Kebijakan Ekonomi Di Negara-Negara Yang Sedang Berkembang


KEBIJAKAN EKONOMI PADA NEGARA-NEGARA YANG SEDANG BERKEMBANG

               
Sejauh ini kita sudah menganalisa instrumen kebijakan perdagangan dan sasaran hasil nya, tanpa memperhatikan keadaan-keadaan dan melakukan ini
kebijakan. Masing-masing negera mempunyai latar belakang sejarah yang berbeda, tetapi dalam mendiskusikan ekonomi  kebijakan satu perbedaan jelas nyata antar negara-negara adalah di dalam membahas kebijakan ekonominya. Suatu hal menyangkut spektrum sedang
dikembangkan atau mengedepankan negara-negaranya sendiri, suatu badan yang anggotanya meliputi Eropah Barat, beberapa negara-negara yang sebagian besar yang dikembangkan oleh Eropa ( mencakup Amerika Serikat), dan Jepang, Negara-negara mengalami permasalahan ekonomi yang sedang dihadapi yaitu pendapatan perkapita. Dibandingkan dengan Negara-negara lainnya merupakan perekonomian yang sangat berhasil.
Pendapatan mencakup dari antara mengembangkan negara adalah dirinya sendiri secara lebih luas. Sebagian dari negara-negara ini, seperti Singapura, kenyataan sudah hampir yang lulus untuk mengedepan status negeri, kedua-duanya dalam kaitan dengan statistik dan cara memikirkan diri mereka sendiri. Orang lain, seperti Banglades, yang dengan putus-asa. Meskipun begitu, karena hampir semua negara berkembang berusaha untuk menutup pendapatan dengan lebih mengedepan negara-negara menjadi suatu kebijakan ekonomi terpusat.

Kebijakan Perdagangan Dalam Mengembangkan Industry Manufaktur
Barangkali dalam perbedaan yang paling mencolok antara kebijakan kebhijakan di Negara-negara maju dan Negara-negara  miskin adalah bahwa di Negara-negara berkembang secara berkembang secara konsisten lebih ditujukan untuk mendorong industry  manufaktur menjadi sector utama dalam perekonomiannya. Penitik beratan ini, sampai titik tertentu, merupakan cerminan dari lambing pentingnya sector manufaktur sebagai indicator pembangunan  nasional. Sebagian besar ekspor Negara-negara maju pada umumnya adalah barang-barang manufaktur, sedankan Negara-negara miskin lazimnya pengekspor  komoditi primer seperti hasil-hasil pertanian dan mineral. Karena itu, Negara-negara yang mencfoba untuk menunjukkan kekuatan dan kebebsan mereka kelak ingin memiliki industry-industri domestic yang menonjol seperti baja petrokimia. Namun, dibalik simbolisme pengembangan bakat ini pemerintah dibanyak Negara telah dipengaruhi dengan kuat oleh hujah-hujah teoritis bagi kebijakan perdaagangan untuk memajukan manufaktur.
Mengapa sector manufaktur disokong: hujah industry yang masih rapuh
Menurut hujah industry yang masih rapuh, Negara yang sedang berkembng mepunyai keunggulan komparatif potensial di sector manufaktur, teapai industry-industri yang b aru di Negara Negara berkembang pada awalnya tidak dapat bersaing dengan manufaktur yang mapan di Negara- Negara maju. Untuk memungkinkan manufaktur memiliki tumpuan yang kuat, pemerintah untuk sementar waktu harus menyokong industry-industri baru ini, sampai mereka tealah tumbuh kuat dalam menghadapai persaingan. Karena itu wajar saja, menurut hujah ini, untuk menggunakan tariff atau quota impor sebagai perangkat sementara untuk memulai industrialisasi. Adalah fakta sejarah bahwa ketiga perekonomian pasar terbesar semuanya memulai industrialisasi dengan menerapakn hambatan-hambatan perdagangan: AS dan jerman memiliki tingkat tariff yang tinggi atas manufaktur dalam abad ke-19, sementara jepang melakukan pengendalian impor yang luas hingga 1970-an. Permasalahan-permasalahan sehubungan dengan hujah industry yang masih rapuh. Hujah industry yang masih rapuh tampaknya sangat masuk akal, dan kenyataan ini telah meyakinkan banyak pemerintah. Namun para ekonom yang telah mengajukan banyak kelemhan atas hujah ini, yang menyarankan bahwa ia hendaknya digunkan dengan hati-hati.
Pertama, bukan satu gagasan yang selalu untuk memcoba untuk beralih kini ke industri-industri yang  akan memiliki keunggulan komparatif dimasa  datang. Andaiakan suatu Negara yang kini memiliki kemelimpahan tenaga kerja sedang dalam prosespemupukan modal :  jika Negara tersebut mengakumulasikan modal cukup banyak ia akan memiliki keunggulan komparatif dalam industry-industri padat modal. Itu tidak berarti bahwa Negara tersebut harus mengupayakan untuk mengembangkan industry-industri ini segera mungkin. Kedua, melindungi manufaktur bukan suatu yang baik kecuali jika proteksi itu sendiri membantu membuat inbdustri mampu bersaing fakistan dan indi telah memproteksi sector-sektor manufaktur mereka selama puluhan tahun dan belakangan ini telah memulai mengembangkan ekspor barang-barang manufaktur secara berarti. Namun, barang-barang yang kini mereka ekspor adalah manufaktur ringan seperti tekstil, bukan manufaktur berat yang selama ini mereka proteksi; suatu kasus dapat diketenghkan dari sini bahwa mereka telah mengembangkan ekspor manufaktur meskipun mereka tidak pernah memproteksi manufaktur. Beberapa pakar ekonom telah memperingatkan kasus “ industry baru tumbuh yang semu”( pseudo infant industry), dimana industry pada mulanya diproteksi, lalu menjadi mampu bersaing karna alas an-alasan yang tidak ada kaitannya dengan proteksi. Dalam kasus ini proteksi industry yang telah masih rapuh akhirnya tampak berhasil tetapi mungkin sebenarnya telah menimbulkan kerugian neto bagi perekonomian.


Pembenaran Kegagalan Pasar Bagi Proteksi Industry Yang Masih Rapuh.
Artinya, hujah bagi pemberian proteksi  dalam pertumbuhan awalnya harus dikaitkan dengan keadaan-keadaan kusus dari kegagalan pasar yang merintangi swasta mengembangkan industry yang bersangkutan sesegera yang dapat mereka lakukan. Penyokong-penyokong gigih hujah industry yang masih rapuh mengajukan dua kegagalan pasar sebagai alas an mengapa proteksi industry yang masih rapuh mungkin merup[akan suatu pemikiran yanbg tepat: pasar modal yang tidak sempurna( imperfect capital markets) dan persoalan kelainkan ( apporpability).
Pembenaran pasar modal yang tidak sempurna bagi proteksi industry yang masih rapuh adalah sebagai berikut: jika suatu Negara sedang berkembang tidak seperangkat lembaga keuangan ( seperti pasar modal dan bank yang yang efisien) yang memungkinkan tabungan dari sector-sektor tradisional ( seperti pertanian) digunakan untuk membiayai investasi di sector-sektor maju( seperti manufaktur), maka pertumbuhan industry-iundustri baru akan terbatas oleh kemampuan perusahaan-perusahaaan di industry ini untuk memperoleh keuntungan sekarang.
Mengapa Manufaktur Disokong; Industrialisasi  Subtitusi Impor
Alasan-alasan mengapa subtitusi  importin imbang pertumbuhan ekspor biasanya dipilih sebagai suatu strategi  industrialisasi merupakan perpaduan antara ekonomi dan politik. Pertama,  hingga 1970-an banyak Negara berkembang ragu akan kemnungkinan mengekspor barang-barang manufaktur (meskipun keraguan ini jug berlaku juga untuk persoalan hujah industry  tumbuh bagi proteksi manufaktur).  Mereka  percaya bahwa industrialisasi harus lebih didasarkan pada suatu substitusi industry domestic bagi impor daripada pertumbuhan ekspor manufaktur. Kedua,  dalam banyak kasus kebijakan yang ada. Kita telah kita telah mencatat kasus-kasus Negara-negara Amerika Latin yang terdorong untuk mengembangkan substitusi impor selama 1930-an karena depresi paruh 1940-an karna masa perang yang mengacaukan perdagangan. Di Negara-negara ini substitusi impor secara langsung menguntungkan kelompok-kelompok kepentingan yang kuat dan mapan, sementara promosi ekspor tidak banyak peyokongnya. Tahun 1950-an dan 1960-an ditandai oleh pasang naik industrialisasi substitusi impor. Negara-negara berkembang biasanya memulai dengan memproteksi industry barang jadi ( final stage of industry), seperti pembuatan makanan dan perakitn mobil. Di negra-negara yang berkembang lebih besar, produk-produk domestic hamper sepenuhnya menggeser barang-bartang komsumsi yang di impor( meskipun manufaktur kerap dilaksanakan oleh perusahaan-perusahaan multinasional).jika kemungkinan-kemungkinan pengalihan impor barang-bartang komsumsi yang telah jenuh, Negara ini beralih kepada perlindungan barang-barang antara, seperti rangka Mobil, baja, dan petrokimia.
Dengan subsitusi impor yang tak mampu mewujudkan keuntungan yang menjanjikan, perhatian beralih kepada biaya-biaya yang ditimbulkan oleh kebijakan-kebijakan diterapkan untuk memajukan industry. Atas persoalan ini, makin banyak bukti menunjukkan bahwa kebijakan-kebijakan yang diproteksi  di banyak Negara berkembang telah amat memiuh insentif.salah satu persoalannya adalahbanyak nagara berkembang telah menerapkan met ode-metode amat rumit yang berlebihan untuk memajukan industri – industry mereka yang baru tumbuh. Artinya, mereka tidak menggunakan tarif, melainkan menerapkan kuota impor, pngendalian nilai tukar, dan peraturan kandunguan domestic dengan begitu rumitnya dan terkadang saling tump[ang tindih. Pihak-pihak yang mengkritik industrialisasi substitusi impor juga berhujah bahwa strategi semacam ini telah memperburuk permasalahan, sperti ketimpangan pendapatan dan pengangguran ( persoalan-persoalan yang dibahas selanjutnya pada bab ini dengan judul perekonomian dualistic).
Meskipun banyak kritik oleh para ekonom atas industrialisasi substitusi impor, sedikit sekali negara2 yang menempuh kebijakan-kebijakan substitusi impor yang telah merubuhkan hambatan-hambatan perdagangan mereka. Alas an atas penolakan untuk mengubah kebijakan ini, untuk sebagiannya, semata-mata hanya bahwa  mereka tetap menyakini substitusi impor sebagai suatu strategi pembangunan. Factor lain yang sama pentingnya pula adalah bahwa pada batas ini banyak modal telah diinvestasikan di industry-industri yang tidak dapat bertahan tanpa proteksi, dan banyak pekerja di industry-industry yang diproteksikan akan menderita jika proteksi tersebit di cabut.  Dengan demikian pada keadaanbegitu terdapat kepentingan yang kuat ( vested interest) bagi kelangsungan kebijakan-kebijakan substitusi impor.
PERATURAN MODAL ASING DAN FIRMA MULTINASIONAL DALAM PERKEMBANGANNYA
Doktrin memusatkan akibat perdagangan asing dalam perkembangannya . Banyak negara-negara yang sedikit berkembang sudah dipusatkan tentang akibat investasi asing, khususnya ketika datang sebagai investasi langsung oleh Firma multinasional. Apakah peraturan penting oleh multinasional asing melukai ekonomi negara-negara yang sedikit berkembang?
            Pada satu level lawan multinasional asing didasarkan pada . Dulu, beberapa negara bangkrut sehingga firma asing mendominasi ekonomi mereka dan memiliki terlalu banyak politik mereka.  Karikatur “Republic Banana” dimiliki oleh Negara Kesatuan Buah kadang-kadang memiliki basis dalam kesehariannya. Sama halnya di negara besar seperti Mexico, negara-negara asing mendominasi ekonomi dan memiliki gejala politik yang kuat di awal tahun  keduapuluh; Bagian reaksi nasionalis pada asing ini kontrol sehingga revolusi Mexico pada 1910-1920. Sebagai untuk investasi internasional umumnya, kepemilikan asing selama periode antara perang dan tidak pernah kepentingan yang relatif itu dilakukakn pada tahun sebelum perang dunia I.walaupun beberapa pembicaraan menakutkan,bangsa tidak pernah di pada periode masa perang.sinar operasi multi nasional selama tahun 1950-an dan 1960-an dilakukan,bagaimanapun mengangkat beberapa pemusatan ekonomi yang sah.
Pemusatan sebelumnya melewati multinasional memfokuskan pada teknologi: jenis multi nasional itu menggunakan (isu teknologi ) dan cara yang di buat pada bangsa lain (isu transfer teknologi ).
teknologi  . yang mana mengangkat isu teknologi firma multi nasional itu bawa bersama mereka yang di pasangkan ke modal , tenaga kerja-ekonomi yang di dasarkan tetapi tidak untuk ekonomi yang miskin yang mereka datangkan.slogan”kecil itu indah”,di oleh ahli teori E.F.Schumacher,sudah di kenalkan sehingga negara-negara yang sedikit ber butuh yang kecil,tenaga kerja-metode intensif lebih bai dari pada yang luas,modal-metode intensif yang operasi multi nasional
            pertahanan multi nasional membalas sehingga multi nasional tidak lebih menggunakan teknologi yang tidak dari pada firma yang milik domestik dan ketika melakukan nya itu karena mereka diberi .ketika multinasional memproduksi dalam ekonomi dualistik,sebagai contoh,mereka berhadapan dengan yang relatif tinggi dengan pemerintah sehingga mereka untuk mengimpor permesinan yang mahal.ini diberi multinasional modal-teknik intensif yang sama dengan yang lain yang mereka gunakan di rumah pemberian insetif yang berbeda,mereka akan.
            ada beberapa efiden untuk mendukung gambaran ini.Mexico,yang sampai tahun 1980-an sebuah industrialisasi substitusi impor dan yang memiliki masalah karakteristik dualisme:
            modal-sektor intensif sehingga menawarkan beberapa pekerjaan untuk populasi pertumbuhan urban yang tidak .sejak 1966,firma AS sudah di ijinkan untuk tanaman di Mexico utara yang diekspor ke AS dan menerima dari negara AS dan Mexico pada perdagangan : perlengkapan dapat di impor dari AS tanpa traif ataupun impor,dan AS sudah menyetujui hanya untuk mengisi tarif yang nilainya di tambah,tidak untuk total nilai barang-barang yang di ekpor dari Mexico karena yang kuat upah di ekspor ini-tanaman yang di oreintasi—dikenal sebagai maquiladoras—lebih lambat dari pada upah impor tyang lebih lama-industri substitusi.juga tidak gaji khusus yang ditawarkan untuk tanaman-tanaman baru ini yang mengimpor barang-barang modal yang mahal.hasilnya dramatis: maquiladoras dari Mexico utara itu hanya kira-kira satu sampai sepuluh sebagai modal intensif seperti sektor tradisional yang.walaupun memiliki investasi tersepan,sekarang karyawan-karyawan nya 25% dari pekerja industri Mexico.pengalaman Mexico ketika multinasional diberi gaji untuk menggunakan teknologi meeka sama halnya seperti firma domestik.yang gunakan.     
Transfer Teknologi. Isu transfer teknologi adalah berkaitan dengan dalam kemampuan menerima isu industri. Panggilan yang industri ditujukan untuk lapangan ekstra dalam bentuk pengalaman dan pengetahuan yang ke sektor-sektor lain Ekonomi. Kritik multinasional bahwa ketika sebuah industri terdiri dari firma asing teknologi di dimanapun juga dan tidak ditransfer untuk ekonomi domestik. Kritik ini lebih ditujukan untuk melihat firma yang dimiliki domestik bahwa teknologi lisense juga dari luar negeri atau nya oleh mereka sendiri. mereka percaya bahwa walaupun firma ini dapat memiliki harga yang lebih tinggi daripada multinasional, yang tidak langsung akan lebih besar.
            Ketika tidak ada yang keras tentang bagaimana transfer teknologi oleh multinasional sebanding dengan yang dilakukan oleh firma domestik, itu dapat dibentuk untuk menanyakan apakah NICs, yang terlihat sukses pada teknologi yang di , sudah di pada multinasional. Jawabannya adalah bahwa mereka sangat . Pada satu sisi, Korea dan Hongkong sudah me dengan pada pengusaha lokal untuk inustri mereka. Pada sisi lain, Taiwan dan Singapura pada multinasional – begitu banyak kasus Singapura sehingga beberapa peneliti yang menggolongkannya sebagai “Tenaga kerja Kontrak” ekonomi yang nya sendiri keluar ke firma asing. Keempat ekonomi sudah melakukan besar-besaran pada standard kehidupan mereka.
PENGANGKATAN HARGA EKSPORT NEGARA-NEGARA YANG: KOMODITI KARTEL EKSPORT
Walaupun mereka pada industrialisasi, kebanyakan negara-negara yang mementingkan kegiatan eksport produk pertanian dan mineral—sering disebut “komoditi”—dan kegiatan inport. Jadi, pertukaran perdagangan negara-negara yang sebagai kelompok yang dihubungkan ke harga-harha komoditi yang relatif untuk barang-barang yang di . Pemerintahan bangsa yang miskin selalu memiliki ketertarikan dalam cara mengangkat harga komoditi. Perputaran yang paling menjanjikan untuk meningkatkan harga-harga komoditi sering terlihat menjadi formasi katel eksport komoditi , yang mana kelompok negara yang mengeksport komoditi yang sama setuju untuk penawaran dan mengontrol harga.
            Kita melihat di Bab 10 bahwa sebuah negara adalah pengeksport besar barang-barang dapat mengangkat kejayaannya pada negara-negara lain dengan penafsiran pajak eksport. Adapun beberapa bangsa yang mengeksport, masing-masing negara individu akan di dari penafsiran pajak eksport yang besar, karena beberapa kekuatan harga yang lebih tinggi sehingga hasilnya akan me ke pengeksport yang lain daripada negara yang mengenakan pajak. Dasar ide kartel eksport adalah bahwa pengeksport yang melakukannya bersama-sama membawa perhitungan kekuatan yang masing-masing dari pajak eksport dan mereka akan disukseskan dalam pengangkatan harga (dan kejayaan mereka) Lebih daripada melakukannya sendiri.
            Untuk contoh, tujuan Brazil dan Kolombia adalah pengeksport kopi satu-satunya di dunia. Jika Brazil menafsirkan pajak eksport kopinya untuk mengangkat harga dunia, beberapa konsumen akan menyetarakan kopi kolumbia: penyetaraan ini akan membatasi seberapa tinggi paja eksport Brazil yang dapat memberikan keuntungan. Kolombia merasa di yang sama. Jika Brazil dan Kolombia setuju mengangkat harga kopi nya bersama-sama, bagaimanapun mereka berdua merasa bebas untuk mengangkat harga yang lebih tinggi ke (dan negara-negara lain di dunia)
            Dari pembentukan sebuah kartel yang terbesar ketika kartel mengontrol banyaknya produksi dunia, ketika ada sedikit bagian konsumen yang dari produk itu, dan ketika sumber penawaran alternatif yang sulit . sepanjang tahun itu ada banyak membentuk kartel eksport, dalam komoditi dari kopi ke minyak . Untuk kebanyakan bagian, bagaimanapun kartel ini juga mematahkan atau sedikit sukses dalam pencapaian harga dariapada yang diharapkan. Penyebabnya yaitu keterbatasan tenaga kartel: kebanyakan kartel mengontrol terlalu sedikit produksi dunia dan berhadapan dengan komsumen dan persaingan dari sumber alternatif. yang lebih penting, kartel memiliki masalah menafsirkan disiplin pada pelanggan mereka sendiri. Setiap negara memiliki gaji, istirahat kartel sama seperti menjual. jika terlalu banyak berbohong, pelanggan yang “jujur” akan menemukan yang tidak benar untuk mendukung harga

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Surat Babtis (Tardidi) di Gereja HKBP

Teori Biaya Produksi