BEDAH BUKU TEHNIK SUPERVISI PENDIDIKAN
BEDAH
BUKU BAB VII HALAMAN
Nama Buku :Pemikiran Tentang Supervise Pendidikan
Pengarang :Prof.Dr.Made
Sidarta
Penerbit :Bumi
Aksara
Tahun Terbit :1992
Bab/halaman :
VII/169-20
Bila
kita hubungkan dengan fungsi fungsi menejemen, maka mengorganisasi berarti
mengatur, mengalokasi, dan mengkoordinasi sumber sumber pendidikan yang pada
umumnya masih langka agar dapat dimanfaatkan sebaik - baiknya.
Mengapa
guru perlu diorganisasi
Guru
sebagai salah satu kelompok personalia dalam dunia pendidikan tidak bisa lepas
dari masalah dan pendekatan. Bagaimanapun masalahnya dan pendekatan apapun yang
dipakai,jelas menunjukan guru - guru itu memang perlu diorganisai. Lebih -
lebih dinegara kita mengingat jumlah tenaga guru masih kurang, masih banyak
guru darurat, dan proporsi guru belum sesuai dengan bidang studi yang ada.
Mereka membutuhkan organisasi dari pihak supervisor agar mereka dapat
berpartisipasi dengan sebaik - baiknya dalam pendidikan.
Cara
mengorganisasi guru
Mengorganisasi
guru dapat dilakukan dengan tujuh cara yaitu:
- Menempatkan guru sesuai dengan keahliannya
- Meningkatkan motivasi
- Meningkatkan partisipasi dan kreatifitas
- Melakukan persuasi
- Memberi teladan
- Memberikan sanksi jabatan
- Memperbaiki mekanisme kerja dan monitoring
- Menempatkan guru sesuai dengan keahliannya
Menempatkan guru sesuai dengan keahliannya untuk
mengorganisasi guru secara mutlak harus dilakukan. Tidak banyak gunanya lembaga
- lembaga pendidikan guru mencetak bermacam - macam guru bidang studi kalau
mereka tidak diberi tugas sesuai dengan keahliannya. Bila hal ini terjadi,
disamping akan menurunkan cara kerja dan hasil pekerjaan mereka, juga akan
menimbulkan rasa tidak puas pada diri mereka.
- Meningkatkan motivasi guru
Setiap guru merupakan individu yang unik, artinya tidak ada
dua atau lebih yang memiliki perilaku persis sama. Namun bagaimanapun bentuk -
bentuk perilaku guru itu semuanya merupakan sesuatu yang termotivasi ( Sikula,
1976, h.77 ). Menurut pengertian ini semua jenis perilaku adalah dipengaruhi
oleh motivasi, perilaku - perilaku itu terjadi atas jasa motivasi.
Dalam
garis besarnya dikenal empat jenis teori
motivasi, yaitu teori pradisposisi, teori hierarki, teori dua factor, dan teori
harapan.
Teori
pradisposisi mengatakan bila kita memberikn pekerjan kepada seseorang yang
sesuai dengan tingakat perkembangannya, pekerjaan ini akan cenderung memuaskan
mereka. Teori Hierarki mengatakan bahwa kebutuhan seseorang ditentukan oleh
tingkat kebutuhan masing masing orang itu pada waktu itu. Teori dua faktor yang
terdiri faktor pemuas dan faktor tidak pemuas. Teori harapan mengatakan
motivasi seseorang ditentukan oleh seberapa besar harapan seseorang terhadap
hadiah yang ia akan terima sesudah mengerjakan sesuatu.
- Meningkatkan partisipasi dan kreativitas guru
Setiap guru adalah merupakan pribadi yang berkembang. Bila
perkembangan ini dilayani, sudah tentu dapat lebih terarah mempercepat laju
pekembangan itu sendiri, yang akhirnya akan memberi kepuasan kepada guru - guru
dalam bekerja disekolah. Sikap inovatif dapat menjadi sumber untuk berkreasi.
Sebab sikap inovativ tidak hanya terbatas kepada mendukung hasil - hasil
inovasi orang lain, melainkan juga merupakan kemauan untuk memperbaharui
sesuatu.
Guru sebagai pribadi yang berkembang perlu dibina secara
utuh. Well menyebut pembinaan guru ini dilakukan dengan caa model personal (
1978, h.3 ). Pembinaan ini dilakukan dengan cara mengembangkan kata hati,
membuat individu mampu bertindak secara riil dalam dunia nyata, memelihara
kehidupan emosi, dan mengembangkan hubungan yang produktif dengan lingkungannya.
- Melakukan persuasi
Kondisi - kondisi yang harus terpenuhi bila melakukan
persuasi
Pertama,
perubahan yang diinginkan harus rasional
Kedua,
para guru belum mempunyai komitmen yang tinggi. Kondisi ini merupakan dasar
mengapa perlu diadakan organisasi guru di sekolah - sekolah.
Ketiga,
tidak sadar akan kebutuhan menaikkan kualitas kerja dan hubungannya dengan cara
memenuhi kebutuhan itu.
Keempat,
mempunyai kemampuan untuk menerima dan melaksanakn pembinaan. Asal sifat dan
isi pembinaan itu sesuai dengan tingkat kemampuan mereka.
Kelima,
sekolah mempunyai kemampuan untuk meningkatkan kualitas guru - gurunya, tetapi
hal itu tidak dilakukan dengan baik
Keenam,
pesonalia sekolah berpartisipasi dalam pengambilan keputusan, partisipasi
seperti ini untuk hal - hal yang tidak bersifat rahasia
Ketujuh,
usaha meningkatkan kualitas kerja guru diantisipasi banyak menghadapi
rintangan,
Kedelapan,
waktu yang tidak terbatas.
- Keteladanan
Sikap suka meniru perilaku pemimpin pada masyarakat kita,
khususnya dikalangan guru perlu dimanfaatkan oleh para supervisor dalam
mengorganisasi mereka. Supervisor adalah pemimpin para guru dalam usaha
meningkatkan efektifitas dan efisiensi proses belajar mengajar.
- Sanksi Jabatan
Mengorganisasi guru dengan memakai sanksi jabatan cukup
efektif dilakukan dalam masa sekarang. Hal itu disebabkan oleh
- kondisi Negara kita yang belum mampu menyediakan lapangan kerja yang mencukupi sehingga banyak tenaga kerja yang masih menganggur dan antri menunggu lowongan kerja.
- Ada asumsi guru - guru takut kehilangan jabatannya sebagai guru.
- Mekanisme kerja dan monitoring
Untuk
membuat mekanisme kerja dan monitoring yang baik dibutuhkan hal - hal sebagai
berikut :
- Deskripsi tugas bagi para guru yang jelas
- Deskrisi perlu dibuat secara terperinci
- Model kepemimpinan kontingensi agar fleksibel cocok diterapkan pada situasi situasi yang berbeda.
- Laporan - laporan kerja yang kontinu dari bawah ke atas
- Catatan - catatan hasil observasi yang kontinu dari atasan terhadap bawahan dari hasil - hasil penilaian dalam bentuk yang lain.
- Komunikasi yang kontinu secara timbal balik baik vertical maupun horizontal
- Revisi - revisi program dan perencanaan yang bergulir dari waktu ke waktu.
Faktor
- faktor pendukung organisasi guru
Faktor
- faktor pendukung yang dimaksud adalah :
- Iklim sekolah
- Proses kenaikan pangkat
- Kesejahteraan
- Keempatan belajar lebih lanjut
Dan perlu ditambahan
jugga bahwa menurut Saawono dalam
bukunya harapan guru halaman 28-35Pembelajaran merupakan suatu proses
yang kompleks dan melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Oleh karena
itu, untuk mewujudkan pembelajaran yang efektif diperlukan berbagai
keterampilan yaitu keterampilan mengajar dalam hal ini membelajarkan.
Keterampilan mengajar atau membelajarkan merupakan kompetensi pedagogik yang
cukup kompleks karena merupakan integrasi dari berbagai kompetensi guru secara
utuh dan menyeluruh.
Persepsi (Perception) yang berarti pengelihatan,
keyakinan dapat dilihat atau dimengerti. Persepsi terjadi karena adanya
stimulus atau rangsangan dari lingkungan sekitar, sehingga individu dapat
memberikan makna atau menafsirkan sesuatu hal. Slameto (2010:102) menjelaskan
bahwa “Persepsi merupakan proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi
kedalam otak manusia. Melalui persepsi, manusia terus menerus mengadakan
hubungan dengan lingkungannya, hubungan ini dilakukan dengan indera yaitu,
pendengaran, peraba dan penciuman”. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan
bahwa persepsi adalah suatu proses pemberian makna yang dilakukan secara sadar
berupa tanggapan atau pendapat individu terhadap suatu objek atau peristiwa
yang diterima melalui alat indera.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, keterampilan
merupakan “kecakapan untuk menyelesaikan tugas”, sedangkan mengajar adalah “melatih”. DeQueliy
dan Gazali (Slameto, 2010:30) mendefinisikan mengajar adalah menanamkan
pengetahuan pada seseorang dengan cara paling singkat dan tepat. Definisi yang
modern di Negara-negara yang sudah maju bahwa “teaching is the guidance of
learning”. Mengajar adalah bimbingan kepada siswa dalam proses belajar.
Menurut :
Alvin W.Howardberpendapat
bahwa mengajar adalah suatu aktivitas untuk mencoba menolong, membimbing
seseorang untuk mendapatkan, mengubah atau mengembangkan skill, attitude,
ideals (cita-cita), appreciations (penghargaan) dan knowledge.
Berdasarkan pengertian tersebut maka yang dimaksud dengan
keterampilan mengajar guru adalah seperangkat kemampuan/kecakapan
guru dalam melatih/membimbing aktivitas dan pengalaman seseorang serta
membantunya berkembang dan menyesuaikan diri kepada lingkungan. Jadi, persepsi
siswa tentang keterampilan mengajar guru adalah penilaian berupa
tanggapan/pendapat siswa terhadap
kemampuan/kecakapan guru dalam proses kegiatan belajar mengajar.
Macam-macam Keterampilan Mengajar Guru
Turney mengemukakan ada 8 (delapan) keterampilan
mengajar/membelajarkan yang sangat berperan dan menentukan kualitas
pembelajaran, diantaranya:
1.
KETERAMPILAN BERTANYA
Ada yang mengatakan bahwa “berpikir itu sendiri adalah
bertanya”. Bertanya merupakan ucapan verbal yang meminta respon dari seseorang
yang dikenal. Respon yang di berikan dapat berupa pengetahuan sampai dengan
hal-hal yang merupakan hasil pertimbangan. Jadi bertanya merupakan stimulus
efektif yang mendorong kemampuan berpikir.
Dalam proses belajar mengajar, bertanya memainkan peranan
penting sebab pertanyaan yang tersusun dengan baik dan teknik pelontaran yang
tepat akan memberikan dampak positif terhadap siswa,
a. Dasar-dasar pertanyaan yang baik
•Jelas dan mudah dimengerti oleh siswa
•Berikan informasi yang cukup untuk menjawab pertanyaan
•Difokuskan pada suatu masalah atau tugas tertentu
•Berikan waktu yang cukup kepada anak untuk berfikir
sebelum menjawab pertanyaan
•Bagikanlah semua pertanyaan kepada seluruh murid secara
merata
•Berikan respon yang ramah dan menyenangkan sehingga
timbul keberanian siswa untuk menjawab atau bertanya
•Tuntunlah jawaban siswa sehingga mereka dapat menemukan
sendiri jawaban yang benar.
b. Jenis-jenis pertanyaan yang baik
•Jenis pertanyaan menurut maksudnya
1) Pertanyaan
permintaan (compliance question),
2) Pertanyaan
retoris (rhetorical question)
3) Pertanyaan
mengarahkan atau menuntun (prompting question,) dan
4) Pertanyaan
menggali (probing question).
•Jenis pertanyaan menurut Taksonomi
Bloom
1) Pertanyaan
pengetahuan (recall question atau knowlagde question),
2) Pertanyaan
pemahaman (conprehention question),
3) Pertanyaan
penerapan (application question),
4) Pertanyaan
sintetis (synthesis question), dan
5) Pertanyaan evaluasi
(evaluation question).
c. Hal-hal yang perlu diperhatikan
· Kehangatan dan
Keantusiasan. Untuk meningkatkan partisipasi siswa dalam proses belajar
mengajar, guru perlu menunjukkan sikap baik pada waktu mengajukan pertanyaan
maupun ketika menerima jawaban siswa. Sikap dan cara guru termasuk suara,
ekspresi wajah, gerakan, dan posisi badan menampakkan ada-tidaknya kehangatan
dan keantusiasannya
· Kebiasaan yang
perlu dihindari. Untuk meningkatkan partisipasi siswa dalam proses belajar mengajar,
guru perlu menunjukkan sikap yang baik pada waktu mengajukan pertanyaan maupun
ketika menerima jawaban siswa.
Keterampilan bertanya di bedakan atas :
1. Keterampilan
bertanya dasar.
Keterampilan bertanya dasar mempunyai beberapa
komponen dasar yang perlu diterapkan dalam mengajukan segala jenis pertanyaan.
Komponen-komponen yang di maksud adalah: Pengungkapan pertanyaan secara jelas
dan singkat, pemberian acuan, pemusatan, pemindah giliran, penyebaran,
pemberian waktu berpikir dan pemberian tuntunan.
2. Keterampilan
bertanya lanjut
Keterampilan bertanya lanjut merupakan
lanjutan dari keterampilan bertanya dasar yang lebih mengutamakan usaha
mengembangkan kemampuan berpikir siswa, memperbesar partisipasi dan mendorong
siswa agar dapat berinisiatif sendiri. Keterampilan bertanya lanjut di bentuk
di atas landasan penguasaan komponen-komponen bertanya dasar. Karena itu, semua
komponen bertanya dasar masih dipakai dalam penerapan keterampilan bertanya
lanjut. Adapun komponen-komponen bertanya lanjut itu adalah : Pengubahan
susunan tingkat kognitif dalam menjawab pertanyaan, Pengaturan urutan
pertanyaan, Penggunaan pertanyaan pelacak dan peningkatan terjadinya interaksi.
2. KETERAMPILAN MEMPEBERIKAN PENGUATAN
Penguatan (reinforcement) adalah segala bentuk respons,
apakah bersifat verbal ataupun non verbal, yang merupakan bagian dari
modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa, yang bertujuan
memberikan informasi atau umpan balik (feed back) bagi si penerima atas
perbuatannya sebagai suatu dorongan atau koreksi. Penguatan juga merupakan
respon terhadap suatu tingkah laku yang dapat meningkatkan kemungkinan
berulangnya kembali tingkah laku tersebut.
a). Tujuan Pemberian Penguatan
Penguatan mempunyai pengaruh yang berupa sikap positif
terhadap proses belajar siswa dan bertujuan sebagai berikut: (a). Meningkatkan perhatian siswa terhadap
pelajaran. (b) Merangsang dan
meningkatkan motivasi belajar. (c).
Meningkatkan kegiatan belajar dan membina tingkah laku siswa yang
produktif.
b). Jenis-jenis Penguatan
1. Penguatan
verbal, Penguatan verbal biasanya diungkapkan dengan
menggunakan kata-kata pujian, penghargaan, persetujuan
dan sebagainya.
2. Penguatan
non-verbal, Penguatan non-verbal terdiri dari penguatan gerak isyarat,
penguatan pendekatan, penguatan dengan sentuhan (contact), penguatan dengan
kegiatan yang menyenangkan, penguatan berupa simbol atau benda dan penguatan
tak penuh (partial).
c). Prinsip Penggunaan Penguatan
Penggunaan penguatan secara efektif harus memperhatikan
tiga hal, yaitu kehangatan dan keantusiasan, kebermaknaan, dan menghindari
penggunaan respons yang negatif.
3. KETERAMPILAN MENGADAKAN VARIASI
Variasi stimulus adalah suatu kegiatan guru dalam konteks
proses interaksi belajar mengajar yang ditujukan untuk mengatasi kebosanan
siswa sehingga, dalam situasi belajar mengajar, siswa senantiasa menunjukkan
ketekunan, antusiasme, serta penuh partisipasi.
a. Tujuan dan Manfaat
1.Untuk
menimbulkan dan meningkatkan perhatian siswa kepada aspek-aspek belajar mengajar
yang relevan.
2. Untuk
memberikan kesempatan bagi berkembangnya bakat ingin mengetahui dan menyelidiki
pada siswa tentang hal-hal yang baru.
3.Untuk memupuk tingkah laku yang positif terhadap guru
dan sekolah dengan berbagai cara mengajar yang lebih hidup dan lingkungan
belajar yang lebih baik.
. Guna
member kesempatan kepada siswa untuk memperoleh cara menerima pelajaran yang
disenanginya.
b. Prinsip Penggunaan
1. Variasi hendaknya digunakan dengan suatu maksud
tertentu yang relevan dengan tujuan yang hendak dicapai.
2.Variasi harus digunakan secara lancer dan
berkesinambungan sehingga tidak akan merusak perhatian siswa dan tidak
mengganggu pelajaran.
3.Direncanakan secara baik, dan secara eksplisit
dicantumkan dalam rencana pelajaran atau satuan pelajaran.
c. Komponen-komponen Keterampilan
Mengadakan Variasi
Variasi dalam kegiatan belajar mengajar dimaksudkan
sebagai proses perubahan dalam pengajaran, yang dapat di kelompokkan ke dalam
tiga kelompok atau komponen, yaitu :
1. Variasi
dalam cara mengajar guru, Variasi dalam cara mengajar guru meliputi :
penggunaan variasi suara (teacher voice), Pemusatan perhatian siswa (focusing),
kesenyapan atau kebisuan guru (teacher silence), mengadakan kontak pandang dan
gerak (eye contact and movement), gerakan badan mimik, dan pergantian posisi
guru dalam kelas dan gerak guru (teachers movement).
2.Variasi dalam
penggunaan media dan alat pengajaran. Media dan alat pengajaran bila ditunjau
dari indera yang digunakan dapat digolongkan ke dalam tiga bagian, yakni dapat
didengar, dilihat, dan diraba. Adapun variasi penggunaan alat antara lain
adalah sebagai berikut : variasi alat atau bahan yang dapat dilihat (visual
aids), variasi alat atau bahan yang dapat didengar (auditif aids), variasi alat
atau bahan yang dapat diraba (motorik), dan variasi alat atau bahan yang dapat
didengar, dilihat dan diraba (audio visual aids).
3. Variasi
pola interaksi dan kegiatan siswa. Pola interaksi guru dengan murid dalam
kegiatan belajar mengajar sangat beraneka ragam coraknya, mulai dari kegiatan
yang didominasi oleh guru sampai kegiatan sendiri yang dilakukan anak.
Penggunaan variasi pola interaksi dimaksudkan agar tidak menimbulkan kebosanan,
kejemuan, serta untuk menghidupkan suasana kelas demi keberhasilan siswa dalam
mencapai tujuan.
Adapun jenis pola interaksi (gaya interaksi) dapat
digambarkan sebagai berikut:
a. Pola guru-murid, yakni komunikasi sebagai aksi (satu
arah)
b. Pola guru-murid-guru, yakni ada balikan
(feedback) bagi guru, tidak ada interaksi antarsiswa (komunikasi sebagai
interaksi)
c. Pola guru-murid-murid, yakni ada balikan
bagi guru, siswa saling belajar satu sama lain.
d. Pola
guru-murid, murid-guru, murid-murid. Interaksi optimal antara guru dengan murid
dan antara murid dengan murid (komunikasi sebagai transaksi, multiarah)
e. Pola melingkar, dimana setiap siswa mendapat giliran
untuk mengemukakan sambutan atau jawaban, tidak diperkenankan berbicara dua
kali apabila setiap siswa belum mendapat giliran.
4. KETERAMPILAN MENJELASKAN
Keterampilan menjelaskan adalah penyajian informasi
secara lisan yang diorganisasikan secara sistematik untuk menunjukkan adanya
hubungan yang satu dengan yang lainnya. Penyampaian informasi yang terencana
dengan baik dan disajikan dengan urutan yang cocok merupakan ciri utama
kegiatan menjelaskan.
a. Tujuan Memberikan Penjelasan
1. Membimbing murid untuk mendapatkan dan memahami hukum,
dalil, fakta, definisi, dan prinsip secara objektif dan bernalar.
2. Melibatkan
murid untuk berfikir dengan memecahkan masalah-masalah atau pertanyaan.
3.Untuk mendapatkan balikan dari murid mengenai tingkat
pemahamannya dan untuk mengatasi kesalahpahaman mereka.
4.murid untuk menghayati
dan mendapat proses penalaran dan menggunakan bukti-bukti dalam pemecahan
masalah.
b. Komponen-komponen keterampilan menjelaskan
Secara garis besar komponen-komponen keterampilan
menjelaskan terbagi dua, yaitu :
(1)., mencakup
penganalisaan masalah secara keseluruhan, penentuan jenis hubungan yang ada
diantara unsur-unsur yang dikaitkan dengan penggunaan hukum, rumus, atau
generalisasi yang sesuai dengan hubungan yang telah ditentukan
(2).suatu
penjelasan, dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut : kejelasan,
penggunaan contoh dan ilustrasi, pemberian tekanan, dan penggunaan balikan.
5. KETERAMPILAN MEMBUKA DAN MENUTUP PELAJARAN
Membuka pelajaran (set induction) ialah usaha atau
kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar untuk
menciptakan prokondusi bagi siswa agar mental maupun perhatian terpusat pada
apa yang akan dipelajarinya sehingga usaha tersebut akan memberikan efek yang
positif terhadap kegiatan belajar. Sedangkan menutup pelajaran (closure) ialah
kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri pelajaran atau kegiatan
belajar mengajar. Usaha menutup pelajaran itu dimaksudkan untuk memberi
gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari oleh siswa, mengetahui
tingkat pencapaian siswa dan tingkat keberhasilan guru dalam proses
belajar-mengajar.
Komponen keterampilan membuka pelajaran meliputi: menarik
perhatian siswa, menimbulkan motivasi, memberi acuan melalui berbagai usaha,
dan membuat kaitan atau hubungan di antara materi-materi yang akan dipelajari
dengan pengalaman dan pengetahuan yang telah dikuasai siswa. Komponen
keterampilan menutup pelajaran meliputi: meninjau kembali penguasaan inti
pelajaran dengan merangkum inti pelajaran dan membuat ringkasan, dan
mengevaluasi.
6. KETEAMPILAM MEMBIMBING DISKUSI
KELOMPOK KECIL
Diskusi kelompok adalah suatu proses yang teratur yang
melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang informal dengan
berbagai pengalaman atau informasi, pengambilan kesimpulan, atau pemecahan
masalah. Diskusi kelompok merupakan strategi yang memungkinkan siswa menguasai
suatu konsep atau memecahkan suatu masalah melalui satu proses yang memberi
kesempatan untuk berpikir, berinteraksi sosial, serta berlatih bersikap
positif. Dengan demikian diskusi kelompok dapat meningkatkan kreativitas siswa,
serta membina kemampuan berkomunikasi termasuk di dalamnya keterampilan
berbahasa.
7. KETERAMPILAN MENGELOLA KELAS
Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk
menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya
bila terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar. Dengan kata lain
kegiatan-kegiatan untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal
bagi terjadinya proses belajar mengajar, misalnya penghentian tingkah laku
siswa yang menyelewengkan perhatian kelas, pemberian ganjaran bagi ketepatan
waktu penyelesaian tugas oleh siswa, atau penetapan norma kelompok yang
produktif.
Suatu kondisi belajar yang optimal dapat tercapai jika
guru mampu mengatur siswa dan sarana pengajaran serta mengendalikannya dalam
suasana yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pengajaran.
8. KETERAMPILAN MENGAJAR KELOMPOK KECIL
DAN PERORANGAN
Secara fisik bentuk pengajaran ini ialah berjumlah
terbatas, yaitu berkisar antara 3- 8 orang untuk kelompok kecil, dan seorang
untuk perseorangan. Pengajaran kelompok kecil dan perseorangan memungkinkan
guru memberikan perhatian terhadap setiap siswa serta terjadinya hubungan yang
lebih akrab antara guru dan siswa maupun antara siswa dengan siswa.
Komponen keterampilan yang digunakan
adalah: keterampilan mengadakan pendekatan secara pribadi,
keterampilan mengorganisasi, keterampilan membimbing dan memudahkan belajar dan
keterampilan merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar.
Diharapkan setelah menguasai delapan keterampilan
mengajar yang telah dijelaskan di atas dapat bermanfaat untuk mahasiswa calon
guru sehingga dapat membina dan mengembangkan keterampilan-keterampilan
tertentu mahasiswa calon guru dalam mengajar. Keterampilan mengajar yang
esensial secara terkontrol dapat dilatihkan, diperoleh balikan (feed back) yang
cepat dan tepat, penguasaan komponen keterampilan mengajar secara lebih baik,
dapat memusatkan perhatian secara khusus kepada komponen keterampilan yang
objektif dan dikembangkannya pola observasi yang sistematis dan objektif.
Komentar
Posting Komentar