Kristal Stone
KRISTAL
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Kristal
adalah suatu padatan yang atom, molekul, atau ion penyusunnya terkemas secara
teratur dan polanya berulang melebar secara tiga dimensi. Secara umum, zat cair membentuk kristal
ketika mengalami proses pemadatan. Pada kondisi ideal, hasilnya bisa berupa
kristal tunggal, yang semua atom-atom dalam padatannya "terpasang"
pada kisi atau struktur kristal yang sama, tapi, secara umum, kebanyakan
kristal terbentuk secara simultan sehingga menghasilkan padatan polikristalin.
Misalnya, kebanyakan logam yang kita temui sehari-hari merupakan polikristal. Struktur kristal terjadi pada semua kelas material, dengan semua jenis ikatan kimia.
Hampir semua ikatan logam ada pada keadaan polikristalin; logam amorf atau
kristal tunggal harus diproduksi secara sintetis, dengan kesulitan besar. Kristal ikatan ion dapat terbentuk saat
pemadatan garam, baik dari lelehan cairan maupun kondensasi larutan. Kristal
ikatan kovalen juga sangat umum. Contohnya adalah intan, silika dan grafit. Material
polimer umumnya akan membentuk bagian-bagian kristalin, namun panjang
molekul-molekulnya biasanya mencegah pengkristalan menyeluruh. Gaya Van der
Waals lemah juga dapat berperan dalam struktur kristal. Contohnya, jenis ikatan
inilah yang menyatukan lapisan-lapisan berpola heksagonal pada grafit.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Apakah
yg dimaksud dengan ikatan ionik ?
2.
Apakah
yang dimaksud dengan ikatan kovalen ?
3.
Apakah
yang dimaksud dengan ikatan logam ?
1.3 Tujuan
1.
Mengetahui
ikatan ionik
2.
Mengetahui
ikatan kovalen
3.
Mengetahui
ikatan logam
BAB II
PEMBAHASAN
Atom terdiri atas
inti atom bermuatan positif yang dikelilingi oleh sejumlah elektron (yang
dianggap tidak bermassa), jumlah muatan elektron sama dengan muatan inti
sehingga secara keseluruhan atom itu netral, dan tidak bermuatan. Elektron
tersusun dalam beberapa tingkatan energi atau kulit energi. Kulit energi
terluar mempunyai ikatan yang paling lemah dengan intinya. Memperlihatkan gambaran dua dimensi untuk magnesium, jenis
atom logam yang memiliki dua elektron pada kulit terluar, dan oksigen, atom unsur bukan logam yang
mempunyai enam elektron pada kulit paling luar. Keduanya mempunyai dua elektron
pada kulit yang paling dekat dengan intinya.
Kemampuan interaksi
antar atom berkurang bila kulit terluar diduduki oleh delapan elektron. Atom
yang tidak memiliki konfigurasi ini selalu berusaha untuk membentuk ikatan
sedemikian rupa sehingga mencapai konfigurasi ini. Karakteristik inilah yang
mendorong terbentuknya tiga jenis ikatan atom yaitu ikatan ionik, ikatan
kovalen, dan ikatan logam.
1. Ikatan
Ionik
Ikatan
ionik terbentuk dari ion positif dan negatif yaitu kation (+) dan anion (-),
Hal ini sesuai dengan Hukum Coulomb. Ikatan ionik dihasilkan dari gaya
elektrostatik dari muatan ion yang berbeda, sehingga gaya yang timbul dalam
ikatannya sangat kuat yang salah satu sifat dari ikatan ionik ini adalah
membentuk padatan atau kristal. Sehingga dapat dikatakan bahwa kristal ionik
dibentuk dari ion-ion yang berikatan secara ionik.
Dua struktur kristal yang sama ditemukan mempunyai
ikatan ionik, seperti Natrium Klorida dan Cesium Chloride.
Untuk sebagian besar unsur, proses pelepasan atau
penambatan electron adalah proses endotermik (membutuhkan energi). Ini berarti
bahwa bentuk ion adalah kurang stabil dibandingkan atom yang tak bermuatan.
Senyawa yang memiliki derajat paling tinggi dalam ikatan ionik adalah yang
terbentuk oleh reaksi antara unsur alkali dengan halogen.
Contoh:
Na+ + Cl- NaCl.
Keduanya memiliki perbedaan elektronegativitas yang
besar, sehingga pasangan elektron yang membentuk ikatan lebih banyak tertarik
oleh atom Cl. Makin besar perbedaan elektronegatifitasnya makin besar pula
karakter ioniknya. Namun ada kekecualian untuk F dan Cs, F memiliki
elektronegatifitas paling kuat, sedang Cs memiliki elektronegatifitas paling
lemah, sehingga ikatannya tidak sepenuhnya ionik. Bagaimanapun juga ikatan
kovalen murni ada dalam molekul yang tersusun oleh molekul yang sama (H2, Cl2,
C-C) atau molekul yang tersusun dari atom yg memiliki elektronegatifitas yang
hamper sama, contoh: C-H.
Dalam bentuk padat, struktur ionik seperti NaCl,
setiap Na+ dikelilingi oleh 6 Cl pada jarak yang sama, setiap Cl- dikelilingi
oleh 6 Na+ juga pada jarak yang sama, yang menunjukkan bahwa setiap Na+ ditarik
oleh 6 Cl- dengan kekuatan yang sama, setiap Cl- juga ditarik oleh 6 Na+ dengan
kekuatan yang sama. Bentuk pada ini hanya larut dalam pelarut polar (air) yang
dapat memutus ikatan ionic dengan sifat polaritasnya dan membentuk ion hidrat
(ion yang diseliputi dengan mantel air).
2. Ikatan
Kovalen
Ikatan kovalen
terjadi antara atom dengan empat elektron atau lebih pada kulit terluarnya,
suatu kondisi yang dijumpai pada unsur bukan logam. Sebuah atom tak mungkin
menampung semua elektron kulit terluar atom lain. Sekiranya hal itu terjadi,
maka kulit elektron terluarnya akan kelebihan elektron (jumlah ideal adalah
delapan elektron). Bila terdapat empat efektron atau lebih pada kulit terluar,
atom sedemikian rupa sehingga mereka dapat berbagi elektron luar
Bahan yang mempunyai ikatan kovalen dapat berbentuk
gas, cairan, atau padatan dan ikatan ini merupakan ikatan yang kuat. Untuk
penerapan di bidang teknik, kita mengambil contoh yang relevan, misaInya
karbon. Atom karbon mempunyai empat elektron pada kulit terluarnya. Agar jumlah
elektron tersebut mencapai delapan, karbon dapat bersenyawa dengan atom karbon
lainnya atau dengan empat buah atom berelektron tunggal (pada kulit terluar) seperti hidrogen. Dengan
hidrogen, karbon akan membentuk metana (CH4). Dengan dua atom yang
mempunyai elektron ganda (pada kulit terluanya) seperti oksigen, karbon
membentuk dioksida karbon (CO2).
Dengan
atom karbon lain, akan terbentuk dua jenis kristal karbon. Bentuk pertama
adalah intan. Intan mempunyai struktur kubik dengan atom pada posisi rangkaian
tetragonal, sedangkan bentuk kedua mempunyai atom karbon dalam rangkaian bidang
heksagonal dan disebut grafit. Grafit dikenal dengan sifat pelumasnya akibat
susunan bidangnya yang dapat saling bergeseran. Walaupun atom karbon
dikelilingi oleh delapan elektron, jenis ikatannya agak berbeda. Jarak antar
bidang lebih besar daripada jarak antar atom dalam bidang itu sendiri, sehingga
gaya ikat antar bidang lemah. Selain itu, ikatan semacam ini menggunakan tiga
elektron per atom, sedangkan elektron keempat bebas atau dapat bergerak dalam
bidang yang sejajar dengan kulit.
Atom
karbon yang membentuk ikatan dengan atom lain seperti hidrogen sering kali
membentuk rantai atau untai yang panjang. Ikatan antar atom yang seperti rantai
ini (yang disebut struktur polimer ) tidak selalu mencerminkan sifat ikatan
kovalen karena, meskipun kuat, rantai juga fieksibel dan ikatan antar rantai
yang berdekatan lemah.
3. Ikatan
Logam
Logam mempunyai
beberapa sifat yang unik seperti mengkilat, menghantarkan arus listrik atau panas, dapat ditempa, ditarik, dan
dibengkokkan. Sifat – sifat logam tersebut tidak dapat di jelaskan dengan
menggunakan teori ikatan ionik dan ikatan kovalen.
Logam tersusun secara teratur dalam
suatu kisi kristal yang terdiri dari ion – ion positif logam di dalam lautan
elektron. Lautan elektron tersebut merupakan elektron valensi dari masing –
masing atom yamg saling tumpang tindih. Masing – masing elektron valensi
tersebut dapat bergerak bebas mengelilingi inti atom yang ada dalam Kristal
tersebut dan tidak hanya terpaku pada salah satu inti atom. Gaya tarik inti atom
– atom logam dengan lautan elektron mengakibatkan terjadinya ikatan logam.
Pada ikatan logam terdapat elektron
yang bebas mengeliling inti , inti tersusun secara teratur dikelilingi elektron
– elektron. Elektron bebas yang mengelilingi inti itu tidak terikat pada salah
satu inti, hingga mudah pindah – pindah ke tempat – tempat yang energinya
rendah. Dengan adanya elektron yang tidak terikat secara khusus pada inti
tertentu, maka ikatan logam itu kuat dan
logam tersebut mudah menghantarkan listrik.
Elektron yang paling luar pada sebagian besar logam biasanya mempunyai
hubungan yang tidak erat dengan ini karena letaknya yang jauh dari muatan
positif inti. Semua elektron valensi logam-logam bergabung membentuk lautan
elektron yang bergerak bebas di antara inti atom. Elektron yang bergerak bebas
beraksi sebagai ikatan terhadap ion bermuatan positif. Ikatan logam tidak
mempunyai arah. Akibatnya, ikatan tidak rusak ketika logam ditempa.
Skema ikatan logam dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Elektron valensi
menjadi terdisosiasi dengan inti atomnya dan membentuk lautan elektron.
Pada umumya Ikatan logam adalah ikatan yang terbentuk akibat adanya gaya
tarik – menarik antara muatan positif dari ion – ion logam dengan muatan
negatif dari elekton – elektron yang bebas bergerak dalam logam tersebut.
Berdasarkan
pernyataan dan penjelasan diatas
maka defenisi ikatan logam dapat
di kembangkan sebagai berikut :
1. Ikatan logam
adalah ikatan yang disebabkan oleh adanya elektron valensi suatu logam yang tidak
terarah . Misalnya pada logam Li memiliki struktur 1s2 2s1.
Elektron 1s2 terdapat dalam orbital yang terarah sedangkan
elektron dalam 2s1 terdapat pada orbital tidak terarah. Elektron 2s
inilah yang akan membentuk ikatan.
2. Ikatan
logam adalah ikatan yang disebabkan oleh tumpang tindih orbital valensi dari
atom-atom logam. Akibatnya elektron-elektron yang ada pada orbitalnya dapat
berpindah ke orbital valensi atom tetangganya.
3. Ikatan logam adalah ikatan antara
inti positif unsur logam di dalam lautan elektron yang dihasilkan oleh elektron
valensi unsur logam yang bersangkutan.
Contoh ikatan
logam pada logam Natrium
Natrium memiliki konfigurasi elektron 1s2 2s2 2p6
3s1. Tiap atom Natrium tersentuh oleh delapan atom natrium yang
lainnya dan terjadi pembagian (sharing) antara atom tengah dan orbital 3s di
semua delapan atom yang lain. Dan tiap atom yang delapan ini disentuh oleh
delapan atom natrium lainya secara terus menerus hingga diperoleh seluruh atom
dalam bongkahan natrium. Semua orbital 3s dalam semua atom saling tumpang
tindih untuk memberikan orbital molekul dalam jumlah yang sangat banyak yang
memeperluas keseluruhan tiap bagian logam.
Elektron dapat bergerak dengan leluasa diantara orbital-orbital molekul
tersebut, dan karena itu tiap elektron menjadi terlepas dari atom induknya.
Logam terikat bersamaan melalui kekuatan daya tarik yang kuat antara
inti positif dengan elektron yang terdelokalisasi.
Komentar
Posting Komentar