BEDAH BUKU TEHNIK SUPERVISI PENDIDIKAN


BEDAH BUKU BAB VII HALAMAN
Nama Buku     :Pemikiran Tentang Supervise Pendidikan
Pengarang       :Prof.Dr.Made Sidarta
Penerbit           :Bumi Aksara
Tahun Terbit    :1992
Bab/halaman   : VII/169-20

Bila kita hubungkan dengan fungsi fungsi menejemen, maka mengorganisasi berarti mengatur, mengalokasi, dan mengkoordinasi sumber sumber pendidikan yang pada umumnya masih langka agar dapat dimanfaatkan sebaik - baiknya.
Mengapa guru perlu diorganisasi
Guru sebagai salah satu kelompok personalia dalam dunia pendidikan tidak bisa lepas dari masalah dan pendekatan. Bagaimanapun masalahnya dan pendekatan apapun yang dipakai,jelas menunjukan guru - guru itu memang perlu diorganisai. Lebih - lebih dinegara kita mengingat jumlah tenaga guru masih kurang, masih banyak guru darurat, dan proporsi guru belum sesuai dengan bidang studi yang ada. Mereka membutuhkan organisasi dari pihak supervisor agar mereka dapat berpartisipasi dengan sebaik - baiknya dalam pendidikan.
Cara mengorganisasi guru
Mengorganisasi guru dapat dilakukan dengan tujuh cara yaitu:
  1. Menempatkan guru sesuai dengan keahliannya
  2. Meningkatkan motivasi
  3. Meningkatkan partisipasi dan kreatifitas
  4. Melakukan persuasi
  5. Memberi teladan
  6. Memberikan sanksi jabatan
  7. Memperbaiki mekanisme kerja dan monitoring
  1. Menempatkan guru sesuai dengan keahliannya
Menempatkan guru sesuai dengan keahliannya untuk mengorganisasi guru secara mutlak harus dilakukan. Tidak banyak gunanya lembaga - lembaga pendidikan guru mencetak bermacam - macam guru bidang studi kalau mereka tidak diberi tugas sesuai dengan keahliannya. Bila hal ini terjadi, disamping akan menurunkan cara kerja dan hasil pekerjaan mereka, juga akan menimbulkan rasa tidak puas pada diri mereka.
  1. Meningkatkan motivasi guru
Setiap guru merupakan individu yang unik, artinya tidak ada dua atau lebih yang memiliki perilaku persis sama. Namun bagaimanapun bentuk - bentuk perilaku guru itu semuanya merupakan sesuatu yang termotivasi ( Sikula, 1976, h.77 ). Menurut pengertian ini semua jenis perilaku adalah dipengaruhi oleh motivasi, perilaku - perilaku itu terjadi atas jasa motivasi.
Dalam garis besarnya dikenal empat jenis teori motivasi, yaitu teori pradisposisi, teori hierarki, teori dua factor, dan teori harapan.
Teori pradisposisi mengatakan bila kita memberikn pekerjan kepada seseorang yang sesuai dengan tingakat perkembangannya, pekerjaan ini akan cenderung memuaskan mereka. Teori Hierarki mengatakan bahwa kebutuhan seseorang ditentukan oleh tingkat kebutuhan masing masing orang itu pada waktu itu. Teori dua faktor yang terdiri faktor pemuas dan faktor tidak pemuas. Teori harapan mengatakan motivasi seseorang ditentukan oleh seberapa besar harapan seseorang terhadap hadiah yang ia akan terima sesudah mengerjakan sesuatu.
  1. Meningkatkan partisipasi dan kreativitas guru
Setiap guru adalah merupakan pribadi yang berkembang. Bila perkembangan ini dilayani, sudah tentu dapat lebih terarah mempercepat laju pekembangan itu sendiri, yang akhirnya akan memberi kepuasan kepada guru - guru dalam bekerja disekolah. Sikap inovatif dapat menjadi sumber untuk berkreasi. Sebab sikap inovativ tidak hanya terbatas kepada mendukung hasil - hasil inovasi orang lain, melainkan juga merupakan kemauan untuk memperbaharui sesuatu.
Guru sebagai pribadi yang berkembang perlu dibina secara utuh. Well menyebut pembinaan guru ini dilakukan dengan caa model personal ( 1978, h.3 ). Pembinaan ini dilakukan dengan cara mengembangkan kata hati, membuat individu mampu bertindak secara riil dalam dunia nyata, memelihara kehidupan emosi, dan mengembangkan hubungan yang produktif dengan lingkungannya.
  1. Melakukan persuasi
Kondisi - kondisi yang harus terpenuhi bila melakukan persuasi
Pertama, perubahan yang diinginkan harus rasional
Kedua, para guru belum mempunyai komitmen yang tinggi. Kondisi ini merupakan dasar mengapa perlu diadakan organisasi guru di sekolah - sekolah.
Ketiga, tidak sadar akan kebutuhan menaikkan kualitas kerja dan hubungannya dengan cara memenuhi kebutuhan itu.
Keempat, mempunyai kemampuan untuk menerima dan melaksanakn pembinaan. Asal sifat dan isi pembinaan itu sesuai dengan tingkat kemampuan mereka.
Kelima, sekolah mempunyai kemampuan untuk meningkatkan kualitas guru - gurunya, tetapi hal itu tidak dilakukan dengan baik
Keenam, pesonalia sekolah berpartisipasi dalam pengambilan keputusan, partisipasi seperti ini untuk hal - hal yang tidak bersifat rahasia
Ketujuh, usaha meningkatkan kualitas kerja guru diantisipasi banyak menghadapi rintangan,
Kedelapan, waktu yang tidak terbatas.
  1. Keteladanan
Sikap suka meniru perilaku pemimpin pada masyarakat kita, khususnya dikalangan guru perlu dimanfaatkan oleh para supervisor dalam mengorganisasi mereka. Supervisor adalah pemimpin para guru dalam usaha meningkatkan efektifitas dan efisiensi proses belajar mengajar.
  1. Sanksi Jabatan
Mengorganisasi guru dengan memakai sanksi jabatan cukup efektif dilakukan dalam masa sekarang. Hal itu disebabkan oleh
    1. kondisi Negara kita yang belum mampu menyediakan lapangan kerja yang mencukupi sehingga banyak tenaga kerja yang masih menganggur dan antri menunggu lowongan kerja.
    2. Ada asumsi guru - guru takut kehilangan jabatannya sebagai guru.
  1. Mekanisme kerja dan monitoring
Untuk membuat mekanisme kerja dan monitoring yang baik dibutuhkan hal - hal sebagai berikut :
    1. Deskripsi tugas bagi para guru yang jelas
    2. Deskrisi perlu dibuat secara terperinci
    3. Model kepemimpinan kontingensi agar fleksibel cocok diterapkan pada situasi situasi yang berbeda.
    4. Laporan - laporan kerja yang kontinu dari bawah ke atas
    5. Catatan - catatan hasil observasi yang kontinu dari atasan terhadap bawahan dari hasil - hasil penilaian dalam bentuk yang lain.
    6. Komunikasi yang kontinu secara timbal balik baik vertical maupun horizontal
    7. Revisi - revisi program dan perencanaan yang bergulir dari waktu ke waktu.



Faktor - faktor pendukung organisasi guru
Faktor - faktor pendukung yang dimaksud adalah :
  1. Iklim sekolah
  2. Proses kenaikan pangkat
  3. Kesejahteraan
  4. Keempatan belajar lebih lanjut
Dan perlu ditambahan jugga bahwa menurut  Saawono dalam bukunya harapan guru halaman 28-35Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Oleh karena itu, untuk mewujudkan pembelajaran yang efektif diperlukan berbagai keterampilan yaitu keterampilan mengajar dalam hal ini membelajarkan. Keterampilan mengajar atau membelajarkan merupakan kompetensi pedagogik yang cukup kompleks karena merupakan integrasi dari berbagai kompetensi guru secara utuh dan menyeluruh.
Persepsi (Perception) yang berarti pengelihatan, keyakinan dapat dilihat atau dimengerti. Persepsi terjadi karena adanya stimulus atau rangsangan dari lingkungan sekitar, sehingga individu dapat memberikan makna atau menafsirkan sesuatu hal. Slameto (2010:102) menjelaskan bahwa “Persepsi merupakan proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi kedalam otak manusia. Melalui persepsi, manusia terus menerus mengadakan hubungan dengan lingkungannya, hubungan ini dilakukan dengan indera yaitu, pendengaran, peraba dan penciuman”. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa persepsi adalah suatu proses pemberian makna yang dilakukan secara sadar berupa tanggapan atau pendapat individu terhadap suatu objek atau peristiwa yang diterima melalui alat indera.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, keterampilan merupakan “kecakapan untuk menyelesaikan tugas”,  sedangkan mengajar adalah “melatih”. DeQueliy dan Gazali (Slameto, 2010:30) mendefinisikan mengajar adalah menanamkan pengetahuan pada seseorang dengan cara paling singkat dan tepat. Definisi yang modern di Negara-negara yang sudah maju bahwa “teaching is the guidance of learning”. Mengajar adalah bimbingan kepada siswa dalam proses belajar.
Menurut :
Alvin W.Howardberpendapat bahwa mengajar adalah suatu aktivitas untuk mencoba menolong, membimbing seseorang untuk mendapatkan, mengubah atau mengembangkan skill, attitude, ideals (cita-cita), appreciations (penghargaan) dan knowledge.
Berdasarkan pengertian tersebut maka yang dimaksud dengan keterampilan mengajar guru adalah seperangkat kemampuan/kecakapan guru dalam melatih/membimbing aktivitas dan pengalaman seseorang serta membantunya berkembang dan menyesuaikan diri kepada lingkungan. Jadi, persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru adalah penilaian berupa tanggapan/pendapat  siswa terhadap kemampuan/kecakapan guru dalam proses kegiatan belajar mengajar.
Macam-macam Keterampilan Mengajar Guru
Turney mengemukakan ada 8 (delapan) keterampilan mengajar/membelajarkan yang sangat berperan dan menentukan kualitas pembelajaran, diantaranya:

1.  KETERAMPILAN BERTANYA
Ada yang mengatakan bahwa “berpikir itu sendiri adalah bertanya”. Bertanya merupakan ucapan verbal yang meminta respon dari seseorang yang dikenal. Respon yang di berikan dapat berupa pengetahuan sampai dengan hal-hal yang merupakan hasil pertimbangan. Jadi bertanya merupakan stimulus efektif yang mendorong kemampuan berpikir.
Dalam proses belajar mengajar, bertanya memainkan peranan penting sebab pertanyaan yang tersusun dengan baik dan teknik pelontaran yang tepat akan memberikan dampak positif terhadap siswa,
a. Dasar-dasar pertanyaan yang baik
•Jelas dan mudah dimengerti oleh siswa
•Berikan informasi yang cukup untuk menjawab pertanyaan
•Difokuskan pada suatu masalah atau tugas tertentu
•Berikan waktu yang cukup kepada anak untuk berfikir sebelum menjawab pertanyaan
•Bagikanlah semua pertanyaan kepada seluruh murid secara merata
•Berikan respon yang ramah dan menyenangkan sehingga timbul keberanian siswa untuk menjawab atau bertanya
•Tuntunlah jawaban siswa sehingga mereka dapat menemukan sendiri jawaban yang benar.

b. Jenis-jenis pertanyaan yang baik
•Jenis pertanyaan menurut maksudnya
1)    Pertanyaan permintaan (compliance question),
2)   Pertanyaan retoris (rhetorical question)
3)    Pertanyaan mengarahkan atau menuntun (prompting question,) dan
4)   Pertanyaan menggali (probing question).
•Jenis pertanyaan menurut Taksonomi Bloom
1)    Pertanyaan pengetahuan (recall question atau knowlagde question),
2)   Pertanyaan pemahaman (conprehention question),
3)    Pertanyaan penerapan (application question),
4)   Pertanyaan sintetis (synthesis question), dan
5)    Pertanyaan evaluasi (evaluation question).

c. Hal-hal yang perlu diperhatikan
·        Kehangatan dan Keantusiasan. Untuk meningkatkan partisipasi siswa dalam proses belajar mengajar, guru perlu menunjukkan sikap baik pada waktu mengajukan pertanyaan maupun ketika menerima jawaban siswa. Sikap dan cara guru termasuk suara, ekspresi wajah, gerakan, dan posisi badan menampakkan ada-tidaknya kehangatan dan keantusiasannya
·        Kebiasaan yang perlu dihindari. Untuk meningkatkan partisipasi siswa dalam proses belajar mengajar, guru perlu menunjukkan sikap yang baik pada waktu mengajukan pertanyaan maupun ketika menerima jawaban siswa.


Keterampilan bertanya di bedakan atas :
1. Keterampilan bertanya dasar.
 Keterampilan bertanya dasar mempunyai beberapa komponen dasar yang perlu diterapkan dalam mengajukan segala jenis pertanyaan. Komponen-komponen yang di maksud adalah: Pengungkapan pertanyaan secara jelas dan singkat, pemberian acuan, pemusatan, pemindah giliran, penyebaran, pemberian waktu berpikir dan pemberian tuntunan.
2. Keterampilan bertanya lanjut
 Keterampilan bertanya lanjut merupakan lanjutan dari keterampilan bertanya dasar yang lebih mengutamakan usaha mengembangkan kemampuan berpikir siswa, memperbesar partisipasi dan mendorong siswa agar dapat berinisiatif sendiri. Keterampilan bertanya lanjut di bentuk di atas landasan penguasaan komponen-komponen bertanya dasar. Karena itu, semua komponen bertanya dasar masih dipakai dalam penerapan keterampilan bertanya lanjut. Adapun komponen-komponen bertanya lanjut itu adalah : Pengubahan susunan tingkat kognitif dalam menjawab pertanyaan, Pengaturan urutan pertanyaan, Penggunaan pertanyaan pelacak dan peningkatan terjadinya interaksi.

2. KETERAMPILAN MEMPEBERIKAN PENGUATAN
Penguatan (reinforcement) adalah segala bentuk respons, apakah bersifat verbal ataupun non verbal, yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa, yang bertujuan memberikan informasi atau umpan balik (feed back) bagi si penerima atas perbuatannya sebagai suatu dorongan atau koreksi. Penguatan juga merupakan respon terhadap suatu tingkah laku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut.

a). Tujuan Pemberian Penguatan
Penguatan mempunyai pengaruh yang berupa sikap positif terhadap proses belajar siswa dan bertujuan sebagai berikut: (a).  Meningkatkan perhatian siswa terhadap pelajaran. (b)  Merangsang dan meningkatkan motivasi belajar. (c).  Meningkatkan kegiatan belajar dan membina tingkah laku siswa yang produktif.

b). Jenis-jenis Penguatan
    1. Penguatan verbal, Penguatan verbal biasanya diungkapkan dengan
menggunakan kata-kata pujian, penghargaan, persetujuan dan sebagainya.
          2. Penguatan non-verbal, Penguatan non-verbal terdiri dari penguatan gerak isyarat, penguatan pendekatan, penguatan dengan sentuhan (contact), penguatan dengan kegiatan yang menyenangkan, penguatan berupa simbol atau benda dan penguatan tak penuh (partial).

c). Prinsip Penggunaan Penguatan
Penggunaan penguatan secara efektif harus memperhatikan tiga hal, yaitu kehangatan dan keantusiasan, kebermaknaan, dan menghindari penggunaan respons yang negatif.

3. KETERAMPILAN MENGADAKAN VARIASI
Variasi stimulus adalah suatu kegiatan guru dalam konteks proses interaksi belajar mengajar yang ditujukan untuk mengatasi kebosanan siswa sehingga, dalam situasi belajar mengajar, siswa senantiasa menunjukkan ketekunan, antusiasme, serta penuh partisipasi.
a. Tujuan dan Manfaat
            1.Untuk menimbulkan dan meningkatkan perhatian siswa kepada aspek-aspek belajar mengajar yang relevan.
            2. Untuk memberikan kesempatan bagi berkembangnya bakat ingin mengetahui dan menyelidiki pada siswa tentang hal-hal yang baru.
3.Untuk memupuk tingkah laku yang positif terhadap guru dan sekolah dengan berbagai cara mengajar yang lebih hidup dan lingkungan belajar yang lebih baik.
.           Guna member kesempatan kepada siswa untuk memperoleh cara menerima pelajaran yang disenanginya.
b. Prinsip Penggunaan
1. Variasi hendaknya digunakan dengan suatu maksud tertentu yang relevan dengan tujuan yang hendak dicapai.
2.Variasi harus digunakan secara lancer dan berkesinambungan sehingga tidak akan merusak perhatian siswa dan tidak mengganggu pelajaran.
3.Direncanakan secara baik, dan secara eksplisit dicantumkan dalam rencana pelajaran atau satuan pelajaran.
c. Komponen-komponen Keterampilan Mengadakan Variasi
Variasi dalam kegiatan belajar mengajar dimaksudkan sebagai proses perubahan dalam pengajaran, yang dapat di kelompokkan ke dalam tiga kelompok atau komponen, yaitu :

1. Variasi dalam cara mengajar guru, Variasi dalam cara mengajar guru meliputi : penggunaan variasi suara (teacher voice), Pemusatan perhatian siswa (focusing), kesenyapan atau kebisuan guru (teacher silence), mengadakan kontak pandang dan gerak (eye contact and movement), gerakan badan mimik, dan pergantian posisi guru dalam kelas dan gerak guru (teachers movement).
2.Variasi dalam penggunaan media dan alat pengajaran. Media dan alat pengajaran bila ditunjau dari indera yang digunakan dapat digolongkan ke dalam tiga bagian, yakni dapat didengar, dilihat, dan diraba. Adapun variasi penggunaan alat antara lain adalah sebagai berikut : variasi alat atau bahan yang dapat dilihat (visual aids), variasi alat atau bahan yang dapat didengar (auditif aids), variasi alat atau bahan yang dapat diraba (motorik), dan variasi alat atau bahan yang dapat didengar, dilihat dan diraba (audio visual aids).
3. Variasi pola interaksi dan kegiatan siswa. Pola interaksi guru dengan murid dalam kegiatan belajar mengajar sangat beraneka ragam coraknya, mulai dari kegiatan yang didominasi oleh guru sampai kegiatan sendiri yang dilakukan anak. Penggunaan variasi pola interaksi dimaksudkan agar tidak menimbulkan kebosanan, kejemuan, serta untuk menghidupkan suasana kelas demi keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan.
Adapun jenis pola interaksi (gaya interaksi) dapat digambarkan sebagai berikut:
a. Pola guru-murid, yakni komunikasi sebagai aksi (satu arah)
             b. Pola guru-murid-guru, yakni ada balikan (feedback) bagi guru, tidak ada interaksi antarsiswa (komunikasi sebagai interaksi)
           c. Pola guru-murid-murid, yakni ada balikan bagi guru, siswa saling belajar satu sama lain.
          d. Pola guru-murid, murid-guru, murid-murid. Interaksi optimal antara guru dengan murid dan antara murid dengan murid (komunikasi sebagai transaksi, multiarah)
e. Pola melingkar, dimana setiap siswa mendapat giliran untuk mengemukakan sambutan atau jawaban, tidak diperkenankan berbicara dua kali apabila setiap siswa belum mendapat giliran.

4. KETERAMPILAN MENJELASKAN
Keterampilan menjelaskan adalah penyajian informasi secara lisan yang diorganisasikan secara sistematik untuk menunjukkan adanya hubungan yang satu dengan yang lainnya. Penyampaian informasi yang terencana dengan baik dan disajikan dengan urutan yang cocok merupakan ciri utama kegiatan menjelaskan.
a. Tujuan Memberikan Penjelasan
1. Membimbing murid untuk mendapatkan dan memahami hukum, dalil, fakta, definisi, dan prinsip secara objektif dan bernalar.
     2. Melibatkan murid untuk berfikir dengan memecahkan masalah-masalah atau pertanyaan.
3.Untuk mendapatkan balikan dari murid mengenai tingkat pemahamannya dan untuk mengatasi kesalahpahaman mereka.
     4.murid untuk menghayati dan mendapat proses penalaran dan menggunakan bukti-bukti dalam pemecahan masalah.

b. Komponen-komponen keterampilan menjelaskan
Secara garis besar komponen-komponen keterampilan menjelaskan terbagi dua, yaitu :
 (1)., mencakup penganalisaan masalah secara keseluruhan, penentuan jenis hubungan yang ada diantara unsur-unsur yang dikaitkan dengan penggunaan hukum, rumus, atau generalisasi yang sesuai dengan hubungan yang telah ditentukan
 (2).suatu penjelasan, dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut : kejelasan, penggunaan contoh dan ilustrasi, pemberian tekanan, dan penggunaan balikan.

5. KETERAMPILAN MEMBUKA DAN MENUTUP PELAJARAN
Membuka pelajaran (set induction) ialah usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar untuk menciptakan prokondusi bagi siswa agar mental maupun perhatian terpusat pada apa yang akan dipelajarinya sehingga usaha tersebut akan memberikan efek yang positif terhadap kegiatan belajar. Sedangkan menutup pelajaran (closure) ialah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri pelajaran atau kegiatan belajar mengajar. Usaha menutup pelajaran itu dimaksudkan untuk memberi gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari oleh siswa, mengetahui tingkat pencapaian siswa dan tingkat keberhasilan guru dalam proses belajar-mengajar.
Komponen keterampilan membuka pelajaran meliputi: menarik perhatian siswa, menimbulkan motivasi, memberi acuan melalui berbagai usaha, dan membuat kaitan atau hubungan di antara materi-materi yang akan dipelajari dengan pengalaman dan pengetahuan yang telah dikuasai siswa. Komponen keterampilan menutup pelajaran meliputi: meninjau kembali penguasaan inti pelajaran dengan merangkum inti pelajaran dan membuat ringkasan, dan mengevaluasi.

6. KETEAMPILAM MEMBIMBING DISKUSI KELOMPOK KECIL
Diskusi kelompok adalah suatu proses yang teratur yang melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang informal dengan berbagai pengalaman atau informasi, pengambilan kesimpulan, atau pemecahan masalah. Diskusi kelompok merupakan strategi yang memungkinkan siswa menguasai suatu konsep atau memecahkan suatu masalah melalui satu proses yang memberi kesempatan untuk berpikir, berinteraksi sosial, serta berlatih bersikap positif. Dengan demikian diskusi kelompok dapat meningkatkan kreativitas siswa, serta membina kemampuan berkomunikasi termasuk di dalamnya keterampilan berbahasa.
7. KETERAMPILAN MENGELOLA KELAS
Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar. Dengan kata lain kegiatan-kegiatan untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar mengajar, misalnya penghentian tingkah laku siswa yang menyelewengkan perhatian kelas, pemberian ganjaran bagi ketepatan waktu penyelesaian tugas oleh siswa, atau penetapan norma kelompok yang produktif.
Suatu kondisi belajar yang optimal dapat tercapai jika guru mampu mengatur siswa dan sarana pengajaran serta mengendalikannya dalam suasana yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pengajaran.

8. KETERAMPILAN MENGAJAR KELOMPOK KECIL DAN PERORANGAN
Secara fisik bentuk pengajaran ini ialah berjumlah terbatas, yaitu berkisar antara 3- 8 orang untuk kelompok kecil, dan seorang untuk perseorangan. Pengajaran kelompok kecil dan perseorangan memungkinkan guru memberikan perhatian terhadap setiap siswa serta terjadinya hubungan yang lebih akrab antara guru dan siswa maupun antara siswa dengan siswa.
Komponen keterampilan yang digunakan adalah: keterampilan mengadakan pendekatan secara pribadi, keterampilan mengorganisasi, keterampilan membimbing dan memudahkan belajar dan keterampilan merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar.
Diharapkan setelah menguasai delapan keterampilan mengajar yang telah dijelaskan di atas dapat bermanfaat untuk mahasiswa calon guru sehingga dapat membina dan mengembangkan keterampilan-keterampilan tertentu mahasiswa calon guru dalam mengajar. Keterampilan mengajar yang esensial secara terkontrol dapat dilatihkan, diperoleh balikan (feed back) yang cepat dan tepat, penguasaan komponen keterampilan mengajar secara lebih baik, dapat memusatkan perhatian secara khusus kepada komponen keterampilan yang objektif dan dikembangkannya pola observasi yang sistematis dan objektif.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Surat Babtis (Tardidi) di Gereja HKBP

SEJARAH PEMIKIR EKONOMI KAUM NEOKLASIK