pertempuran diawali dari Bahal Batu
sebagai pusat pertahanan Belanda tahun 1877.
Untuk
menghadapi Perang Batak (sebutan perang di Sumatra Utara), Belanda menarik
pasukan dari Aceh. Pasukan Sisingamangaraja dapat dikalahkan setelah Kapten
Christoffel berhasil mengepung benteng terakhir Sisingamangaraja di Pakpak.
Kedua putra beliau Patuan Nagari dan Patuan Anggi ikut gugur, sehingga seluruh
Tapanuli dapat dikuasai Belanda.
6)
Perang Banjar
Perang
Banjar berawal ketika Belanda campur tangan dalam urusan pergantian raja di
Kerajaan Banjarmasin. Belanda memberi dukungan kepada Pangeran Tamjid Ullah
yang tidak disukai rakyat.
Pemberontakan
dilakukan oleh Prabu Anom dan Pangeran Hidayat. Pada tahun 1859, Pangeran
Antasari memimpin perlawanan setelah Prabu Anom tertangkap Belanda, dengan
bantuan pasukan dari Belanda, pasukan Pangeran Antasari dapat didesak. Tahun
1862 Pangeran Hidayat menyerah dan berakhirlah perlawanan Banjar di pulau
Kalilmantan. Perlawanan benar-benar dapat dipadamkan pada tahun 1866.
7)
Perang Jagaraga di Bali
Perang
Jagaraga berawal ketika Belanda dan kerajaan di Bali bersengketa tentang hak
tawan karang. Hak tawan karang berisi bahwa setiap kapal yang kandas di
perairan Bali merupakan hak penguasa di daerah tersebut. Pemerintah Belanda memprotes
Raja Buleleng yang menyita dua kapal milik Belanda. Raja Buleleng tidak menerima
tuntutan Belanda untuk mengembalikan kedua kapalnya, persengketaan ini menyebabkan
Belanda melakukan serangan terhadap kerajaan Buleleng tahun 1846.
Belanda
berhasil menguasai kerajaan Buleleng, sementara Raja Buleleng menyingkir ke
Jagaraga dibantu oleh Kerajaan Karangasem. Setelah berhasil merebut Benteng
Jagaraga, Belanda melanjutkan ekspedisi militer tahun 1849. Dua kerajaan Bali,
Gianyar dan Klungkung menjadi sasaran Belanda. Tahun 1906, seluruh kerajaan di
Bali jatuh ke pihak Belanda setelah rakyat melakukan perang habis-habisan
sampai mati, yang dikenal dengan Perang Puputan.
F.
Model/Metode
Pembelajaran
a.
Pendekatan : Saintifik (Scientific)
b.
Model :
Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw
G. Kegiatan
Pembelajaran
Kegiatan
Pembelajaran
|
Alokasi
Waktu
|
Kegiatan awal:
1. Membuka pelajaran dengan salam secaran komunikatif.
|
10
|
B. Kegiatan Inti :
1.
Siswa dikelompokkan ke dalam : 4 anggota/tim
2.
Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang
berbeda
3.
Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang
ditugaskan
4.
Anggota dari tim yang berbeda yang telah
mempelajari bagian/sub bab yang sama bertemu dengan kelompok baru (ahli)
untuk mendiskusikan sub bab mereka
5.
Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap
anggota kembali ke kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu tim
mereka tentang sub bab yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya
mendengarkan dengan sungguh-sungguh
6.
Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi
7.
Guru memberi evaluasi
|
60
|
C. Kegiatan Akhir :
·
Peserta didik diberi
kesempatan untuk menanyakan hal-hal yang belum dipahami.
·
Guru memberikan penjelasan
atas pertanyaan yang disampaikan oleh peserta didik.
·
Peserta didik diminta
melakukan refleksi terhadap proses pembelajaran terkait dengan penguasaan
materi, pendekatan dan model pembelajaran yang digunakan.
·
Peserta didik diberi pesan
tentang nilai dan moral.
·
Peserta diingatkan untuk
menyempurnakan laporan hasil diskusi kelompok tentang jawaban atas pertanyaan
yang telah dirumuskan untuk dikumpulkan kepada guru.
·
Peserta didik diingatkan
untuk membaca materi pada subtema berikutnya.
|
10
|
H.
Sumber Belajar.
a.
Alat/Bahan : Power point, Laptop, LCD dan
Perangkat Pembelajaran
b.
Sumber Belajar : Perangkat Pembelajaran ( Buku Guru
dan Buku Siswa),
Internet
I.
Penilaian Hasil Belajar
a. Penilaian
Sikap
b. Penilaian
Pengetahuan
c. Penilaian
Keterampilan
Penilaian
Sikap
No
|
Nama Siswa
|
Sikap Spiritual
|
Sikap Sosial
|
Total Nilai
|
|
Tanggung Jawab
|
Kerjasama
|
||||
1-4
|
1-4
|
1-4
|
|||
1
|
|
|
|
|
|
2
|
|
|
|
|
|
3
|
|
|
|
|
|
4
|
|
|
|
|
|
5
|
|
|
|
|
|
Dst
|
|
|
|
|
|
Nilai sikap peserta didik : jumlah nilai yang
diperoleh dibagi 3
Penilaian
Pengetahuan
No
|
Butir Pertanyaan
|
1
|
Sebutkan hasil
bumi Indonesia yang sangat diminati bangsa-bangsa Barat!
Mengapa hasil
bumi tersebut diminati bangsa Barat?
|
2
|
Mengapa
Indonesia tidak mudah mengusir penjajah?
|
3
|
Apa saja
kelemahan perlawanan rakyat Indonesia dalam mengusir penjajah?
|
4
|
Bagaimana
penjajah menghadapi perlawanan rakyat Indonesia di berbagai daerah?
|
5
|
Apa kelebihan
dan kekurangan strategi perlawanan rakyat Indonesia dalam mengusir penjajah?
|
Keterangan:
Tiap nomor diberi nilai 2, maka
Nilai pengetahuan = 2 x Jumlah nilai yang diperoleh
Penilaian Keterampilan
Rubrik Penilaian Keterampilan
(Presentasi)
No
|
Nama Siswa
|
Kemampuan Presentasi
|
Kemampuan Bertanya
|
Kemampuan Menjawab
|
Jumlah Nilai
|
(1-4)
|
(1-4)
|
(1-4)
|
|||
1
|
|
|
|
|
|
2
|
|
|
|
|
|
3
|
|
|
|
|
|
4
|
|
|
|
|
|
5
|
|
|
|
|
|
Dst
|
|
|
|
|
|
Keterangan:
1) Nilai terentang antara 1 – 4
·
1 = Kurang
·
2 = Cukup
·
3 = Baik
·
4= Amat Baik
2) Nilai = Jumlah nilai dibagi 3
Rubrik Penilaian Keterampilan
(Diskusi)
No
|
Nama Siswa
|
Mengkomunikasikan
|
Mendengarkan
|
Berargumentasi
|
Berkontribusi
|
Jumlah Nilai
|
(1-4)
|
(1-4)
|
(1-4)
|
(1-4)
|
|||
1
|
|
|
|
|
|
|
2
|
|
|
|
|
|
|
3
|
|
|
|
|
|
|
4
|
|
|
|
|
|
|
5
|
|
|
|
|
|
|
Dst
|
|
|
|
|
|
|
Keterangan:
1) Nilai terentang antara 1 – 4
·
1 = Kurang
·
2 = Cukup
·
3 = Baik
·
4= Amat Baik
2) Nilai = Jumlah nilai dibagi 4
Berastagi,
September 2014
Guru Pamong Mahasiswa
PPLT
Ralista ,S.Pd Sahat
Silverius Sijabat
NIP.19660626 199512 1 001 NIM :
7111141018
Mengetahui,
Ka. SMP N 3 Berastagi Dosen
Pembimbing Lapangan
Drs. Dharmawisata Drs. J.B.Sinuraya, M.Pd.
NIP.
19600080 198103 1 011 NIP.
19600130 198601 1 002
Komentar
Posting Komentar