MAKALAH MATA KULIAH EKONOMI PERTANIAN (MENGENAI KONSEP PASAR PERSAINGAN PRODUK PERTANIAN )
MAKALAH
MATA KULIAH EKONOMI PERTANIAN
(MENGENAI KONSEP PASAR PERSAINGAN PRODUK PERTANIAN )
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pertanian mempunyai peranan yang sangat
penting bagi pembangunan ekonomi Indonesia. Pentingnya peranan ini menyebabkan
bidang ekonomi diletakkan pada pembangunan ekonomi dengan titik berat pada
sektor pertanian. Pembangunan pertanian diarahkan untuk memenuhi kebutuhan
pangan dan kebutuhan industry dalam negeri, meningkatkan ekspor, meningkatka
pendapatan petani, memperluas kesempatan kerja dan mendorong pemerataan
kesempatan berusaha. Manusia memiliki beragam kebutuhan baik secara kuantitatif
maupun kualitatif. Sebagian besar masyarakat Indonesia dengan status ekonomi
menengah ke bawah, masih harus berjuang memenuhi kebutuhan dasarnya yang semua
itu tidak terlepas dari hasil produktifitas pertanian.
Dengan demikian pemenuhan kebutuhan
pangan masih menjadi prioritas bagi banyak rumahtangga Indonesia. Selain
kebutuhan pangan, masyarakat memiliki banyak kebutuhan non pangan yang harus
dipenuhi. Dewasa ini kecenderungan konsumsi masyarakat tidak hanya
diorientasikan untuk memenuhi kebutuhan dasar namun juga diarahkan oleh aneka
keinginan yang nyaris tak terpuaskan. Barang konsumsi tersedia hampir tanpa
batas di pasar baik dari segi jenis, jumlah, kualitas dan cara pembelian. Jika Ilmu
ekonomi dikaitakan dengan ekonomi pertanian maka kedua hal tersebut tidak dapat
dipisahkan, kemungkinan kedua hal ini mempunyai pengaruhnya masing-masing. oleh karena itu mempelajari alternatif
penggunaan terbaik sumberdaya yang tersedia untuk memenuhi berbagai kebutuhan
masyarakat.Namun penggunaan terminologi sumberdaya yang lebih luas mencakup
tidak hanya sumberdaya alam melainkan harus diikuti dengan penggunaan teknologi
yang tepat guna. Seperti yang akan dibahas pada bab selanjutnya dalam makalah
ini yaitu mengenai factor-faktor yang berhubungan dengan pasar persaingan
produk pertanian, fungsi harga, serta factor-faktor yang mempengaruhi hal
tersebut akan dibahas pada bab selanjutnya untuk itu jangan lewatkan pembahasan
dari setiap bab yang ada didalam makalah ini.
Selamat membaca dan memahami.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, adapun
masalah yang muncul adalah sebagai berikut:
- Bagaimana konsep dari Pasar Persaingan Produk Pertanian ?
- Bagaimana fungsi harga ?
- Bagaimana elastisitas harga ?
- Apa saja factor-faktor yang mempengaruhi penawaran?
- Bagaimana klasifikasi pasar pertanian ?
- Bagaimana keseimbangan pasar hasil pertanian ?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dalam makalah ini
adalah selain untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen
mata kuliah Ekonomi Pertanian ,penulis juga dapat memberikan suatu
kontribusi mengenai materi mengenai Konsep Pasar Persaingan Produk Pertanian
beserta dengan hal-hal yang memiliki hubungan dengan konsep pasar ekonomi
pertaniajn seperti : fungsi harga, elastisitas harga, factor-faktor apa saja
yang mempengaruhi penawaran, klasifikasi pasar,dan keseimbangan pasar hasil
pertanian, sehingga kita semua akan dapat mengetahuinya secara jelas khususnya
bagi penyusun dan umumnya bagi rekan-rekan yang membaca tulisan ini.
D. Metode dan Teknik
Penulisan
Metode dan teknik penulisan yang digunakan dalam
penulisan karya tulis ini adalah metode studi pustaka. Studi pustaka dilakukan
untuk mendapatkan data dan informasi yang kemudian data tersebut akan dijadikan
dasar atau pedoman untuk melihat adanya ketidaksesuaian antara teori dengan
kenyataan sebagai penyebab dari permasalahan yang dibahas dalam karya tulis
ini.
Sumber – sumber yang dijadikan sebagai rujukan
untuk studi pustaka diperoleh dari berbagai sumber bacaan. Baik itu buku maupun
situs – situs yang ada di internet.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Konsep
Pasar Persaingan Produk Pertanian
Konsep ekonomi
produksi pertanian berkaitan dengan produk komoditas pertanian atau hasil
pertanian). Beberapa fokus kajian ekonomi produksi pertanian antara lain:
1.
Ekonomi
produksi pertanian mengasumsikan tujuan produksi pertanian adalah memaksimalkan
profit. Dengan demikian pengukuran biaya dan penerimaan usahatani menjadi hal
penting. Namun fakta menunjukkan bahwa tujuan pribadi petani sebagai manajer
usahatani spesifik dan unik. Adakalanya tujuan usahatani adalah mengakumulasi
lahan sebagai kapital, memperluas pengaruh sosial dan sebagainya.
2.
Pilihan
output( hasil pertanian ) yang diproduksi. Petani harus menetapkan pilihan komoditi
yang akan ditanamnya pada musim tanam tertentu (misalnya padi ,jagung, cabe,
dan tanaman wijaya )lainnya..
Model pasar persaingan
merupakan model dasar yang digunakan para pakar ekonomi untuk menjelaskan
perilaku produsen. Model persaingan murni mengasumsikan beberapa hal sebagai
berikut:
1.
Terdapat
sejumlah besar produsen dan konsumen sehingga baik produsen dan konsumen tidak
memiliki kekuatan untuk mempengaruhi harga pasar. Dengan kata lain baik
konsumen maupun produsen berperan sebagai price taker bukan price
maker
2.
Petani dapat menjual sebanyak yang dikehendakinya
pada harga pasar yang berlaku, sebaliknya konsumen juga dapat membeli sebanyak
yang diperlukannya pada tingkat harga pasar yang berlaku
3.
Produk
yang diperjual belikan dalam pasar persaingan bersifat homogen yangt berkaitan
dengan hasil pertanian
4.
Berlaku
kaidah free entry and exit di mana seluruh pelaku pasar bebas keluar
masuk pasar
5.
Terdapat
kebebasan mobilitas sumberdaya atau input produksi sehingga tidak terdapat
kemungkinan pelaku ekonomi tertentu melakukan manipulasi yang berorientasi pada
keuntungan
6.
Apabila
kelima asumsi di atas ditambah satu asumsi lagi berkenaan dengan akses
informasi yang sempurna maka model persaingan murni disebut sebagai pasar
persaingan sempurna
Walaupun model pasar
persaingan baik murni atau persaingan sempurna tidak mampu menggambarkan
kondisi realitas perekonomian berbasis pertanian, model ini masih dipertahankan
mengingat efektivitasnya dalam membangun pemahaman tentang kinerja
perekonomian. Selain itu dalam banyak kasus produksi pertanian struktur pasar
yang dihadapi tentu bukan monopoli mengingat produsen pertanian sangat banyak
jumlahnya, juga bukan monopsoni mengingat pengguna atau konsumen produk
pertanian jumlahnya juga sangat banyak.
Adapun yang menjadi
pembahasan pada pasar persaingan produk pertanian yang diantaranya ialah :
1.
Masalah
jangka panjang yang dihadapi sector pertanian : Permintaan lambat
pertambahannya dan Perkembangan teknologi pesat
2.
Masalah
fluktuasi harga yang besar dalam jangka pendek
3.
Kebijakan
pemerintah untuk menstabilkan harga dan pendapatan hasil pertanian
4.
Kebijakan
harga maksimum dan efeknya
5.
Efek
pajak penjualan dan subsidi terhadap harga dan jumlah barang yang dijual
- Masalah jangka panjang yang dihadapi sector pertanian
Di dalam perekonomian yang belum berkembang, sector pertanian memiliki arti
penting karena sebagian besar dari produksi nasional merupakan hasil pertanian
dan sebagian besar pendapatan rumah tangga dibelanjakan untuk membeli hasil –
hasil pertanian. Perkembangan ekonomi sedikit demi sedikit akan mengurangi
peranan sector pertanian yang besar tersebut. Dalam perekonomian yang sudah
modern, seperti di Amerika Serikat dan di Negara – Negara Eropa Barat,
pertanian memegang peranan yang sangat kecil dalam sumbangannya terhadap
produksi nasional.
Sejalan dengan berlakunya kemerosotan peranan sector pertanian dalam
menciptakan produksi nasional maka peranannya dalam menyediakan pekerjaan juga
merosot. Di Negara industri yang modern hanya sebagian kecil penduduk melakukan
kegiatan di sector pertanian. Sedangkan di Negara – Negara yang baru saja mulai
berkembang biasanya sebagian besar penduduknya hidup dan bekerja di sector
pertanian.
Kemunduran peranan sector pertanian dalam perekonomian yang telah mencapai
tingkat kemajuan yang tinggi ditimbulkan oleh dua factor, ialah permintaan
terhadap hasil pertanian yang lambat perkembangannya dan kemajuan teknologi di
sector pertanian yang memungkinkan pertambahan produktivitas yang tinggi.
·
Pertambahan permintaan barang
pertanian lambat
Pertumbuhan ekonomi menyebabkan
pendapatan rumah tangga terus-menerus bertambah. Di negara-negara Barat,
pertambahan pendapatan yang dicapai semenjak permulaan abad yang lalu adalah
sangat besar. Dalam masa tersebut pendapatan mereka bertambah beberapa kali
lipat. Ini memungkinkan mereka membeli lebih banyak barang. Bagaimana
pendapatan yang mengalami kenaikan yang sangat besar tersebut digunakan?
Lebih khusus lagi, sampai di manakah pertambahan pendapatan itu akan
mempengaruh permintaan terhadap barang pertanian?
Corak permintaan masyarakat
mengalami perubahan sangat drastis dalam perekonomian yang mengalami
pertumbuhan. Kenaikan pendapatan akan menaikkan konsumsi berbagai macam
barang, baik barang industri maupun barang pertanian. Tetapi kenaikan itu
tidaklah berbanding lurus dengan kenaikan pendapatan.Pertambahan konsumsi
barang-barang bukan pertanian seperti barang pakaian, perumahan, barang
tahan lama, hiburan dan pelancongan mengalami pertambahan yang lebih cepat dari
pada pertambahan pendapatan.Ini berartibarang-barang seperti itu mempunyai
elastisitas permintaan pendapatan yang tinggi. Sebaliknya, permintaan terhadap
hasil – hasil pertanian bertambah lebih lambat daripada pertambahan kenaikan
pendapatan, yang berarti bahwa elastisitas permintaan pendapatannya rendah.
Akibatnya, pada tingkat pendapatan yang tinggi hanya sebagian kecil daripada
pendapatan rumah tangga digunakan untuk membeli barang pertanian. Dengan kata
lain, tingkat kenaikan permintaan barang industri lebih cepat. Maka kenaikan
harganya akan mengalami pertambahan yang lebih cepat pula kalau dibandingkan
dengan kenaikan harga barang pertanian. Akibatnya, dalam jangka panjang
perbedaan harga barang industri dan barang pertanian cenderung untuk menjadi
semakin melebar.
·
Kemajuan teknologi yang pesat
Perkembangan teknologi yang cepat
disuatu sector memungkinkan kenaikan produtivitas ang tinggi.
Contoh :
Dalam tahun 1929 di Amerika serikat sebanyak 12,8 juta
orang bekerja disektor pertanian.
Produksi yang mereka ciptakan pada tahun 1929 , kalau
dihasilkan pada masa sekarang yaitu kurang lebih sesudah tujuh decade,
hanya memerlukan sebanyakm1,7 orang saja. Gambaran ini menunjukan betapa besar
kenaikan produktivita seseorang yang berlaku daalam masa lebih dari 70
thun lalu di Amerika Serikat. Akibatnya untuk Amerika Serikat dan Negara-negara
maju lainnya adalah produksi pertanian dapat dinaikan dengan cepat apabila
terdapat cukup banyak permintaan. Tetapi ternyata permintaan terhadap
barang pertanian mengalami perkembangan yang jauh lebih lambat daripada kemampuannya
untuk menambah produksi pertanian.
Keadaan tersebut menimbulkan dua implikasi
penting kepada sector pertanian dinegara-negara maju .
1.
Hal ini mendorong kepada perpindahan
tenaga kerja dari sector pertanian ke sector industry . tetapi perpindaahan itu
pada umumnya tidaklah secepat seeperti yang diinginkan dan ini terutama
disebabkan oleh karena kekurangan keseempatan kerja di sector lain.
2.
Kemajuan teknologi yang cepat menimbulkan
masalah kelebihan produksi pertanian. Jumlah yang dapat di produksi oleh para
petani adalah melebihi daripada yang diperlukan oleh masyarakat . Keadaan ini
menyebabkan harga barang pertanian cenderung untuk tetap berada ditingkat yang
sangat rendah.
- Masalah Fluktuasi dalam jangka pendek
Fluktuasi-fluktuasi
jangka pendek dalam kegiatan perekonomian selalu terjadi di setiap negara dan
selalu ada dalam sejarah. Sebagai titil awal untuk memahami fluktuasi dari
tahun ke tahun. Namun ada beberapa bagian penting yang ada didalam nya.
Fakta 1 : Fluktuasi dalam
perekonomian sifatnya tidak teratur dan tidak dapat di prediksikan
Fluktuasi
dalam perekonomian sering kali disebut sebagai siklus bisnis, fluktuasi ekonomi
berhubungan dengan perubahan dalam kondisi usaha. Ketika PDB rill tumbuh dengan
cepat maka usaha lancar. Selama periode perluasan ekonomi, perusahaan
mendapatkan bahwa daya beli konsumen tinggi dan keuntungan nya pun meningkat,
namun ketika PDB rill turun selama masa resesi, bisnis dirundung berbagai
masalah. Pada masa resesi ini, kebanyakan perusahaan mengalami penurunan
penjualan dan keuntungan.
Fakta 2 : kebanyakan besaran ekonomi
makro berfluktuasi bersama sama
PDB rill
adalah variabel yang sering digunakan untuk memantau perubahan jangka pendek
yang terjadi dalam perekonomian karena hal ini merupakan alat ukur kegiatan
perekonomian yang paling komperhensif. Untuk memantau fluktuasi jangka pendek
dapat menggunakan ukuran apa saja. sebagian besar variabel ekonomi makro yang
mengukur beberapa jenis pendapatan, pengeluaran, atau produksi berfluktuasi
secara bersama sama. Ketika PDB rill turun ketika terjadi resesi, pendapatan
perorangan, keuntungan perusahaan, pengeluaran konsumen, belanja investasi,
produksi industri, penjualan eceran, penjualan rumah, penjualan mobill dan
sebagainya ikut turun. Karena resesi adalah fenomena ekonomi yang luas,
dampaknya dapat dirasakan dalam berbagai data ekonomi terbuka.
Fakta 3 : Saat hasil produksi turun,
tingkat pengangguran naik
Perubahan
perubahan pada output perekonomian dalam bentuk barang dan jasa erat kaitannya
dengan perubahan dalam utilitas angkatan kerjanya. Dengan kata lain ketika PDB
riil menurun, tingkat pengangguran meningkat. Fakta tersebut tidak mengejutkan:
ketika perusahaan memilih untuk memproduksi sedikit jumlah barang dan jasa,
mereka memberhentian pekerjaannya dan memperluas cakupan pengangguran.
Menjelaskan
pola-pola yang dialami oleh suatu perekonomian ketika berfluktasi sepanjang
waktu merupakan hal yang mudah. Namun, menjelaskan apa yang menjadi penyebab
fluktasi ini merupakan hal yang sulit. Jika dibandingkan dengan topik permasalahan
pada bab sebelum nya. Teori Fluktasi Ekonomi masih tetap mengundang perdebatan.
- Kebijakan pemerintah untuk menstabilkan harga dan pendapatan hasil pertanian
pemerintah mempunyai berbagai kebijakan pada harga
produk hasil pertanian dengan memberikan berbagai penyuluhan dan subsidi serta
pembangunan jalan dan irigasi. Kedua harga yang tinggi menguntungkan bagi
petani karena pendapatan petani akan semakin tinggi sedangkan harga yang rendah
merugikan bagi petani karena pendapatan mereka akan berkurang bahkan merugi.
Hal ini dibuktikan dengan pernyataan-pernyataan dari petani. Ketiga harga yang
tinggi akan merugikan bagi masyarakat karena pengeluaran mereka untuk pangan
akan bertambah sedangkan harga yang rendah menguntungkan bagi masyarakat karena
pengeluaran masyarakat untuk pangan akan berkurang, pengusaha yang mengolah
hasil pertanian juga diuntungkan karena pengeluaran mereka untuk membeli bahan
baku berkurang sehingga pendapatan mereka bertambah. Dan harga produk pertanian
yang tinggi akan merugikan bagi mereka karena mengurangi pendapatan mereka.
4. Harga maksimum dan efeknya
Harga maksimum merupakan perubahan tertinggi yang diperbolehkan
terhadap suatu harga barang yang telah ditetapkan dalam suatu kontrak dalam
suatu masa perdagangan sesuai dengan aturan perdagangan yang ada. harga pasar
yang terkena harga maksimum tidak diperboleh kan untuk menaikkan harga di atas
harga maksimum yang telah ditetapkan.
Kebijakan harga maksimum biasa nya diberlakukan pada saat harga
pasar yang ada tidak mengalami kenaikan yang cenderung berarti dalam kurun
waktu yang singkat sedangkan suatu permintaan pasar terhadap produk meningkat.
hal ini akan memicu produsen atau supplier untuk menaikkan harga. dalam situasi
seperti ini kebijakan harga maksimum perlu diberlakukan untuk menjaga
stabilitas harga pasar supaya kenaikan harga yang ditetapkan oleh produsen
tidak terlalu tinggi dan tidak membani produsen
- Efek pajak penjualan dan subsidi terhadap harga dan jumlah barang yang dijual
Untuk melihat bagaimana subsidi
dapat memberi manfaat kepada pembeli dan penjual akan digunakan cara yang sama
seperti melihat akibat pajak penjualan terhadap mereka. Tentunya bentuk
analisis harus disesuaikan dengan bentuk perubahan yang terjadi. Subsidi adalah
pemberian pemerintah kepada produsen untuk mengurangi biaya produksi yang
ditanggung produsen. Artinya, ia dapat dipandang sebagai kebalikan dari pajak
penjualan karena subsidi dapat menurunkan harga. Sampai dimana besarnya
keuntungan yang diperoleh pembeli dengan adanya subsidi adalah bergantung
kepada besarnya penurunan harga yang akan berlaku.
2
Fungsi Harga
Perilaku
harga produk pertanian dipengaruhi oleh banyak faktor determinan termasuk
kebijakan pemerintah di sektor pertanian pada umumnya dan regulasi tata niaga
khususnya. Oleh karena itu untuk mempelajari karakteristik dan penetapan harga
produk pertanian, diperlukan determinasi model sebagai penyederhanaan realitas
mekanisme pricing (penetapan harga) yang kompleks. Harga komoditas
pertanian lebih rentan daripada harga komoditas non pertanian dan jasa. Kondisi
biologis produk pertanian menjadi alasan utama instabilitas harganya.
Sebagaimana telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya, tak seperti produk
industri, produk pertanian seringkali sangat fluktuatif disebabkan oleh iklim,
serangan hama-penyakit, dan sebagainya. Musim tanam dalam sistem on farm (usahatani)
mengenal interval waktu yang signifikan.
Hal
ini menyebabkan adanya time lag (selisi waktu) antara pengambilan
keputusan produksi dengan realisasi output akhirnya. Adanya time lag ini
menyulitkan petani merespon perubahan harga yang terjadi di pasar. Diperlukan
waktu paling tidak setahun untuk memproduksi tebu, dua tahun untuk mengubah
suplai daging sapi dan lima hingga sepuluh tahun untuk mengubah pola produksi
tanaman hortikultura seperti apel, salak dan kelengkeng agar komoditi-komoditi
ini dapat merespon perubahan harga. Selain itu masalah penetapan harga produk
pertanian menjadi semakin rumit oleh adanya pemusatan lokasi pertanian dan
penyebaran geografisnya. Hingga saat ini pertanian masih merupakan industri
dengan skala unit produksi kecil. Dispersi geografis dalam produksi pertanian
selain meningkatkan biaya produksi juga menyulitkan estimasi suplai komoditi
secara akurat. Selain itu sistem penetapan harga produk pertanian tak hanya
menjadi kepentingan berbagai pihak di level perekonomian nasional, dalam hal
ini peran perdagangan internasional tak kalah pentingnya.
Harga memainkan
peran sentral dalam teori ekonomi, khususnya pada proses produksi dan konsumsi.
Keputusan produksi oleh petani atau keputusan belanja oleh ibu rumahtangga
sangat dipengaruhi harga. Program-program pemerintah, preferensi personal,
kendala iklim dan keterbatasan lahan pertanian, ketersediaan peralatan dsb,
jelas sangat mempengaruhi apa yang akan ditanam oleh petani. Keputusan konsumen
selain dipengaruhi harga juga dipengaruhi oleh iklan, ruang peraga yang
disediakan supermarket untuk produk makanan tertentu, kebutuhan pribadi,
pengemasan produk, kenyamanan berbelanja, dan besarnya alokasi pendapatan keluarga
untuk belanja bahan pangan. Sejumlah ekonom menyatakan bahwa harga tidak lagi
merupakan fungsi produksi maupun konsumsi (Breimeyer, 1962; Collins, 1959).
Akan tetapi pendapat ini banyak ditentang. Harga, terutama harga relatif
mempengaruhi perilaku manusia. Konsumen akan merespon perubahan daging sapi
relatif terhadap harga daging ayam, misalnya. Petani sebagaimana lazimnya
memperlihatkan kecenderungan mereka untuk memproduksi cabai, bawang, kentang
atau daging sapi pada harga yang dianggap lebih menguntungkan. Dengan demikian
pemahaman atas teori ekonomi akan dapat memberikan penjelasan mengenai perilaku
manusia dan bagaimana harga ditetapkan. Meski demikian, baik konsumen maupun
produsen tidak merespon perubahan harga yang terjadi secara mekanistik. Derajat
respon kuantitas komoditi atas perubahan harga juga dapat berubah seiring
waktu. Peran pemerintah dalam mengatur harga produk pertanian menjadi semakin
penting sejak tahun 1930 an. Kebijakan price support, sangat kuat
mempengaruhi harga produk pertanian. Harga komoditi pertanian yang
diperdagangkan di pasar internasional, sebagaimana telah diketahui diatur
melalui perjanjian dan keputusan bersama antar pemerintah beberapa negara.
Jelasnya cukup banyak harga komoditi pertanian yang tidak lagi ditetapkan
berdasarkan kekuatan pasar bebas. Tetapi, atas dasar apapun harga ditetapkan,
selalu mengandung konsekuensi ekonomi.
Adapun fungsi
harga yang diantaranya sebagai berikut:
1.
Sumber pendapatan atau
keuntungan perusahaan untuk pencapain tujuan produsen
2. Pengendali
tingkat permintaan dan penawaran
3. Mempengaruhi
program pemasaran dan fungsi-fungsi bisnis lainnya bagi perusahaan. harga dapat
berperan sebagai pengaruh terhadap aspek produk
4. Mempengaruhi
perilaku konsumsi dan pendapatan masyarakat
3. Elastisitas Harga
Konsep elastisitas yang digunakan
untuk mengukur besar kecilnya perubahan jnumlah barang yang dimaainta konsumen
sebagai akibar dari perubahan harga..
Dengan kata lain elastisitas adalah tingkat kepekaan (perubahan) suatu gejala
ekonomi terhadap perubahan gejala ekonomi yang lain. Elastisitas terbagi dalam
tiga macam, yaitu sebagai berikut.
- Elastisitas harga (price elasticity) yaitu persentase perubahan jumlah barang yang diminta atau yang ditawarkan, yang disebabkan oleh persentase perubahan harga barang tersebut.
- Elastisitas silang (cross elasticity) adalah persentase perubahan jumlah barang x yang diminta, yang disebabkan oleh persentase perubahan harga barang lain (y).
- Elastisitas pendapatan (income elasticity) yaitu persentase perubahan permintaan akan suatu barang yang diakibatkan oleh persentase perubahan pendapatan (income) riil konsumen.
Tetapi dalam hal ini kami akan lebih
menekankan pembahasan hanya kepada
elastisitas harga yang nantinya akan berkaitran dengan produk hasil
pertanian. Elastisitas penawaraan hasil pertanian (elasticity of supply) adalah
pengaruh perubahan harga terhadap besar kecilnya jumlah barang ( hasil
pertanian ) yang ditawarkan atau tingkat kepekaan perubahan jumlah barang yang
ditawarkan terhadap perubahan harga barang. Adapun yang dimaksud koefisien
elastisitas penawaran adalah angka yang menunjukkan perbandingan antara
perubahan jumlah barang yang ditawarkan dengan perubahan harganya. Besar
kecilnya koefisien elastisitas penawaran dapat dihitung dapat dengan rumus sebagai
berkut.
Keterangan:
ΔQ :Perubahan jumlah penawaran
ΔQ :Perubahan jumlah penawaran
ΔP :Perubahan harga barang
P :Harga barang mula-mula
Q :Jumlah penawaran mula-mula
Es : elastisitas penawaran
Contoh:
Pada saat harga Rp500,00 jumlah barang yang ditawarkan 40 unit, kemudian harga turun menjadi Rp300,00 jumlah barang yang ditawarkan 32 unit. Hitunglah besarnya koefisien elastisitas penawarannya!
Jawab:
a.
Macam-Macam Elastisitas Penawaran
Seperti halnya elastisitas
permintaan, elastisitas penawaran juga terdapat lima macam, yaitu:
Keterangan:
% ΔQs :Persentase perubahan jumlah barang yang ditawarkan
% ΔQs :Persentase perubahan jumlah barang yang ditawarkan
% ΔPs : Persentase perubahan harga barang
b.
Kurva Elastisitas Penawaran
Cara praktis menentukan besarnya elastisitas tanpa
mencari turunan Q atau Q1, yaitu:
1) Jika persamaan fungsi menunjukkan P = a – bQ
(fungsi permintaan) dan P = a + bQ (fungsi Penawaran), maka rumus
elastisitasnya adalah sebagai berikut.
Konsep yang paling dikenal adalah
elastisitas harga yaitu rasio yang menyatakan persentase perubahan kuantitas
dibagi dengan persentase perubahan harga.
Elasitisitas harga diformulasikan sebagai berikut:
Pembuktian: Bila fungsi permintaan
adalah Q = f(P) maka slope fungsi adalah dQ/dP dan elastisitas harga pada titik
()
adalah P Q, adalah . karena grafik fungsi permintaan
memposisikan harga pada aksis vertikal, persamaan fungsi dapat ditulis sebagai
P=f(Q). Dalam kasus ini slope adalah dP/dq dan
Persamaan
alternatif elastisitas harga diformulasikan sebagai berikut:
Subscripts menunjukkan dua titik
yang berbeda pada kurva permintaan. Persamaan ini merupakan cara menghitung
rata-rata elastisitas di antara dua titik, bukan rata-rata elastisitas di
sepanjang busur antara dua titik tersebut. Semakin pendek segmen antar kedua
titik semakin dekat nilai perhitungan elastisitas dari kedua formula di atas.
Interpretasi
Koefisien elastisitas harga suatu
komoditi dapat diinterpretasikan sebagai persentase perubahan kuantitas yang
diminta terhadap perubahan harga dalam persentase yang sangat kecil, ceteris
paribus. Cara yang umum digunakan untuk mengingat makna elastisitas adalah
persentase perubahan jumlah yang diminta sebagai akibat perubahan harga sebesar
satu persen. Karena slope kurva indiferen negatif, maka koefisien elastisitas
harga memiliki tanda negatif.
Nilai elastisitas berkisar antara 0
dan 1. Kisaran ini biasanya dibagi menjadi tiga bagian:
1.
bila nilai absolut koefisien lebih
besar dari satu permintaan dikatakan elastis. Persentase perubahan kuantitas
yang diminta lebih besar daripada persentase perubahan harga. Untuk kasus pasar
persaingan sempurna kurva permintaan digambarkan horisontal, menunjukkan
permintaan yang elastis sempurna dengan nilai koefisien infinit
2.
bila nilai
absolut koefisien kurang dari satu, permintaan tidak elastis. Persentase
perubahan kuantitas yang diminta lebih kecil daripada persentase perubahan
harga. Untuk kasus-kasus khusus elastisitas
nol
menunjukkan bahwa permintaan inelastis sempurna (kurva merupakan garis
vertikal)
3.
koefisien
= 1 menunjukkan kasus elastisitas unitary, di mana persentase perubahan
kuantitas sama dengan persentase perubahan harga
Karena
koefisien elastisitas bervariasi sepanjang kurva permintaan maka tidaklah benar
bila secara teknis dinyatakan permintaan suatu komoditi elastis atau inelastis.
Permintaan dapat dikatakan elastis atau tidak dalam kisaran harga tertentu.
Prosedur estimasi empirik yang lazim digunakan adalah menghitung elastisitas
pada rerata observasi.
4. Faktor-
Faktor yang Mempengaruhi Penawaran
Bila membahas mengenai hasil produktifitas hasil pertanian
maka hal ini tidak akan bisa terpisahkan dengan permintaan ataupun penawarn
terhadap hasil pertanian yang akan ditawarkan dari para petani kepada konsumen.
Namun pembahasan ini akan lebih menekankan hanya kepada aspek penawaran saja,
penawaran itu sendiri adalah hubungan antara harga dan jumlah barang yang
ditawarkan secara lebih spesifik, penawaran menunjukkan seberapa banyak
produsen suatu barang mau dan mampu menawarkan per periode pada berbagai
kemungkinan tingkat harga, hal lain diasumsikan konstan. Hukum penawaran
menyatakan bahwa jumlah yang ditawarkan biasanya secara langsung berhubungan
dengan harganya, hal lain diasumsikan konstan. Jadi, semakin rendah harganya,
jumlah yang ditawarkan semakin sedikit; semakin tinggi harganya, semakin tinggi
jumlah yang ditawarkan.
Ada 2 (dua) alasan yang menyebabkan produsen menawarkan
barang lebih banyak pada tingkat harga yang lebih tinggi:
a. Jika harga naik dan faktor lain
konstan, maka produsen menjadi lebih mau untuk menawarkan barang dalam jumlah
lebih banyak.
b. Harga barang yang lebih tinggi akan
meningkatkan kemampuan produsen untuk menghasilkan barang.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran terhadap
barang dan jasa, antara lain:
- Harga Barang Itu Sendiri
Dalam hukum penawaran dikatakan, jumlah barang yang
ditawarkan dipengaruhi oleh perubahan harga barang itu sendiri. Hubungan ini
bersifat positif, yaitu jika harga barang naik, jumlah barang yang ditawarkan
oleh produsen bertambah. Tujuannya adalah untuk meraih keuntungan yang lebih
besar.
- Kemajuan Teknologi
Kemajuan teknologi dapat meningkatkan kapasitas
produksi. Hal ini akan memengaruhi besarnya jumlah barang yang ditawarkan di
pasar. Seorang pengrajin sepatu sebelum adanya mesin dapat menghasilkan sepatu
250 pasang seminggu, tetapi ketika menemukan mesin yang dapat memproduksi
sepatu 1.000 pasang dalam seminggu, jumlah penawaran pun bertambah.
- Biaya Input (Faktor Produksi)
Biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam
memperoleh faktor-faktor produksi memengaruhi besarnya biaya produksi. Biaya
produksi akan naik jika harga faktor-faktor produksi naik. Biaya produksi yang
melebihi hasil penjualan akan menyebabkan kerugian. Hal ini dapat menimbulkan
jumlah barang yang ditawarkan berkurang.
- Adanya tingkat persaingan.
Semakin tinggi persaingan suatu barang karena
semakin banyaknya produsen maka jumlah penawaran pun semakin banyak.
- Ekspektasi (Harapan Masa Depan)
Ketika suatu barang langka di pasaran, produsen
mencoba menahan barang tersebut untuk tidak ditawarkan dulu ke pasar dengan
harapan harga naik terus dan produsen akan mendapatkan laba yang besar dari
perbuatannya.
- Harga Barang Subtitusi dan Komplementer
Apabila harga barang substitusi meningkat, maka
penawaran harga barang yang diamati akan turun. Hal ini karena harga barang
yang diamati menjadi relatif lebih murah dibandingkan harga barang
substitusinya. Demikian sebaliknya. Sedangkan jika harga suatu barang
komplementer meningkat, maka penawaran terhadap barang yang diamati meningkat.
- Hal lain (faktor sosial/politik)
Apabila terdapat perubahan harga barang yang dituju,
sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran seperti: harga barang yang
dituju, biaya produksi dan ongkos, tujuan produksi, teknologi yang digunakan,
harga barang subsitusi, dan hal-hal lain tidak berubah, maka penawaran akan
ditentukan oleh harga. Jadi, besar kecilnya jumlah barang/jasa yang ditawarkan
tergantung pada tinggi rendahnya harga. Menurut Alfred Marshall, perbandingan
lurus antara harga terhadap penawaran disebut hukum penawaran.
Disini akan dijelaskan lebih rinci mengenai faktor-faktor
yang mempengaruhi permintaan dan penawaran, antara lain :
a.
Perubahan tingkat pendapatan penduduk
Perubahan pendapatan penduduk (masyarakat) dapat mengubah
pola dan jumlah permintaan yang sekaligus mendorong perubahan pada penawaran
oleh produsen penjual. Bila pendapatan penduduk bertambah dan harga barang
masih tetap, ada kemungkinan permintaan terhadap barang/jasa meningkat.
Kemudian, pertambahan pernintaan itu juga akan mengakibatkan berubahnya
penawaran. Jika barang/jasa yang ditawarkan persediaannya menjadi berkurang,
maka harga barang/jasa akan naik. Pada saat harga akan naik, permintaan kembali
menurun dan begitu seterusnya.
b. Perubahan jumlah penduduk
Pertambahan penduduk merupakan faktor yang sangat dominan
terhadap perubahan permintaan dan penawaran. Bertambahnya penduduk akan
menimbulkan bertambahnya kebutuhan berbagai macam barang/jasa, sehingga
permintaan akan bertambah. Naiknya permintaan berpengaruh langsung terhadap
penawaran barang/jasa. Banyaknya permintaan itu akan menaikkan harga
barang/jasa yang ditawarkan, sehingga pada suatu saat permintaan akan menurun
kembali, ketika permintaan turun, produsen/penjual yang masih memiliki banyak
barang/jasa akan menaikkan penjualan dengan menurunkan harga.
c.
Selera penduduk
Selera masyarakat sering kali berubah-ubah pada saat
tertentu. Mereka akan suka mode A dan pada waktu lain akan menyukai mode B.
Begitu juga terhadapa makanan, pada musim panas menyukai makanan X dan pada
musim lainnya cenderung mengkonsumsi barang Y. Pergeseran permintaan dari satu
barang ke barang lain akan berpengaruh juga terhadap pergeseran penawaran.
Keadaan ini akan mengakibatkan naik dan turunnya permintaan, serta naik
turunnya harga barang/jasa yang ditawarkan.
d.
Faktor lain (harapan, hubungan sosial, dan politik)
Harapan masa, pengaruh hubungan sosial, dan keadaan politik,
pada saat stabil mengarah pada kemakmuran sehingga masyarakat mampu
meningkatkan pendapatan yang pada akhirnya mendorong pada peningkatan
permintaan barang/jasa.
e.
Harga subsitusi
Adanya barang pengganti (subsitusi) dari suatu barang/jasa
dapat mengubah jumlah permintaan, kemudian berpengaruh pada harga dan
penawaran. Munculnya barang pengganti yang lebih murah, kemungkinan besar akan
mendorong sebagian besar konsumen untuk memilih barang subsitusi tersebut.
5. Klasifikasi Pasar
Pada mulanya istilah pasar diartikan sabagai tempat
pertemuan antara penjual dan pembeli untuk mempertukarkan barang-barang mereka
(tempat melakukan barter). Pengertian pasar yang sering disarankan oleh para
ahli ekonomi adalah sekumpulan pembeli dan penjual yang melakukan transaksi
atau sejumlah produk atau kelas produk tertentu. Di lain pihak, para pengusaha
sering mendefinisikan pasar berdasarkan pengelompokan pelanggan sehingga
dikenal berbagai jenis pasar, seperti pasar kebutuhan, pasar produk, pasar
demografis, dan pasar geografis. Bahkan, mereka memperluas penggolongannya
sehingga dikenal istilah pasar pemberi suara, pasar tenaga kerja, dan pasar
donor. (Kotler, 1997).
Pasar juga dapat diartikan sebagai tempat terjadinya
penawaran dan permintaan, transaksi, tawar-menawar nilai (harga), dan atau
terjadinya pemnidahan kepemilikan melalui suatu kesepakatan antara pembeli dan
penjual. Kesepakatan tersebut dapat berupa kesepakatan harga, cara pembayaran,
cara pengiriman, tempat pengambilan atau penerimaan produk, jenis dan jumlah
produk, spesifikasi serta mutu produk, dan lain-lain kesepakatan yang
berhubungan dengan pemindahan kepemilikan produk.
Dengan demikian, pasar pertanian merupakan tempat
dimana terdapat interaksi antara kekuatan penawaran dan permintaan produk
pertanian, terjadi tawar-menawar nilai produk, terjadi pemindahan kepemilikan,
dan terjadi kesepakatan-kesepakatan yang berhubungan dengan pemindahan
kepemilikan. Jika didasarkan pada konsep sistem agribisnis, maka pasar
pertanian terdiri atas pasar input dan alat-alat pertanian, pasar produk
pertanian, dan pasar produk industri pengolahan hasil pertanian atau pasar
produk agroindustry.
Di pasar, kita akan menjumpai banyak penjual yang
menawarkan berbagai macam barang, baik hasil pertanian maupun hasil produksi.
Selain itu, kita akan banyak menjumpai orang dengan tujuan berbelanja yang
berbeda pula. Dari hanya untuk memenuhi kebutuhannya (mengkonsumsinya), untuk
dijual kembali (distribusi) sampai untuk diolah kembali kemudian dijual (produksi).
A. Bentuk-Bentuk Pasar
1. Pasar Tradisional
Merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli serta
ditandai dengan adanya transaksi penjual-pembeli secara langsung dan biasanya
ada proses tawar-menawar, bangunan biasanya terdiri dari kios-kios atau gerai,
los dan dasaran terbuka yang dibuka oleh penjual maupun suatu pengelola pasar.
Kebanyakan menjual kebutuhan sehari-hari seperti bahan-bahan makanan, berupa
ikan, buah, sayur-sayuran, telur, daging, kain, pakaian, barang elektronik,
jasa dan lain-lain. Pasar seperti ini masih banyak di Indonesia, dan umumnya
terletak dekat kawasan perumahan agar memudahkan pembeli untuk mencapai pasar.
Beberapa pasar tradisional yang “legendaries” antara lain pasar Beringharjo di
Jogya, pasar Klewer di Solo, pasar Johar di Semarang. Pasar tradisional di
seluruh Indonesia terus mencoba bertahan menghadapi serangan dari pasar modern.
2. Pasar Modern
Tidak banyak berbeda dari pasar tradisional, namun pasar
jenis ini penjual dan pembeli tidak bertransaksi secara langsung melainkan
pembeli melihat label harga yang tercantum dalam barang (barcode), berada dalam
bangunan dan pelayanannya dilakukan secara mandiri (swalayan) atau dilayani
oleh pramuniaga. Barang-barang yang dijual, selain bahan makanan seperti buah,
sayuran, daging; sebagian besar barang lainnya yang dijual adalah bahan yang
dapat bertahan lama. Contoh dari pasar modern adalah pasar swalayan dan hypermarket.
Ø Pasar menurut jenisnya
1. Pasar Konsumsi yaitu pasar yang menjual
barang-barang untuk keperluan konsumsi. Misalnya menjual beras, sandal,
lukisan, dll.
2. Pasar Faktor Produksi yaitu Menjual
barang-barang untuk keperluan produksi, misalnya menjual mesin-mesin untuk
memproduksi, lahan untuk pabrik, dll.
Ø Pasar menurut jenis barang yang
dijual dapat dibagi menjadi pasar buah, pasar ikan, dll.
Ø Pasar menurut wujud
1. Pasar Konkret yaitu pasar yang
lokasinya dapat dilihat dengan kasat mata, konsumen dan produsen juga dapat
dibedakan.
2. Pasar Abstrak yaitu pasar yang
lokasinya tidak dapat dilihat dengan kasat mata, konsumen dan produsen tidak
bertemu secara langsung.
Ø Pasar menurut lokasi, misalnya pasar
Kebayoran yang terletak di Kebayoran Lama, dll.
6. Keseimbangan Pasar Hasil
Pertanian
Dalam ilmu ekonomi, harga keseimbangan atau harga
equilibrium adalah harga yang terbentuknya pada titik pertemuan kurva
permintaan dan kurva penawaran. Terbentuknya harga dan kuantitas keseimbangan
di pasar merupakan hasil kesepakatan antara pembeli (konsumen) dan penjual
(produsen) dimana kuantitas yang diminta dan yang ditawarkan sama besarnya.
Jika keseimbangan ini telah tercapai, biasanya titik keseimbangan ini akan
bertahan lama dan menjadi patokan pihak pembeli dan pihak penjual dalam
menentukan harga.
Keseimbangan harga merupakan titik temu antara permintaan
dan penawaran yang merupakan proses alami mekanisme pasar. Permintaan/pembeli
berusaha untuk mendapatkan barang/jasa yang baik dengan harga yang murah.
Sedangkan penawaran/penjual berusaha untuk mendapatkan keuntungan yang
sebesar-besarnya. Akibat dari tarik-menarik/tawar-menawar antara permintaan dan
penawaran, maka akan tercapai titik temu yang disebut keseimbangan harga.
a. Pengertian Harga keseimbangan atau
harga pasar (equilibrium price)
Harga keseimbangan atau harga pasar (equilibrium price) adalah tingkat tinggi rendahnya tingkat harga
yang terjadi atas kesepakatan antara penjual/penawaran dengan
konsumen/permintaan terhadap hasil pertanian . Pada harga keseimbangan,
produsen/penawaran bersedia melepas hasil pertanian, sedangkan
permintaan/konsumen bersedia membayar harganya dari produk pertanian tersebut.
Dalam kurva harga keseimbangan terjadi titik temu antara kurva permintaan dan
kurva penawaran, yang disebut Equilibrium Price.
Untuk lebih jelasnya, perhatikan tabel di
bawah ini.
Dari tabel di atas dapat dibuat kurva sebagai
berikut.
b.
Perubahan Harga Keseimbangan
Harga keseimbangan dapat mengalami
pergeseran/perubahan yang disebabkan oleh pergeseran kurva permintaan dan kurva
penawaran.
- Pengeseran Kurva Permintaan
Harga keseimbangan di pasar akan
mengalami perubahan karena adanya faktor-faktor yang memengaruhi permintaan.
Pada keadaan ini, ceteris paribus tidak berlaku. Perubahan kurva permintaan
tersebut dapat diuraikan sebagai berikut. Pengeseran kurva permintaan ke kanan
berarti adanya kenaikan jumlah barang yang diminta. Jika penawaran tidak
berubah, maka akan mengakibatkan kenaikan harga dan kenaikan jumlah barang yang
terjual/terbeli. Sebaliknya pergeseran kurva penawaran ke kiri berarti terjadi
penurunan permintaan, sehingga harga barang akan mengalami penurunan. Dari
penjelasan di atas dapat digambarkan dalam kurva Gambar berikut:
b. Pergeseran Kurva Penawaran
Dari
Gambar diatas dapat dijelaskan bahwa pergeseran kurva penawaran ke kanan berarti
terjadi kenaikan jumlah barang yang ditawarkan. Jika permintaan tetap, maka
harga akan mengalami penurunan. Sebaliknya pergeseran kurva penawaran ke kiri
berarti terjadi penurunan jumlah penawaran barang, maka harga akan mengalami
kenaikan.
c.
Golongan Pembeli dan Penjual
Di dalam pasar, terdapat golongan
pembeli dan penjual. Adapun pembeli terbagi atas tiga golongan sebagai berikut.
a. Pembeli marginal adalah pembeli yang mempunyai daya beli sama dengan harga pasar
b. Pembeli supermarginal adalah pembeli yang mempunyai daya beli di atas harga pasar
c. Pembeli submarginal atau pembeli yang tidak mampu untuk membayar harga pembelian itu
Sementara itu golongan penjual/produsen,
terdiri atas tiga golongan berikut ini.
a. Penjual marginal, adalah produsen
yang berani menjual dengan harga pokok sama dengan harga pasar.
b. Penjual supermarginal, adalah
produsen yang berani menjual dengan harga pokok di bawah harga pasar,
c. Penjual submarginal, adalah produsen
yang berani menjual dengan harga pokok di atas harga pasar.
d.
Pengaruh
pergeseran permintan dan penawaran terhadap kesinambungan harga
Pergeseran terjadi jika penawaran
maupun permintaan meningkat,maka satu hal yang akan pasti terjadi adalah
meningkatnya penjualan.ada tiga hal yang mempengaruhi pergeseran harga keseimbangan,yaitu
sebagai berikut;
a. perubahan harga keseimbangan yang di
sebabkan oleh pergeseran permintaan.
b. perubahan harga keseimbangan yang di
sebabkan oleh pergeseran penawaran.
c. perubahan harga keseimbangan yang di
sebabkan oleh pergeseran permintaan dan penawaran.
BAB III
PENUTUP
a.
Kesimpulan
Dengan demikian berdasarkan pembahasan
yang ada pada makalah kami ini dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut
- Pada pasar persaingan produk pertanian mempunyai ciri-ciri banyak penjual dan banyak pembeli, barang yang diperjualbelikan bersifat homogen namun dalam pasar persaingan produk pertanian maka produk yang diperjualbelikan adalah produk dari hasil-hasil pertanian seperti cabai, bawang, dan sayur-sayuran.
- Fungsi harga dapat diklasifikasikan menjadi: Sumber pendapatan atau keuntungan perusahaan untuk pencapain tujuan produsen, Pengendali tingkat permintaan dan penawaran, Mempengaruhi program pemasaran dan fungsi-fungsi bisnis lainnya bagi perusahaan. harga dapat berperan sebagai pengaruh terhadap aspek produk, Mempengaruhi perilaku konsumsi dan pendapatan masyarakat.
- Elastisitas harga (price elasticity) merupakan persentase perubahan jumlah barang yang diminta atau yang ditawarkan, yang disebabkan oleh persentase perubahan harga barang tersebut.
- Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran adalah : Harga Barang Itu Sendiri, Kemajuan Teknologi, Biaya Input (Faktor Produksi), Adanya tingkat persaingan, ekspektasi, Harga Barang Subtitusi dan Komplementer, hal lain (faktor sosial politik)
- Pasar pertanian merupakan tempat dimana terdapat interaksi antara kekuatan penawaran dan permintaan produk pertanian, terjadi tawar-menawar nilai produk, terjadi pemindahan kepemilikan, dan terjadi kesepakatan-kesepakatan yang berhubungan dengan pemindahan kepemilikan.
- Keseimbangan pasar hasil pertanian terjadi apabila bertemunya kurva permintaan suatu barang hasil pertanian dengan kurva penawaran yang menyebabkan terjadinya keseimbangan harga.
b.
Saran
Dengan membaca makalah ini, pembaca
diharapkan mampu mengatahui konsep-konsep dari pada pasar persaingan produk
pertanian, fungsi harga, elastisitas harga, faktor-faktor yang mempengaruhi
penawaran, klasifikasi pasar serta keseimbangan pasar hasil pertanian dengan
memiliki bahan referensi yang tersedia serta mampu agar dapat mengaplikasikannya
kedalam kehidupan sehari-hari sehingga memberi manfaat bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
1. Schultze, Charles L : National
Income Analysis, diterjemahkan oleh Paul Sitohang sebagai Analisa pendapatan
Nasional, Edisi Kedua, Bhratara, Jakarta, 1970
2. Harry I. Wolk, James L.Dodd, Michael
G.Thearney, Accounting Theory: conceptuallssues in a political and Economic
Envirotment, 1994
3. Froyen, Richard T., Macroeconomics:
Theories and Policies (15th ed). New Jersey: Prentice-Hall, 1996
4. Sadono Sukirno, Mikro Ekonomi, Teori
Pengantar, Edisi Ketiga, Salemba Empat, Jakarta, 2005
5.
Suryo, Joko, 2002,Ekonomi Pertanian , Makalah
Seminar Terbatas Pengembangan Wawasan tentang Civic Education, LP3 UMY,
Yogyakarta.
6. Ismaun, 1981, FactorPproduksi
Pertanian, Carya Remadja,
Bandung.
7.
Zubaidi,M.Si,Achmad.2007.Ekonomi
Pertanian untuk Perguruan Tinggi.Yogjakarta:Paradigma
Komentar
Posting Komentar