Penganalisaan Penghematan Gerak





 Penganalisaan Penghematan Gerak dan Geak Dalam Organisasi Data Perusahaan

BAB I
PENDAHULUAN

1.     Latar Belakang Masalah
Observasi adalah sebuah pengamatan yang berarti proses dimana peneliti melihat situasi penelitian. Agar pengamat dapat melihat kejadian langsung apa yang hendak diteliti, sehingga menghasilkan data yang valid tentang penelitian tersebut.  Observasi sangat berguna bagi mahasiswa yang sedang menempuh mata kuliah yang bersangkutan karena dengan melakukan kegiatan observasi mahasiswa dapat mengamati suatu Perusahaan, bagaimana keadaan sekolah tersebut, bagaimana manajemen Perusahaan tersebut dan lain-lain. Peserta didik juga dapat mengetahui secara langsung tentang apa yang telah dipelajarinya dan juga dapat membandingkan teori-teori yang ada dengan masalah yang sebenarnya.
Seperti halnya yang penulis lakukan yaitu observasi di PT. SENTANA ADIDAYA PRATAMA. Disini penulis beserta kelompok mengamati bagaimana dan seperti apa Penganalisaan Penghematan Gerak Pada Perusahaan tersebut. Agar penulis melihat dan mempelajari kejadian langsung tentang Penganalisaan Penghematan Gerak Pada Perusahaan tersebut dan untuk memperoleh kebenaran tentang manajemen sarana dan prasarana di Perusahaan tersebut apakah sudah sesuai dengan teori apa belum.






 BAB II
PEMBAHASAN

Penghematan  gerak dapat dilaksanakan untuk jangka waktu yang paling panjang dengan usaha – usaha kerja. Bukanlah hal yang tidak mungkin untuk menerapkan semua prinsip – prinsip ini terhadap semua pekerjaaan setiap saat. Bagaimanapun  juga guna mencapai penghematan gerak yang maksimal, juru analisa harus terus – menerus menerapkannya sendiri guna menghasilkan pola – pola gerak yang sedapat mungkin mendekati atau sesuai dengan ketentuan – ketentuan dibawah ini :
Prinsip 1
Pekerjaan harus dilaksanakan dengan kedua belah tangan yang harus memulai dan mengakhiri masing – masing unsur  gerak secara simultan, seremapak,dengan gerakan yang simultan ini apabila mungkin harus ke arah yang berlawanan dan simetris.
Prinsip 2
            Kegiatan – kegiatan pada tempat kerja harus diatur sedemikian rupa guna memungkinkan kelancaran rangkaian gerak dengan mengikuti garis – garis yang terpendek dan dengan unsur – unsur gerak yang sederhana dan sesedikit mungkin.
Prinsip 3
            Gerakan – gerakan yang melengkung, secara bebas dan berirama adalah lebih baik daripada gerakan – gerakan yang tidak bebas yang disertai pergantian- pergantian arah secara mendadak.
Prinsip 4
            Apabila mungin kerjanya urat – urat yang diperlukan untuk menyerahkan barang – barang harus diperkecil sampai tingkat minimal dengan mempergunakan alat – alat yang seringan mungkin, dengan jalan meluncurkannya benda – benda yang kecil dan dengan jalan mempergunakan daya tarik gerakan.

Prinsip 5
            Prinsip harus dicurahkan pada kemampuan dan ketidakmampuan dari semua anggota badan manusia yang bersangkutan.
Prinsip 6
            Kaki dan anggota – anggota badan yang lain harus dibebani kegiatan – kegiatan yang mungkin dapat dikerjakannya, hal mana akan membebaskan tangan dari pekerjaan yang lain.
Prinsip 7
            Pengawasan atas bahan – bahan, peralatan dan perlengkapan harus lebih baik pada posisi dalam bahan – bahan, alat – alat perlengkapan tersebut akan dipergunakan atau dalam lingkungan kerja yang sangat berdekatan dan praktis.
Studi Gerakan
Studi gerakan adalah analisa yang dilakukan terhadap beberapa gerakan bagian badan pekerja dalam menyelesaikan pekerjaannya. Analisis dilakukan agar gerakan-gerakan yang tidak efektif dapat dikurangi atau bahkan dihilangkan sehingga akan diperoleh penghematan dalam waktu kerja, yang selanjutnya dapat pula menghemat pemakaian fasilitas-fasilitas yang tersedia untuk pekerjaan tersebut.
Adapun tingkat kesulitan yang berpengaruh terhadap pengontrolan dan pengendalian gerakannya dibagi dalam tiga kategori. Berikut ketiga kesulitannya yaitu :
1.      Tingkat Pengendalian Rendah
Pergerakkannya otomatis. Mudah mempelajarinya atau melakukannya. Tidak memerlukan koordinasi antara mata dan tangan, dan hanya memerlukan pengendalian tenaga yang sedikit atau minimum. Sedikit otot yang bekerja. Merupakan tipe yang efisien dari bagian pergerakkan tubuh. Sudah terampil, pergerakkannya tanpa kesadaran atau konsentrasi yang tinggi, karena sudah terprogram dalam otak.



2.      Tingkat Pengendalian Sedang
Memerlukan beberapa ketepatan dan ketetlitian dalam pergerakkan. Koordinasi antara mata dan tangan cukup diperlukan, tapi tidak banyak atau terlampau sulit. Memerlukan beberapa koordinasi otot sampai akhir dari pergerakkan tersebut. Cukup banyak gerakan-gerakan yang membutuhkan kesadaran atau konsentrasi yang khusus. Memerlukan informasi dari penglihatan ke otak, dengan tujuan menentukan gerakan selanjutnya. Pekerja bekerja tanpa latihan atau trainint yang lama atau sulit.
3.      Tingkat Pengendalian Tinggi
Membutuhkan ketepatan yang tinggi dalam pergerakan. Koordinasi mata dan tangan mutlak dan tanpa henti. Otot bekerja lebih ekstra. Butuh konsentrasi yang tinggi. Butuh ketelitian yang tinggi. Informasi dari alat-alat sensorik sangat dibutuhkan sekali untuk memulai pergerakkannya. Sebelum operator bekerja harus melalui training yang sungguh-sungguh dan lama terlebih dahulu. Terdapat tiga tahap dalam melakukan pengukuran waktu kerja dengan metoda MTM-1 yaitu, pendahuluan, observasi, perhitungan dan pengecekan.
Gerakan Dalam MTM-1
Pengumpulan informasi adalah idetifikasi kegiatan yang antara lain melioputi; lokasi kegiatan, indetifikasi bahan dan bagian-bagiannya, peralatan yang dipakai, tata letak tempat kerja, kondisi pekerjaan, kualitas dan pengukuran jarak. MTM-1 ini tedapat 10 jenis elemen gerakan dasr yang berlaku dan 1 jenis penggunaan tekanan dalam pergerakan, yaitu :
a.      Menjangkau (Reach)
Reach atau menjangkau adalah gerakan dasar yang digunakan bila dimaksud utama gerakan adalah memnidahkan tangan atau jari tangan ke suatu tempat tujuan atau lokasi yang baru. Pergerakan ini, tangan dalam keadaan kosong atau tidak membawa obyek apapun.


b.      Membawa  (Move)
Gerakan Move atau membawa adalah gerakan dasar yang dikerjakan bila maksud utamanya adalah untuk membawa suatu obyek ke suatu sasaran. Ciri-ciri utama dari pergerakan ini adalah pada saat pergerakkan tangan, tangan dalam kondisi membawa obyek
c.       Memutar  (Turn)
Gerakan turn atau memutar adalah gerakan memutar tangan sepanjang sumbu tangan/lengan bawah. Gerakan ini seprti gerakan memutar obeng. Gerakan turn dibagi dalam 3 kategori yang didasarkan atas berat obyek yang diputar, yaitu:
a.         Kecil / Small
b.        Sedang / Medium, lebih besar 57%dari small
c.         Besar / Large, lebih besar 200%dari small
d.      Apply Pressure  (AP)
Apply pressure adalah pemakaian tekanan pada waktu pergerakan. Gerakan yang termasuk dalam gerakan ini mengencangkan sekrup dengan obeng. Pembagian apply pressure dibagi dua yaitu kasus A dan kasus B, yang masing-masing dinotasikan dengan APA dan APB.
e.       Memegang (Grasp)
Grasp adalah elemen gerakan dasar menguasai benda. Pergerakannya baik jari atau dengan tangan atau dalam arti memegang.
f.       Melepas  (Release)
Release adalah gerakan melepaskan. Pergerakannya seperti penguasaan obyek oleh jari atau tangan.


g.      Mengarahkan (Position)
      Position adalah mengerahkan. Gerakan dasar yaitu dari jari atau tangan yang dipergunakan untuk meluruskan, mengorientasikan atau mengarahkan sebuah obyek dengan obyek lainnya, dengan tujuan memperoleh hubungan yang spesifik.
h.      Melepaskan (Disengage)
             Disengage adalah melepaskan. Gerakan dasarnya yaitu untuk memisahkan suatu obyek ke obyak yang lain.
i.         Eye Travel  (ET)  dan Eye Focus  (EF)
Eye travel adalah gerakan mata yang dipergunakan untuk mengubah pandangan dari suatu lokasi ke lokasi yang lain. Eye focus adalah konsentrasi mata atau penglihatan mata terhadap suatu obyek pada waktu tertentu dengan maksud memperjelas penglihatan.










 BAB III
KESIMPULAN

Prinsip – prinsip dalam penganalisaan sistem penghematan gerak dan Gerakan Dalam MTM-1 yang baik dapat mendorong pertumbuhan suatu organisasi yang menyajikan rangka dasar dimana prosedur – prosedur diterapkan, dan apabila rangka dasar tersebut lemah maka sistem tersebut akan lemah. Sekalipun suatu struktur yang baik tidak menjamin adanya sistem yang baik, namun yang pasti bahwa suatu struktur organisasi yang jelek tidak mungkin menyajikan sistem yang baik yang terdapat PT. SENTANA ADIDAYA PRATAMA.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Surat Babtis (Tardidi) di Gereja HKBP

Peta