Peningkatan Kemanfaatan Kotoran Ternake sebagai bahan bakar alternatif


Peningkatan Kemanfaatan Kotter Sebagai Bahan Bakar Alternatif

Bahan bakar merupakan salah satu kebutuhan pokok masyarakat. Harga bahan bakar untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari semakin membengkak dan semakin sulit ditemukan,khususnya minyak tanah. Tingginya harga BBM ini mulai memberi dampak yang mengkhawatirkan. Upaya pemerintah mensubsidi LPG untuk menggantikan peran minyak tanahpun juga tidak sepenuhnya berhasil. Krisis energi yang membuat harga minyak dunia mencapai US $ 70 /barel semakin menghimpit kehidupan masyarakat berbagai lapisan di Indonesia. Kenaikan harga BBM yang dilakukan pemerintah membuat harga minyak tanah menyamai harga premium sebelum dinaikkan (Subroto, Himawanto, dan Putro, S., 2006). Dalam situasi seperti ini pencarian, pengembangan, dan penyebaran teknologi energi non BBM yang ramah lingkungan menjadi penting, terutama ditujukan pada keluarga miskin sebagai golongan yang banyak terkena dampak kenaikan BBM. Salah satu teknologi energi yang sesuai dengan persyaratan tersebut adalah teknologi biogas (Darsin, 2006). Pemerataan pembagian LPG belum sepenuhnya merata.  Apalagi akhir-akhir ini sering terjadi ledakan tabung LPG yang membuat masyarakat semakin khawatir.Banyak masyarakat yang kembali memanfaatkan kayu sebagai sumber  bahan bakar. Jika hal ini berlangsung lama, akan menimbulkan masalah baru yaitu pembabatan hutan sehingga dikawatirkan dapat merusak lingkungan.
Oleh sebab itu, untuk mengatasi hal-hal tersebut perlu dicari sumber energi alternatif agar  kebutuhan bahan bakar dapat dipenuhi tanpa merusak lingkungan. Salah satu bahan bakar alternatif ini ternyata dapat dibuat dari kotoran sapi. Pemanfaatan limbah peternakan (kotoran ternak) merupakan salah satu alternatif yang tepat untuk mengatasi kelangkaan bahan bakar minyak. Limbah ternak merupakan sisa buangan dari suatu kegiatan usaha peternakan seperti usaha pemeliharaan ternak, rumah potong hewan, pengolahan produksi ternak dan lain – lain. Limbah tersebut meliputi limbah padat dan limbah cair seperti feses,urine,sisa makanan,embrio,kulit telur,lemak,darah,bulu,kuku, tulang,tanduk,isi rumen,dan lain-lain. Semakin berkembang usaha peternakan,limbah yang di hasilkan semakin meningkat. Dengan meningkatnya limbah ternak membuat peternak kurang memperhatikan kegunaan dari kotter tersebut.  Di daerah sasaran kotter hanya digunakan sebagai pupuk untuk tanaman padahal jumlah kotter di desa tersebut sangat banyak. Yang digunakan sebagai pupuk hanya 80% dari jumlah pupuk yang diproduksi setiap hari, jadi masih ada 20 % kotter  yang belum termanfaatkan. Padahal jika kotter tersebut dimanfaatkan secara maksimal kotter dapat menjadi sumber energi yang dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif. Namun sampai saat ini pemanfaatan kotoran ternak belum optimal,sisa kotoran ternak banyak yang tertumpuk di sekitar kandang dan belum banyak yang dimanfaatkan sebagai sumber energi. Menurut Haryono, limbah isi perut sapi itu memang menjadi masalah. Selama ini, limbah itu selalu dibuang. Tantangan untuk membuat limbah ini menjadi bahan bakar berawal dari temuan sampah organik yang bisa dibuat menjadi arang. “Karakter isi perut sapi yang di lambung itu tidak jauh seperti kayu. Ini membuat kita berpikir bisa menjadi pengganti kayu atau arang. Limbah yang dipakai untuk bahan bakar itu bentuknya juga sudah hancur seperti serpihan-serpihan. Kita buat yang lebih instan sehingga tidak perlu dibuat jadi arang,” tuturnya. Dalam konteks itu pemanfaatan kotoran ternak sebagai sumber energi (bahan bakar) merupakan salah satu alternatif untuk mengurangi penggunaan minyak tanah dan kayu untuk keperluan rumah tangga. Pemanfaatan kotoran ternak dapat dihasilkan 2 jenis bahan bakar yaitu biogas dan briket. Kotoran ternak sebagai sumber bahan bakar dalam bentuk briket  merupakan hal baru bagi masyarakat, dan peternak kita. Meskipun,banyak masyarakat yang sudah mengetahui pemanfaatan kotoran sapi sebagai bahan bakar alternatif,tapi terkendala oleh kesan bahwa membuat biogas itu rumit dan memerlukan banyak ketrampilan. Untuk biogas mungkin benar,tapi membuat briket dari kotoran sapi ternyata tidak terlalu sulit. Kotoran sapi yang sudah kering, memang mempunyai sifat mudah terbakar dalam waktu yang lama. Briket kotoran sapi memiliki beberapa keunggulan yang tidak dimiliki oleh bahan bakar lain seperti minyak tanah atau gas elpiji, antara lain :
1.      Tidak mudah meledak seperti gas elpiji.
2.      Tidak mengeluarkan api, karena briket kotoran sapi ini menyala seperti nyala rokok, dengan panas yang dihasilkan tak jauh beda dengan bahan bakar minyak tanah maupun elpiji.
3.      Peralatan memasak menjadi lebih awet karena briket kotoran sapi ini tidak menghasilkan api yang membuat hitam bagian bawah peralatan memasak.
4.      Lebih sehat, karena briket kotoran sapi tidak menghasilkan asap.
5.      Bentuknya lebih seragam karena pembuatannya dengan dicetakkan mempergunakan alat,
6.      Briket kotoran sapi dapat menghasilkan panas yang bertahan lama,dengan demikian secara perhitungan biaya,akan menjadi lebih murah dan ekonomis.
7.      Ramah lingkungan  karena memanfaatkan kotoran ternak yang merupakan salah satu limbah.
8.      Lebih hemat Karena kotoran dua ekor sapi setara dengan 2,6 liter minyak atau 1,90 kg elpiji per hari.(ANTARA News)

TERNYATA KOTORAN SAPI BISA DIJADIKAN SEBAGAI PAKAN IKAN (PELET)

6:01 AM  Penyuluh Perikanan  117 comments
Para sahabat yang saya cintai, pada postingan sebelumnya saya sudah pernah mengajak anda untuk memelihara ikan dengan berbagai cara, baik pada budidaya perikanan dengan lahan luas, sedang, sampai yang sekecil mugkin dan praktis.
Nah dalam usaha Budidaya Ikan Air tawar seringkali kita dihadapkan pada suatu persoalan yang lumayan rumit, persoalan  yang sering terjadi dalam usaha Budidaya Perikanan Bukanlah  masalah teknis, Tapi Justeru terdapat pada bagian dari Proses Produksi itu sendiri, salah satu yang menjadi hambatan yang sering kita temui dan menjadi keluhan mereka  seringkali pada masalah pakan buatan atau yang sering disebut pelet.

Memang benar Bahwa Usaha Perikanan dalam mempercepat Proses pembesaran pada Usaha Budidaya melalui Pembesaran ialah dengan Memberikan Makanan secara Intensif, dan sampai saat ini Makanan jenis Ikan yang sangat digemari Oleh para Pelaku usaha yaitu Pelet, selain makanan alami seperti dari kolam itu sendiri yang terdiri dari jenis Plankthon, apakah itu zoo plankton, atau phitoplankton sebagai makanan alami dari jenis tumbuhan maupun binatang yang merupakan jasad renik, tapi itu sangat lambat bila di bandingkan dengan makanan buatan seperti pelet.


pada postingan kali saya akan memberikan Informasi, bahwa berdasarkan Hasil penemuhan oleh mereka, para pokdakan dan pelaku usaha itu sendiri telah mencoba, ternyata kotoran sapi atau ternak itu juga bisa digunakan sebagai bahan makanan seperti pelet. Pernyataan demikian ini pernah saya dengar dari teman saya sendiri, Nugroho Ardi Cahyono,S.pi, M.eng, dan ada juga teman lainnya juga sebagian Pokdakan ada yang mencoba menggunakannya.
mendengar Informasi yang saya dengar akhirnya saya mencoba membuka referensi yang bisa digunakan, kalau memang kotoran sapi itu juga bisa dijadikan sebagai bahan makanan yang berupa Pellet. 

pada saat itu memang saya belum melihat secara langsung, namun Akhirnya ku coba untuk mencari sumber referensi yang bisa dijadikan sebagai bukti kebenaran itu.
Dan coba lagi kucari  buka bolak balik terutama di Internet, kalau kotoran sapi itu bisa dijadikan Pelet. Alhasil ternyata ada Blog yang bisa saya gunakan sebagai sumber referensi bahwa Kotoran sapi bisa dijadikan Pellet, sebagian Pokdakan memang sudah ada yang mencobanya dan mengembangkan bahkan masih terus dikaji sebagai bahan penelitian.......


sahabat yang saya cintai...
Dengan adanya Informasi yang saya berikan ini, saya berharap ada perubahan dan merupakan salah satu teknologie yang mungkin bisa di coba, walaupun secara resmi memang belum ada dari pihak terkait yang merekomendasikan, Namun demikian tidak ada salahnya jika  kita mencoba untuk mengetahui walupun mungkin belum mengetrapkannya, tapi informasi ini perlu dikembangkan siapa tahu bermanfaat.

Dan  saya sendiri tidak melarang dan memperbolehkan, bagi mereka yang akan mencoba kotoran sapi sebagai pakan ikan, Namun demikian ada beberapa hal yang harus diketahui terutama dalam menggunakannya harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

cara pertama,  Kotoran sapi yang digunakan  itu tidak sembarangan artinya tidak asal-asalan,  dengan kata lain untuk perikanan harus yang padat dan tidak berbau, kenapa demikian karena kalau tidak padat tidak bisa mengapung dan kalau masih bau kotoran sapi tersebut ikan itu sendiri juga  tidak akan mau.
Kemudian  ada yang paling penting  kalau kita hendak mendapatkan kotoran sapi yang bagus Untuk menghasilkan kotoran seperti itu, memang harus dilakukan perubahan sumber makanan.  caranya Sapi diberi pakan dengan jenis makanan seperti jerami yang telah dikeringkan selama satu minggu. Selain itu, diberi minum hanya dua kali sehari, masing-masing satu ember dengan campuran bakteri pengurai yang diambil dari rumen (perut besar sapi).


Bakteri pengurai itu bisa diambil dari rumen sapi yang telah mati dari rumah pemotongan atau dari sapi yang masih hidup. (sumber: Coop Indonesia Fondation: http://www.coop-indonesia.com/index.php?option=com_content&view=article&id=89&Itemid=106)

Untuk cara yang kedua ini, perut sapi dilubangi atau dibuatkan fistula.
Kotoran sapi itu kemudian dikeringkan dan dicampur dengan sumber nutrisi tambahan, seperti bekatul atau kulit ari beras, tetes tebu atau air kelapa, ikan asin, serta tepung tapioka.
Pakan ikan dari Kotoran sapi ini telah di lakukan pada usaha perikanan seperti ikan lele dan hasil nya ikan lele tersebut lebih cepat besar ketimbang ikan yang di beri pakan buatan pabrik. Jika menggunakan pakan produksi pabrik, membutuhkan waktu  paling tidak tiga hingga empat bulan. Kini hanya butuh dua bulan untuk mencapai panen.

Memang, bahwa Ternyata kotoran sapi juga sangat berguna karena Selain dapat di jadikan sebagai pakan ikan, kotoran sapi juga dapat di gabungkan dengan biogas.
penyelamatan lingkungan akan lebih besar jika digabungkan dengan produksi biogas. Sebelum dijadikan pakan, kotoran sapi dimanfaatkan dulu sebagai sumber biogas.
Memang, kotoran sapi telah diketahui banyak mengandung gas metana yang ikut  menghasilkan efek rumah kaca. Menurut  lembaga  antariksa Amerika Serikat (AS) NASA, gas metana ini bahkan lebih aktif ketimbang karbon dioksida.

Jumlah gas metana di udara semakin meningkat dengan pertumbuhan industri peternakan. Badan perlindungan lingkungan AS, EPA, menyebutkan usaha peternakan menghasilkan 5,5 juta metrik ton metana per tahun atau mencapai  20% dari produksi metana Negara tersebut.
Kandungan nutrisi tidak akan berubah jika kotoran sapi dimanfaatkan dulu untuk biogas. Bahkan sebenarnya peternak bisa mendapat untung ganda karena sekaligus mendapatkan energi yang bisa dimanfaatkan untuk kompor ataupun penerangan serta dapat mencegah dampak buruk terhadap lingkungan.

Jadi dari semua yang kita ketahui seperti yang disebutkan di atas ternyata bahwa kotoran sapi yang sepertinya menjijikan juga sangat bermanfaat baik untuk biogas, pertanian sebagai pupuk organik juga bisa dimanfaatkan untuk perikanan. (sumber: Coop Indonesia Fondation: http://www.coop-indonesia.com/index.php?option=com_content&view=article&id=89&Itemid=106);Soen’an Hadi Poernomo, http://www.trobos.com/show_article.php?rid=15&aid=3203

Untuk memanfaatkan kotoran sapi sebagai bahan makanan bagi pertumbuhan ikan bahkan sebagai pengganti pelet perlu kita ketahui langkah-langkah dalam proses pembuatannya.
Adapun  langkah- langkah dalam Proses  pembuatan pakan  untuk usaha perikanan   yang berasal dari kotoran sapi antara lain sebagai berikut:
1.  Kotoran sapi diambil dan dibersihkan dari kotoran yang menempel. Kotoran yang akan digunakan disyaratkan yang padat dan kering dengan kadar air rendah dan tidak berbau. Agar bisa menghasilkan kotoran air rendah dan sapi hanya diberi pakan jerami yang telah kering dan diberi minum air yang dicampur dengan bakteri pengurai, yang diambil dari rumen (perut besar sapi). Pemberian minum ini hanya dilakukan paling banyak dua kali sehari masing-masing satu ember.
2.   Kotoran tadi kemudian dijemur di bawah sinar matahari selama kurang lebih satu minggu. Selain menghilangkan biogas-nya, juga agar bakteri yang terkandung dalam kotoran itu mati.
3.   Setelah proses pengeringan sempurna, tahap selanjutnya adalah mencampur kotoran dengan bahan-bahan tambahan. Yakni, ikan asin yang ditumbuk halus, bekatul atau kulit ari beras, tetes tebu atau air kelapa, dan tepung tapioka.
4.       Untuk komposisinya, menurut Soelaiman, disesuaikan dengan kebutuhan. Untuk pakan ikan dan unggas yang kebutuhan konsentratnya tidak terlalu tinggi, komposisiya 70% kotoran sapi, 20 % bekatul, dan 10% tetes tebu atau air kelapa. Sementara untuk udang yag memerlukan konsentrat tinggi, komposisinya 60% kotoran sapi, 30% bekatul, dan 10% tetes tebu atau air kelapa. Untuk bahan lainnya hanya tinggal menyesuaikan.
5.  Setelah semua bahan tercampur secara merata, langkah selanjutnya ialah membentuknya menjadi butiran-butirakecil. Bisa menggunakan alat pembuat pellet, bisa juga dengan cara manual memakai tangan.
6.     Langkah terakhir, semprot butiran-butiran pakan itu dengan air yang telah dicampur penyedap masakan yang mengandung kaldu. Kemudian jemur di bawah panas matahari.
7.    Setelah agak kering, angkat dan semprot kembali dengan air penyedap masakan, lalu jemur lagi sampai kering. Pakan ikan dari kotoran sapi siap digunakan


Keterangan:
Pemberian Pakan Ikan dengan menggunakan kotoran sapi yang sudah diolah sebagai Pengganti Pelet memang belum ada rekomendasi secara khusus untuk dilaksakanan secara mendetail namun sebagai informasi, bahwa sudah ada  para petani ikan / ternak yang melakukan, dan bagi anda yg mungkin ingin mencoba sekedar ingin tahu disilahkan dan tidak ada larangan, selagi itu menguntungkan dan tidak merugikan bagi siapa saja.
Demikian sebagai informasi semoga ada manfaatnya.

sumber referensi:
  1.  Berita umum, Pelet ikan dari kotoran sapi,http://diemust23.blogspot.com/2011/04/pelet-ikan-dari-kotoran-sapi.html
  2.  Naather, http://nadeeryusuf.blogspot.com/2011/04/pelet-ikan-dari-kotoran-sapi.html
  3. Soen’an Hadi Poernomo, dilema pelet dari kotoran ternak, Dosen STP perikanan Jakarta http://bibit-ikanlele.blogspot.com/2012/01/dilema-pelet-ikan-dari-kotoran-ternak.html
  4.  Coop Indonesia, http://www.coop-indonesia.com/index.php?option=com_content&view=article&id=89&Itemid=106
  5.  Soen’an Hadi Poernomo, Dosen Sekolah Tinggi Perikanan Jakarta,http://www.trobos.com/show_article.php?rid=15&aid=3203
  6. http://naturaterapi.com/pelet-dari-kotoran-sapi/
  7. produksi pelet dari kotoran sapi, http://787bg.blogspot.com/2011/10/produksi-pelet-dari-kotoran-sapi-dan.html

Pelet ikan dari kotoran sapi

Penyediaan pakan merupakan komponen biaya terbesar bagi para pembudidaya ikan. Pembuatan pelet ikan secara mandiri dengan bahan baku kotoran sapi menjadi salah satu pilihan mengurangi beban itu. Menggunakan kotoran sapi sepertinya menjijikan, tetapi sangat menjanjikan dan bergizi.

Pelet pakan unggas, ikan, dan udang dari kotoran ternak ini menambah nilai ekonomi bagi peternak dan menggantikan penggunaan tepung jagung.

Berikut ini adalah langkah-langkah dari pembuatan pelet kotoran ternak :

1. Kotoran sapi diambil dan dibersihkan., Agar kotoran padat, kering, dan tidak berbau, spi hanya diberi makan jerami kering dan diberi minum air dicampur bakteri pengurai yang diambil dari rumen (perut besar sapi). Pemberian minum sebanyak satu ember dua kali sehari.

2. Kotoran dijemur di bawah sinar matahari selama kurang lebih satu minggu, untuk menghilangkan biogas dan membunuh bakteri.

3. Setelah kering, kotoran dicampur dengan ikan asin yang ditumbuk halus, bekatul atau kulit ari beras, tetes tebu atau air kelapa, dan tepung tapioka.

4. Untuk pakan ikan atau unggas, komposisinya 70% kotoran sapi, 20% bekatul, 10% tets tabu atau air kelapa. Sementara untuk pakan udang, komposisinya 60% kotoran sapi, 30% bekatul, dan 10% tetes tebu atau air kelapa.

5. Setelah semua bahan tercampur merata, langkah selanjutnya adalah membentuknya menjadi btiran-butiran kecil. Bisa menggunakan alat pembuat pelet, atau bisa juga dengan cara manual memakai tangan.

Pemanfaatan kotoran sapi sekarang tidak terbatas untuk biogas dan pupuk. Melalui modifikasi pakan sapi, bisa diperoleh kotoran yang tidak menjijikan, bahkan “menjanjikan”!



Sumber : kompas, jumat 1 april 2011

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Surat Babtis (Tardidi) di Gereja HKBP

Peta