MAKALAH MATA KULIAH EKONOMI PERTANIAN (MENGENAI KONSEP PASAR PERSAINGAN PRODUK PERTANIAN )



MAKALAH
MATA KULIAH EKONOMI PERTANIAN
(MENGENAI KONSEP PASAR PERSAINGAN PRODUK PERTANIAN )
 
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Pertanian mempunyai peranan yang sangat penting bagi pembangunan ekonomi Indonesia. Pentingnya peranan ini menyebabkan bidang ekonomi diletakkan pada pembangunan ekonomi dengan titik berat pada sektor pertanian. Pembangunan pertanian diarahkan untuk memenuhi kebutuhan pangan dan kebutuhan industry dalam negeri, meningkatkan ekspor, meningkatka pendapatan petani, memperluas kesempatan kerja dan mendorong pemerataan kesempatan berusaha. Manusia memiliki beragam kebutuhan baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Sebagian besar masyarakat Indonesia dengan status ekonomi menengah ke bawah, masih harus berjuang memenuhi kebutuhan dasarnya yang semua itu tidak terlepas dari hasil produktifitas pertanian.
Dengan demikian pemenuhan kebutuhan pangan masih menjadi prioritas bagi banyak rumahtangga Indonesia. Selain kebutuhan pangan, masyarakat memiliki banyak kebutuhan non pangan yang harus dipenuhi. Dewasa ini kecenderungan konsumsi masyarakat tidak hanya diorientasikan untuk memenuhi kebutuhan dasar namun juga diarahkan oleh aneka keinginan yang nyaris tak terpuaskan. Barang konsumsi tersedia hampir tanpa batas di pasar baik dari segi jenis, jumlah, kualitas dan cara pembelian. Jika Ilmu ekonomi dikaitakan dengan ekonomi pertanian maka kedua hal tersebut tidak dapat dipisahkan, kemungkinan kedua hal ini mempunyai pengaruhnya masing-masing.  oleh karena itu mempelajari alternatif penggunaan terbaik sumberdaya yang tersedia untuk memenuhi berbagai kebutuhan masyarakat.Namun penggunaan terminologi sumberdaya yang lebih luas mencakup tidak hanya sumberdaya alam melainkan harus diikuti dengan penggunaan teknologi yang tepat guna. Seperti yang akan dibahas pada bab selanjutnya dalam makalah ini yaitu mengenai factor-faktor yang berhubungan dengan pasar persaingan produk pertanian, fungsi harga, serta factor-faktor yang mempengaruhi hal tersebut akan dibahas pada bab selanjutnya untuk itu jangan lewatkan pembahasan dari setiap bab yang ada didalam makalah ini.
Selamat membaca dan memahami.


B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, adapun masalah yang muncul adalah sebagai berikut:
  1. Bagaimana konsep dari Pasar Persaingan Produk Pertanian ?
  2. Bagaimana fungsi harga  ?
  3. Bagaimana elastisitas harga ?
  4. Apa saja factor-faktor yang mempengaruhi penawaran?
  5. Bagaimana klasifikasi pasar pertanian ?
  6. Bagaimana keseimbangan pasar hasil pertanian ?

C.    Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dalam makalah ini adalah selain untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah Ekonomi Pertanian ,penulis juga dapat memberikan suatu kontribusi mengenai materi mengenai Konsep Pasar Persaingan Produk Pertanian beserta dengan hal-hal yang memiliki hubungan dengan konsep pasar ekonomi pertaniajn seperti : fungsi harga, elastisitas harga, factor-faktor apa saja yang mempengaruhi penawaran, klasifikasi pasar,dan keseimbangan pasar hasil pertanian, sehingga kita semua akan dapat mengetahuinya secara jelas khususnya bagi penyusun dan umumnya bagi rekan-rekan yang membaca tulisan ini.

D.    Metode dan Teknik Penulisan

Metode dan teknik penulisan yang digunakan dalam penulisan karya tulis ini adalah metode studi pustaka. Studi pustaka dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang kemudian data tersebut akan dijadikan dasar atau pedoman untuk melihat adanya ketidaksesuaian antara teori dengan kenyataan sebagai penyebab dari permasalahan yang dibahas dalam karya tulis ini.
Sumber – sumber yang dijadikan sebagai rujukan untuk studi pustaka diperoleh dari berbagai sumber bacaan. Baik itu buku maupun situs – situs yang ada di internet.



BAB II
PEMBAHASAN
1.      Konsep Pasar Persaingan Produk Pertanian
Konsep ekonomi produksi pertanian berkaitan dengan produk komoditas pertanian atau hasil pertanian). Beberapa fokus kajian ekonomi produksi pertanian antara lain:
1.      Ekonomi produksi pertanian mengasumsikan tujuan produksi pertanian adalah memaksimalkan profit. Dengan demikian pengukuran biaya dan penerimaan usahatani menjadi hal penting. Namun fakta menunjukkan bahwa tujuan pribadi petani sebagai manajer usahatani spesifik dan unik. Adakalanya tujuan usahatani adalah mengakumulasi lahan sebagai kapital, memperluas pengaruh sosial dan sebagainya.
2.      Pilihan output( hasil pertanian ) yang diproduksi. Petani harus menetapkan pilihan komoditi yang akan ditanamnya pada musim tanam tertentu (misalnya padi ,jagung, cabe, dan tanaman wijaya )lainnya..

Model pasar persaingan merupakan model dasar yang digunakan para pakar ekonomi untuk menjelaskan perilaku produsen. Model persaingan murni mengasumsikan beberapa hal sebagai berikut:
1.      Terdapat sejumlah besar produsen dan konsumen sehingga baik produsen dan konsumen tidak memiliki kekuatan untuk mempengaruhi harga pasar. Dengan kata lain baik konsumen maupun produsen berperan sebagai price taker bukan price maker
2.       Petani  dapat menjual sebanyak yang dikehendakinya pada harga pasar yang berlaku, sebaliknya konsumen juga dapat membeli sebanyak yang diperlukannya pada tingkat harga pasar yang berlaku
3.      Produk yang diperjual belikan dalam pasar persaingan bersifat homogen yangt berkaitan dengan hasil pertanian
4.      Berlaku kaidah free entry and exit di mana seluruh pelaku pasar bebas keluar masuk pasar
5.      Terdapat kebebasan mobilitas sumberdaya atau input produksi sehingga tidak terdapat kemungkinan pelaku ekonomi tertentu melakukan manipulasi yang berorientasi pada keuntungan
6.      Apabila kelima asumsi di atas ditambah satu asumsi lagi berkenaan dengan akses informasi yang sempurna maka model persaingan murni disebut sebagai pasar persaingan sempurna

Walaupun model pasar persaingan baik murni atau persaingan sempurna tidak mampu menggambarkan kondisi realitas perekonomian berbasis pertanian, model ini masih dipertahankan mengingat efektivitasnya dalam membangun pemahaman tentang kinerja perekonomian. Selain itu dalam banyak kasus produksi pertanian struktur pasar yang dihadapi tentu bukan monopoli mengingat produsen pertanian sangat banyak jumlahnya, juga bukan monopsoni mengingat pengguna atau konsumen produk pertanian jumlahnya juga sangat banyak.
Adapun yang menjadi pembahasan pada pasar persaingan produk pertanian yang diantaranya ialah :

1.      Masalah jangka panjang yang dihadapi sector pertanian : Permintaan lambat pertambahannya dan Perkembangan teknologi pesat
2.      Masalah fluktuasi harga yang besar dalam jangka pendek
3.      Kebijakan pemerintah untuk menstabilkan harga dan pendapatan hasil pertanian
4.      Kebijakan harga maksimum dan efeknya
5.      Efek pajak penjualan dan subsidi terhadap harga dan jumlah barang yang dijual

  1. Masalah jangka panjang yang dihadapi sector pertanian
            Di dalam perekonomian yang belum berkembang, sector pertanian memiliki arti penting karena sebagian besar dari produksi nasional merupakan hasil pertanian dan sebagian besar pendapatan rumah tangga dibelanjakan untuk membeli hasil – hasil pertanian. Perkembangan ekonomi sedikit demi sedikit akan mengurangi peranan sector pertanian yang besar tersebut. Dalam perekonomian yang sudah modern, seperti di Amerika Serikat dan di Negara – Negara Eropa Barat, pertanian memegang peranan yang sangat kecil dalam sumbangannya terhadap produksi nasional.
            Sejalan dengan berlakunya kemerosotan peranan sector pertanian dalam menciptakan produksi nasional maka peranannya dalam menyediakan pekerjaan juga merosot. Di Negara industri yang modern hanya sebagian kecil penduduk melakukan kegiatan di sector pertanian. Sedangkan di Negara – Negara yang baru saja mulai berkembang biasanya sebagian besar penduduknya hidup dan bekerja di sector pertanian.
            Kemunduran peranan sector pertanian dalam perekonomian yang telah mencapai tingkat kemajuan yang tinggi ditimbulkan oleh dua factor, ialah permintaan terhadap hasil pertanian yang lambat perkembangannya dan kemajuan teknologi di sector pertanian yang memungkinkan pertambahan produktivitas yang tinggi.

·         Pertambahan permintaan barang pertanian lambat
Pertumbuhan ekonomi menyebabkan pendapatan rumah tangga terus-menerus bertambah. Di negara-negara Barat, pertambahan pendapatan yang dicapai semenjak permulaan abad yang lalu adalah sangat besar. Dalam masa tersebut pendapatan mereka bertambah beberapa kali lipat. Ini memungkinkan mereka membeli lebih banyak barang. Bagaimana pendapatan yang mengalami kenaikan yang sangat besar  tersebut digunakan? Lebih khusus lagi, sampai di manakah pertambahan pendapatan itu akan mempengaruh permintaan terhadap barang pertanian?
Corak permintaan masyarakat mengalami perubahan sangat drastis dalam perekonomian yang mengalami pertumbuhan. Kenaikan pendapatan akan menaikkan konsumsi berbagai macam  barang, baik barang industri maupun barang pertanian. Tetapi kenaikan itu tidaklah berbanding lurus dengan kenaikan pendapatan.Pertambahan konsumsi barang-barang bukan pertanian seperti barang  pakaian, perumahan, barang tahan lama, hiburan dan pelancongan mengalami pertambahan yang lebih cepat dari pada pertambahan pendapatan.Ini berartibarang-barang seperti itu mempunyai elastisitas permintaan pendapatan yang tinggi. Sebaliknya, permintaan terhadap hasil – hasil pertanian bertambah lebih lambat daripada pertambahan kenaikan pendapatan, yang berarti bahwa elastisitas permintaan pendapatannya rendah. Akibatnya, pada tingkat pendapatan yang tinggi hanya sebagian kecil daripada pendapatan rumah tangga digunakan untuk membeli barang pertanian. Dengan kata lain, tingkat kenaikan permintaan barang industri lebih cepat. Maka kenaikan harganya akan mengalami pertambahan yang lebih cepat pula kalau dibandingkan dengan kenaikan harga barang pertanian. Akibatnya, dalam jangka panjang perbedaan harga barang industri dan barang pertanian cenderung untuk menjadi semakin melebar.


·         Kemajuan teknologi yang pesat
Perkembangan teknologi yang cepat disuatu sector memungkinkan kenaikan produtivitas ang tinggi.
Contoh :
Dalam tahun 1929 di Amerika serikat sebanyak 12,8 juta orang bekerja disektor pertanian.
Produksi yang mereka ciptakan pada tahun 1929 , kalau dihasilkan pada masa  sekarang yaitu kurang lebih sesudah tujuh decade, hanya memerlukan sebanyakm1,7 orang saja. Gambaran ini menunjukan betapa besar kenaikan produktivita seseorang yang berlaku daalam masa lebih dari 70 thun lalu di Amerika Serikat. Akibatnya untuk Amerika Serikat dan Negara-negara maju lainnya adalah produksi pertanian dapat dinaikan dengan cepat apabila terdapat cukup banyak permintaan. Tetapi ternyata permintaan terhadap barang pertanian mengalami perkembangan yang jauh lebih lambat daripada kemampuannya untuk menambah produksi pertanian.
Keadaan tersebut menimbulkan dua implikasi penting kepada sector pertanian dinegara-negara  maju .
1.      Hal ini mendorong kepada perpindahan tenaga kerja dari sector pertanian ke sector industry . tetapi perpindaahan itu pada umumnya tidaklah secepat seeperti yang diinginkan dan ini terutama disebabkan oleh karena kekurangan keseempatan kerja di sector lain.
2.       Kemajuan teknologi yang cepat menimbulkan masalah kelebihan produksi pertanian. Jumlah yang dapat di produksi oleh para petani adalah melebihi daripada yang diperlukan oleh masyarakat . Keadaan ini menyebabkan harga barang pertanian cenderung untuk tetap berada ditingkat yang sangat rendah.
  1. Masalah Fluktuasi dalam jangka pendek
Fluktuasi-fluktuasi jangka pendek dalam kegiatan perekonomian selalu terjadi di setiap negara dan selalu ada dalam sejarah. Sebagai titil awal untuk memahami fluktuasi dari tahun ke tahun. Namun ada beberapa bagian penting yang ada didalam nya.
Fakta 1 : Fluktuasi dalam perekonomian sifatnya tidak teratur dan tidak dapat di prediksikan
Fluktuasi dalam perekonomian sering kali disebut sebagai siklus bisnis, fluktuasi ekonomi berhubungan dengan perubahan dalam kondisi usaha. Ketika PDB rill tumbuh dengan cepat maka usaha lancar. Selama periode perluasan ekonomi, perusahaan mendapatkan bahwa daya beli konsumen tinggi dan keuntungan nya pun meningkat, namun ketika PDB rill turun selama masa resesi, bisnis dirundung berbagai masalah. Pada masa resesi ini, kebanyakan perusahaan mengalami penurunan penjualan dan keuntungan.
Fakta 2 : kebanyakan besaran ekonomi makro berfluktuasi bersama sama
PDB rill adalah variabel yang sering digunakan untuk memantau perubahan jangka pendek yang terjadi dalam perekonomian karena hal ini merupakan alat ukur kegiatan perekonomian yang paling komperhensif. Untuk memantau fluktuasi jangka pendek dapat menggunakan ukuran apa saja. sebagian besar variabel ekonomi makro yang mengukur beberapa jenis pendapatan, pengeluaran, atau produksi berfluktuasi secara bersama sama. Ketika PDB rill turun ketika terjadi resesi, pendapatan perorangan, keuntungan perusahaan, pengeluaran konsumen, belanja investasi, produksi industri, penjualan eceran, penjualan rumah, penjualan mobill dan sebagainya ikut turun. Karena resesi adalah fenomena ekonomi yang luas, dampaknya dapat dirasakan dalam berbagai data ekonomi terbuka.
Fakta 3 : Saat hasil produksi turun, tingkat pengangguran naik
Perubahan perubahan pada output perekonomian dalam bentuk barang dan jasa erat kaitannya dengan perubahan dalam utilitas angkatan kerjanya. Dengan kata lain ketika PDB riil menurun, tingkat pengangguran meningkat. Fakta tersebut tidak mengejutkan: ketika perusahaan memilih untuk memproduksi sedikit jumlah barang dan jasa, mereka memberhentian pekerjaannya dan memperluas cakupan pengangguran.
Menjelaskan pola-pola yang dialami oleh suatu perekonomian ketika berfluktasi sepanjang waktu merupakan hal yang mudah. Namun, menjelaskan apa yang menjadi penyebab fluktasi ini merupakan hal yang sulit. Jika dibandingkan dengan topik permasalahan pada bab sebelum nya. Teori Fluktasi Ekonomi masih tetap mengundang perdebatan.


  1. Kebijakan pemerintah untuk menstabilkan harga dan pendapatan hasil pertanian
pemerintah mempunyai berbagai kebijakan pada harga produk hasil pertanian dengan memberikan berbagai penyuluhan dan subsidi serta pembangunan jalan dan irigasi. Kedua harga yang tinggi menguntungkan bagi petani karena pendapatan petani akan semakin tinggi sedangkan harga yang rendah merugikan bagi petani karena pendapatan mereka akan berkurang bahkan merugi. Hal ini dibuktikan dengan pernyataan-pernyataan dari petani. Ketiga harga yang tinggi akan merugikan bagi masyarakat karena pengeluaran mereka untuk pangan akan bertambah sedangkan harga yang rendah menguntungkan bagi masyarakat karena pengeluaran masyarakat untuk pangan akan berkurang, pengusaha yang mengolah hasil pertanian juga diuntungkan karena pengeluaran mereka untuk membeli bahan baku berkurang sehingga pendapatan mereka bertambah. Dan harga produk pertanian yang tinggi akan merugikan bagi mereka karena mengurangi pendapatan mereka.
4.      Harga maksimum dan efeknya
Harga maksimum merupakan perubahan tertinggi yang diperbolehkan terhadap suatu harga barang yang telah ditetapkan dalam suatu kontrak dalam suatu masa perdagangan sesuai dengan aturan perdagangan yang ada. harga pasar yang terkena harga maksimum tidak diperboleh kan untuk menaikkan harga di atas harga maksimum yang telah ditetapkan.
Kebijakan harga maksimum biasa nya diberlakukan pada saat harga pasar yang ada tidak mengalami kenaikan yang cenderung berarti dalam kurun waktu yang singkat sedangkan suatu permintaan pasar terhadap produk meningkat. hal ini akan memicu produsen atau supplier untuk menaikkan harga. dalam situasi seperti ini kebijakan harga maksimum perlu diberlakukan untuk menjaga stabilitas harga pasar supaya kenaikan harga yang ditetapkan oleh produsen tidak terlalu tinggi dan tidak membani produsen
  1. Efek pajak penjualan dan subsidi terhadap harga dan jumlah barang yang dijual
Untuk melihat bagaimana subsidi dapat memberi manfaat kepada pembeli dan penjual akan digunakan cara yang sama seperti melihat akibat pajak penjualan terhadap mereka. Tentunya bentuk analisis harus disesuaikan dengan bentuk perubahan yang terjadi. Subsidi adalah pemberian pemerintah kepada produsen untuk mengurangi biaya produksi yang ditanggung produsen. Artinya, ia dapat dipandang sebagai kebalikan dari pajak penjualan karena subsidi dapat menurunkan harga. Sampai dimana besarnya keuntungan yang diperoleh pembeli dengan adanya subsidi adalah bergantung kepada besarnya penurunan harga yang akan berlaku.

2        Fungsi Harga
Perilaku harga produk pertanian dipengaruhi oleh banyak faktor determinan termasuk kebijakan pemerintah di sektor pertanian pada umumnya dan regulasi tata niaga khususnya. Oleh karena itu untuk mempelajari karakteristik dan penetapan harga produk pertanian, diperlukan determinasi model sebagai penyederhanaan realitas mekanisme pricing (penetapan harga) yang kompleks. Harga komoditas pertanian lebih rentan daripada harga komoditas non pertanian dan jasa. Kondisi biologis produk pertanian menjadi alasan utama instabilitas harganya. Sebagaimana telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya, tak seperti produk industri, produk pertanian seringkali sangat fluktuatif disebabkan oleh iklim, serangan hama-penyakit, dan sebagainya. Musim tanam dalam sistem on farm (usahatani) mengenal interval waktu yang signifikan.
Hal ini menyebabkan adanya time lag (selisi waktu) antara pengambilan keputusan produksi dengan realisasi output akhirnya. Adanya time lag ini menyulitkan petani merespon perubahan harga yang terjadi di pasar. Diperlukan waktu paling tidak setahun untuk memproduksi tebu, dua tahun untuk mengubah suplai daging sapi dan lima hingga sepuluh tahun untuk mengubah pola produksi tanaman hortikultura seperti apel, salak dan kelengkeng agar komoditi-komoditi ini dapat merespon perubahan harga. Selain itu masalah penetapan harga produk pertanian menjadi semakin rumit oleh adanya pemusatan lokasi pertanian dan penyebaran geografisnya. Hingga saat ini pertanian masih merupakan industri dengan skala unit produksi kecil. Dispersi geografis dalam produksi pertanian selain meningkatkan biaya produksi juga menyulitkan estimasi suplai komoditi secara akurat. Selain itu sistem penetapan harga produk pertanian tak hanya menjadi kepentingan berbagai pihak di level perekonomian nasional, dalam hal ini peran perdagangan internasional tak kalah pentingnya.
Harga memainkan peran sentral dalam teori ekonomi, khususnya pada proses produksi dan konsumsi. Keputusan produksi oleh petani atau keputusan belanja oleh ibu rumahtangga sangat dipengaruhi harga. Program-program pemerintah, preferensi personal, kendala iklim dan keterbatasan lahan pertanian, ketersediaan peralatan dsb, jelas sangat mempengaruhi apa yang akan ditanam oleh petani. Keputusan konsumen selain dipengaruhi harga juga dipengaruhi oleh iklan, ruang peraga yang disediakan supermarket untuk produk makanan tertentu, kebutuhan pribadi, pengemasan produk, kenyamanan berbelanja, dan besarnya alokasi pendapatan keluarga untuk belanja bahan pangan. Sejumlah ekonom menyatakan bahwa harga tidak lagi merupakan fungsi produksi maupun konsumsi (Breimeyer, 1962; Collins, 1959). Akan tetapi pendapat ini banyak ditentang. Harga, terutama harga relatif mempengaruhi perilaku manusia. Konsumen akan merespon perubahan daging sapi relatif terhadap harga daging ayam, misalnya. Petani sebagaimana lazimnya memperlihatkan kecenderungan mereka untuk memproduksi cabai, bawang, kentang atau daging sapi pada harga yang dianggap lebih menguntungkan. Dengan demikian pemahaman atas teori ekonomi akan dapat memberikan penjelasan mengenai perilaku manusia dan bagaimana harga ditetapkan. Meski demikian, baik konsumen maupun produsen tidak merespon perubahan harga yang terjadi secara mekanistik. Derajat respon kuantitas komoditi atas perubahan harga juga dapat berubah seiring waktu. Peran pemerintah dalam mengatur harga produk pertanian menjadi semakin penting sejak tahun 1930 an. Kebijakan price support, sangat kuat mempengaruhi harga produk pertanian. Harga komoditi pertanian yang diperdagangkan di pasar internasional, sebagaimana telah diketahui diatur melalui perjanjian dan keputusan bersama antar pemerintah beberapa negara. Jelasnya cukup banyak harga komoditi pertanian yang tidak lagi ditetapkan berdasarkan kekuatan pasar bebas. Tetapi, atas dasar apapun harga ditetapkan, selalu mengandung konsekuensi ekonomi.
Adapun fungsi harga yang diantaranya sebagai berikut:
1.      Sumber pendapatan atau keuntungan perusahaan untuk pencapain tujuan produsen
2.      Pengendali tingkat permintaan dan penawaran
3.      Mempengaruhi program pemasaran dan fungsi-fungsi bisnis lainnya bagi perusahaan. harga dapat berperan sebagai pengaruh terhadap aspek produk
4.      Mempengaruhi perilaku konsumsi dan pendapatan masyarakat

3.      Elastisitas Harga
Konsep elastisitas yang digunakan untuk mengukur besar kecilnya perubahan jnumlah barang yang dimaainta konsumen sebagai  akibar dari perubahan harga.. Dengan kata lain elastisitas adalah tingkat kepekaan (perubahan) suatu gejala ekonomi terhadap perubahan gejala ekonomi yang lain. Elastisitas terbagi dalam tiga macam, yaitu sebagai berikut.
  1. Elastisitas harga (price elasticity) yaitu persentase perubahan jumlah barang yang diminta atau yang ditawarkan, yang disebabkan oleh persentase perubahan harga barang tersebut.
  2. Elastisitas silang (cross elasticity) adalah persentase perubahan jumlah barang x yang diminta, yang disebabkan oleh persentase perubahan harga barang lain (y).
  3. Elastisitas pendapatan (income elasticity) yaitu persentase perubahan permintaan akan suatu barang yang diakibatkan oleh persentase perubahan pendapatan (income) riil konsumen.
Tetapi dalam hal ini kami akan lebih menekankan pembahasan hanya kepada  elastisitas harga yang nantinya akan berkaitran dengan produk hasil pertanian. Elastisitas penawaraan hasil pertanian (elasticity of supply) adalah pengaruh perubahan harga terhadap besar kecilnya jumlah barang ( hasil pertanian ) yang ditawarkan atau tingkat kepekaan perubahan jumlah barang yang ditawarkan terhadap perubahan harga barang. Adapun yang dimaksud koefisien elastisitas penawaran adalah angka yang menunjukkan perbandingan antara perubahan jumlah barang yang ditawarkan dengan perubahan harganya. Besar kecilnya koefisien elastisitas penawaran dapat dihitung dapat dengan rumus sebagai berkut.


Keterangan:
ΔQ           :Perubahan jumlah penawaran
ΔP            :Perubahan harga barang
P              :Harga barang mula-mula
Q              :Jumlah penawaran mula-mula
Es             : elastisitas penawaran

Contoh:
Pada saat harga Rp500,00 jumlah barang yang ditawarkan 40 unit, kemudian harga turun menjadi Rp300,00 jumlah barang yang ditawarkan 32 unit. Hitunglah besarnya koefisien elastisitas penawarannya!
Jawab:

a.       Macam-Macam Elastisitas Penawaran
Seperti halnya elastisitas permintaan, elastisitas penawaran juga terdapat lima macam, yaitu:


Keterangan:
% ΔQs   :Persentase perubahan jumlah barang yang ditawarkan
%  ΔPs : Persentase perubahan harga barang

b.      Kurva Elastisitas Penawaran



Gambar Kurva Elastisitas Penawaran

Cara praktis menentukan besarnya elastisitas tanpa mencari turunan Q atau Q1, yaitu:

1) Jika persamaan fungsi menunjukkan P = a – bQ (fungsi permintaan) dan P = a + bQ (fungsi Penawaran), maka rumus elastisitasnya adalah sebagai berikut.

Konsep yang paling dikenal adalah elastisitas harga yaitu rasio yang menyatakan persentase perubahan kuantitas dibagi dengan persentase perubahan harga.
Elasitisitas harga diformulasikan sebagai berikut:


Pembuktian: Bila fungsi permintaan adalah Q = f(P) maka slope fungsi adalah dQ/dP dan elastisitas harga pada titik () adalah P Q, adalah . karena grafik fungsi permintaan memposisikan harga pada aksis vertikal, persamaan fungsi dapat ditulis sebagai P=f(Q). Dalam kasus ini slope adalah dP/dq dan 
Persamaan alternatif elastisitas harga diformulasikan sebagai berikut:

Subscripts menunjukkan dua titik yang berbeda pada kurva permintaan. Persamaan ini merupakan cara menghitung rata-rata elastisitas di antara dua titik, bukan rata-rata elastisitas di sepanjang busur antara dua titik tersebut. Semakin pendek segmen antar kedua titik semakin dekat nilai perhitungan elastisitas dari kedua formula di atas.
Interpretasi
Koefisien elastisitas harga suatu komoditi dapat diinterpretasikan sebagai persentase perubahan kuantitas yang diminta terhadap perubahan harga dalam persentase yang sangat kecil, ceteris paribus. Cara yang umum digunakan untuk mengingat makna elastisitas adalah persentase perubahan jumlah yang diminta sebagai akibat perubahan harga sebesar satu persen. Karena slope kurva indiferen negatif, maka koefisien elastisitas harga memiliki tanda negatif.
Nilai elastisitas berkisar antara 0 dan 1. Kisaran ini biasanya dibagi menjadi tiga bagian:
1.      bila nilai absolut koefisien lebih besar dari satu permintaan dikatakan elastis. Persentase perubahan kuantitas yang diminta lebih besar daripada persentase perubahan harga. Untuk kasus pasar persaingan sempurna kurva permintaan digambarkan horisontal, menunjukkan permintaan yang elastis sempurna dengan nilai koefisien infinit
2.      bila nilai absolut koefisien kurang dari satu, permintaan tidak elastis. Persentase perubahan kuantitas yang diminta lebih kecil daripada persentase perubahan harga. Untuk kasus-kasus khusus elastisitas  nol menunjukkan bahwa permintaan inelastis sempurna (kurva merupakan garis vertikal)
3.      koefisien = 1 menunjukkan kasus elastisitas unitary, di mana persentase perubahan kuantitas sama dengan persentase perubahan harga
Karena koefisien elastisitas bervariasi sepanjang kurva permintaan maka tidaklah benar bila secara teknis dinyatakan permintaan suatu komoditi elastis atau inelastis. Permintaan dapat dikatakan elastis atau tidak dalam kisaran harga tertentu. Prosedur estimasi empirik yang lazim digunakan adalah menghitung elastisitas pada rerata observasi.

4.      Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Penawaran
Bila membahas mengenai hasil produktifitas hasil pertanian maka hal ini tidak akan bisa terpisahkan dengan permintaan ataupun penawarn terhadap hasil pertanian yang akan ditawarkan dari para petani kepada konsumen. Namun pembahasan ini akan lebih menekankan hanya kepada aspek penawaran saja, penawaran itu sendiri adalah hubungan antara harga dan jumlah barang yang ditawarkan secara lebih spesifik, penawaran menunjukkan seberapa banyak produsen suatu barang mau dan mampu menawarkan per periode pada berbagai kemungkinan tingkat harga, hal lain diasumsikan konstan. Hukum penawaran menyatakan bahwa jumlah yang ditawarkan biasanya secara langsung berhubungan dengan harganya, hal lain diasumsikan konstan. Jadi, semakin rendah harganya, jumlah yang ditawarkan semakin sedikit; semakin tinggi harganya, semakin tinggi jumlah yang ditawarkan.
Ada 2 (dua) alasan yang menyebabkan produsen menawarkan barang lebih banyak pada tingkat harga yang lebih tinggi:
a.       Jika harga naik dan faktor lain konstan, maka produsen menjadi lebih mau untuk menawarkan barang dalam jumlah lebih banyak.
b.      Harga barang yang lebih tinggi akan meningkatkan kemampuan produsen untuk menghasilkan barang.


Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran terhadap barang dan jasa, antara lain:
  1. Harga Barang Itu Sendiri
Dalam hukum penawaran dikatakan, jumlah barang yang ditawarkan dipengaruhi oleh perubahan harga barang itu sendiri. Hubungan ini bersifat positif, yaitu jika harga barang naik, jumlah barang yang ditawarkan oleh produsen bertambah. Tujuannya adalah untuk meraih keuntungan yang lebih besar.
  1. Kemajuan Teknologi
Kemajuan teknologi dapat meningkatkan kapasitas produksi. Hal ini akan memengaruhi besarnya jumlah barang yang ditawarkan di pasar. Seorang pengrajin sepatu sebelum adanya mesin dapat menghasilkan sepatu 250 pasang seminggu, tetapi ketika menemukan mesin yang dapat memproduksi sepatu 1.000 pasang dalam seminggu, jumlah penawaran pun bertambah.
  1. Biaya Input (Faktor Produksi)
Biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam memperoleh faktor-faktor produksi memengaruhi besarnya biaya produksi. Biaya produksi akan naik jika harga faktor-faktor produksi naik. Biaya produksi yang melebihi hasil penjualan akan menyebabkan kerugian. Hal ini dapat menimbulkan jumlah barang yang ditawarkan berkurang.
  1. Adanya tingkat persaingan.
Semakin tinggi persaingan suatu barang karena semakin banyaknya produsen maka jumlah penawaran pun semakin banyak.
  1. Ekspektasi (Harapan Masa Depan)
Ketika suatu barang langka di pasaran, produsen mencoba menahan barang tersebut untuk tidak ditawarkan dulu ke pasar dengan harapan harga naik terus dan produsen akan mendapatkan laba yang besar dari perbuatannya.


  1. Harga Barang Subtitusi dan Komplementer
Apabila harga barang substitusi meningkat, maka penawaran harga barang yang diamati akan turun. Hal ini karena harga barang yang diamati menjadi relatif lebih murah dibandingkan harga barang substitusinya. Demikian sebaliknya. Sedangkan jika harga suatu barang komplementer meningkat, maka penawaran terhadap barang yang diamati meningkat.
  1. Hal lain (faktor sosial/politik)
Apabila terdapat perubahan harga barang yang dituju, sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran seperti: harga barang yang dituju, biaya produksi dan ongkos, tujuan produksi, teknologi yang digunakan, harga barang subsitusi, dan hal-hal lain tidak berubah, maka penawaran akan ditentukan oleh harga. Jadi, besar kecilnya jumlah barang/jasa yang ditawarkan tergantung pada tinggi rendahnya harga. Menurut Alfred Marshall, perbandingan lurus antara harga terhadap penawaran disebut hukum penawaran.
Disini akan dijelaskan lebih rinci mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran, antara lain :
a.        Perubahan tingkat pendapatan penduduk
Perubahan pendapatan penduduk (masyarakat) dapat mengubah pola dan jumlah permintaan yang sekaligus mendorong perubahan pada penawaran oleh produsen penjual. Bila pendapatan penduduk bertambah dan harga barang masih tetap, ada kemungkinan permintaan terhadap barang/jasa meningkat. Kemudian, pertambahan pernintaan itu juga akan mengakibatkan berubahnya penawaran. Jika barang/jasa yang ditawarkan persediaannya menjadi berkurang, maka harga barang/jasa akan naik. Pada saat harga akan naik, permintaan kembali menurun dan begitu seterusnya.
b.      Perubahan jumlah penduduk
Pertambahan penduduk merupakan faktor yang sangat dominan terhadap perubahan permintaan dan penawaran. Bertambahnya penduduk akan menimbulkan bertambahnya kebutuhan berbagai macam barang/jasa, sehingga permintaan akan bertambah. Naiknya permintaan berpengaruh langsung terhadap penawaran barang/jasa. Banyaknya permintaan itu akan menaikkan harga barang/jasa yang ditawarkan, sehingga pada suatu saat permintaan akan menurun kembali, ketika permintaan turun, produsen/penjual yang masih memiliki banyak barang/jasa akan menaikkan penjualan dengan menurunkan harga.

c. Selera penduduk
Selera masyarakat sering kali berubah-ubah pada saat tertentu. Mereka akan suka mode A dan pada waktu lain akan menyukai mode B. Begitu juga terhadapa makanan, pada musim panas menyukai makanan X dan pada musim lainnya cenderung mengkonsumsi barang Y. Pergeseran permintaan dari satu barang ke barang lain akan berpengaruh juga terhadap pergeseran penawaran. Keadaan ini akan mengakibatkan naik dan turunnya permintaan, serta naik turunnya harga barang/jasa yang ditawarkan.
d. Faktor lain (harapan, hubungan sosial, dan politik)
Harapan masa, pengaruh hubungan sosial, dan keadaan politik, pada saat stabil mengarah pada kemakmuran sehingga masyarakat mampu meningkatkan pendapatan yang pada akhirnya mendorong pada peningkatan permintaan barang/jasa.
e. Harga subsitusi
Adanya barang pengganti (subsitusi) dari suatu barang/jasa dapat mengubah jumlah permintaan, kemudian berpengaruh pada harga dan penawaran. Munculnya barang pengganti yang lebih murah, kemungkinan besar akan mendorong sebagian besar konsumen untuk memilih barang subsitusi tersebut.

5.      Klasifikasi Pasar
Pada mulanya istilah pasar diartikan sabagai tempat pertemuan antara penjual dan pembeli untuk mempertukarkan barang-barang mereka (tempat melakukan barter). Pengertian pasar yang sering disarankan oleh para ahli ekonomi adalah sekumpulan pembeli dan penjual yang melakukan transaksi atau sejumlah produk atau kelas produk tertentu. Di lain pihak, para pengusaha sering mendefinisikan pasar berdasarkan pengelompokan pelanggan sehingga dikenal berbagai jenis pasar, seperti pasar kebutuhan, pasar produk, pasar demografis, dan pasar geografis. Bahkan, mereka memperluas penggolongannya sehingga dikenal istilah pasar pemberi suara, pasar tenaga kerja, dan pasar donor. (Kotler, 1997).
Pasar juga dapat diartikan sebagai tempat terjadinya penawaran dan permintaan, transaksi, tawar-menawar nilai (harga), dan atau terjadinya pemnidahan kepemilikan melalui suatu kesepakatan antara pembeli dan penjual. Kesepakatan tersebut dapat berupa kesepakatan harga, cara pembayaran, cara pengiriman, tempat pengambilan atau penerimaan produk, jenis dan jumlah produk, spesifikasi serta mutu produk, dan lain-lain kesepakatan yang berhubungan dengan pemindahan kepemilikan produk. 
Dengan demikian, pasar pertanian merupakan tempat dimana terdapat interaksi antara kekuatan penawaran dan permintaan produk pertanian, terjadi tawar-menawar nilai produk, terjadi pemindahan kepemilikan, dan terjadi kesepakatan-kesepakatan yang berhubungan dengan pemindahan kepemilikan. Jika didasarkan pada konsep sistem agribisnis, maka pasar pertanian terdiri atas pasar input dan alat-alat pertanian, pasar produk pertanian, dan pasar produk industri pengolahan hasil pertanian atau pasar produk agroindustry.
Di pasar, kita akan menjumpai banyak penjual yang menawarkan berbagai macam barang, baik hasil pertanian maupun hasil produksi. Selain itu, kita akan banyak menjumpai orang dengan tujuan berbelanja yang berbeda pula. Dari hanya untuk memenuhi kebutuhannya (mengkonsumsinya), untuk dijual kembali (distribusi) sampai untuk diolah kembali kemudian dijual (produksi).
A. Bentuk-Bentuk Pasar
1.      Pasar Tradisional
Merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli serta ditandai dengan adanya transaksi penjual-pembeli secara langsung dan biasanya ada proses tawar-menawar, bangunan biasanya terdiri dari kios-kios atau gerai, los dan dasaran terbuka yang dibuka oleh penjual maupun suatu pengelola pasar. Kebanyakan menjual kebutuhan sehari-hari seperti bahan-bahan makanan, berupa ikan, buah, sayur-sayuran, telur, daging, kain, pakaian, barang elektronik, jasa dan lain-lain. Pasar seperti ini masih banyak di Indonesia, dan umumnya terletak dekat kawasan perumahan agar memudahkan pembeli untuk mencapai pasar. Beberapa pasar tradisional yang “legendaries” antara lain pasar Beringharjo di Jogya, pasar Klewer di Solo, pasar Johar di Semarang. Pasar tradisional di seluruh Indonesia terus mencoba bertahan menghadapi serangan dari pasar modern.
2.      Pasar Modern
Tidak banyak berbeda dari pasar tradisional, namun pasar jenis ini penjual dan pembeli tidak bertransaksi secara langsung melainkan pembeli melihat label harga yang tercantum dalam barang (barcode), berada dalam bangunan dan pelayanannya dilakukan secara mandiri (swalayan) atau dilayani oleh pramuniaga. Barang-barang yang dijual, selain bahan makanan seperti buah, sayuran, daging; sebagian besar barang lainnya yang dijual adalah bahan yang dapat bertahan lama. Contoh dari pasar modern adalah pasar swalayan dan hypermarket.

Ø  Pasar menurut jenisnya
1.      Pasar Konsumsi yaitu pasar yang menjual barang-barang untuk keperluan konsumsi. Misalnya menjual beras, sandal, lukisan, dll.
2.      Pasar Faktor Produksi yaitu Menjual barang-barang untuk keperluan produksi, misalnya menjual mesin-mesin untuk memproduksi, lahan untuk pabrik, dll.
Ø  Pasar menurut jenis barang yang dijual dapat dibagi menjadi pasar buah, pasar ikan, dll.
Ø  Pasar menurut wujud
1.      Pasar Konkret yaitu pasar yang lokasinya dapat dilihat dengan kasat mata, konsumen dan produsen juga dapat dibedakan.
2.      Pasar Abstrak yaitu pasar yang lokasinya tidak dapat dilihat dengan kasat mata, konsumen dan produsen tidak bertemu secara langsung.
Ø  Pasar menurut lokasi, misalnya pasar Kebayoran yang terletak di Kebayoran Lama, dll.

6. Keseimbangan Pasar Hasil Pertanian
Dalam ilmu ekonomi, harga keseimbangan atau harga equilibrium adalah harga yang terbentuknya pada titik pertemuan kurva permintaan dan kurva penawaran. Terbentuknya harga dan kuantitas keseimbangan di pasar merupakan hasil kesepakatan antara pembeli (konsumen) dan penjual (produsen) dimana kuantitas yang diminta dan yang ditawarkan sama besarnya. Jika keseimbangan ini telah tercapai, biasanya titik keseimbangan ini akan bertahan lama dan menjadi patokan pihak pembeli dan pihak penjual dalam menentukan harga.
Keseimbangan harga merupakan titik temu antara permintaan dan penawaran yang merupakan proses alami mekanisme pasar. Permintaan/pembeli berusaha untuk mendapatkan barang/jasa yang baik dengan harga yang murah. Sedangkan penawaran/penjual berusaha untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Akibat dari tarik-menarik/tawar-menawar antara permintaan dan penawaran, maka akan tercapai titik temu yang disebut keseimbangan harga.
a.       Pengertian Harga keseimbangan atau harga pasar (equilibrium price)
Harga keseimbangan atau harga pasar (equilibrium price)  adalah tingkat tinggi rendahnya tingkat harga yang terjadi atas kesepakatan antara penjual/penawaran dengan konsumen/permintaan terhadap hasil pertanian . Pada harga keseimbangan, produsen/penawaran bersedia melepas hasil pertanian, sedangkan permintaan/konsumen bersedia membayar harganya dari produk pertanian tersebut. Dalam kurva harga keseimbangan terjadi titik temu antara kurva permintaan dan kurva penawaran, yang disebut Equilibrium Price.
 Untuk lebih jelasnya, perhatikan tabel di bawah ini.


Permintaan dan penawaran suatu barang pada berbagai tingkat harga.
 Dari tabel di atas dapat dibuat kurva sebagai berikut.


Kurva harga keseimbangan.
b.   Perubahan Harga Keseimbangan
Harga keseimbangan dapat mengalami pergeseran/perubahan yang disebabkan oleh pergeseran kurva permintaan dan kurva penawaran.

  1. Pengeseran Kurva Permintaan
Harga keseimbangan di pasar akan mengalami perubahan karena adanya faktor-faktor yang memengaruhi permintaan. Pada keadaan ini, ceteris paribus tidak berlaku. Perubahan kurva permintaan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut. Pengeseran kurva permintaan ke kanan berarti adanya kenaikan jumlah barang yang diminta. Jika penawaran tidak berubah, maka akan mengakibatkan kenaikan harga dan kenaikan jumlah barang yang terjual/terbeli. Sebaliknya pergeseran kurva penawaran ke kiri berarti terjadi penurunan permintaan, sehingga harga barang akan mengalami penurunan. Dari penjelasan di atas dapat digambarkan dalam kurva Gambar berikut:

b. Pergeseran Kurva Penawaran

Harga keseimbangan saat terjadi pergeseran kurva permintaan.


Harga keseimbangan saat terjadi pergeseran kurva penawaran.
Dari Gambar diatas dapat dijelaskan bahwa pergeseran kurva penawaran ke kanan berarti terjadi kenaikan jumlah barang yang ditawarkan. Jika permintaan tetap, maka harga akan mengalami penurunan. Sebaliknya pergeseran kurva penawaran ke kiri berarti terjadi penurunan jumlah penawaran barang, maka harga akan mengalami kenaikan.





c.         Golongan Pembeli dan Penjual
Di dalam pasar, terdapat golongan pembeli dan penjual. Adapun pembeli terbagi atas tiga golongan sebagai berikut.

a. Pembeli marginal adalah pembeli yang mempunyai daya beli sama dengan harga pasar
b. Pembeli supermarginal adalah pembeli yang mempunyai daya beli di atas harga pasar
c. Pembeli submarginal atau pembeli yang tidak mampu untuk membayar harga pembelian itu
Sementara itu golongan penjual/produsen, terdiri atas tiga golongan berikut ini.
a.       Penjual marginal, adalah produsen yang berani menjual dengan harga pokok sama dengan harga pasar.
b.      Penjual supermarginal, adalah produsen yang berani menjual dengan harga pokok di bawah harga pasar,
c.       Penjual submarginal, adalah produsen yang berani menjual dengan harga pokok di atas harga pasar.

d.      Pengaruh pergeseran permintan dan penawaran terhadap kesinambungan harga

Pergeseran terjadi jika penawaran maupun permintaan meningkat,maka satu hal yang akan pasti terjadi adalah meningkatnya penjualan.ada tiga hal yang mempengaruhi pergeseran harga keseimbangan,yaitu sebagai berikut;
a.       perubahan harga keseimbangan yang di sebabkan oleh pergeseran permintaan.
b.      perubahan harga keseimbangan yang di sebabkan oleh pergeseran penawaran.
c.       perubahan harga keseimbangan yang di sebabkan oleh pergeseran permintaan dan penawaran.











 BAB III
PENUTUP
a.            Kesimpulan
Dengan demikian berdasarkan pembahasan yang ada pada makalah kami ini dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut
  1. Pada pasar persaingan produk pertanian mempunyai ciri-ciri banyak penjual dan banyak pembeli, barang yang diperjualbelikan bersifat homogen namun dalam pasar persaingan produk pertanian maka produk yang diperjualbelikan adalah produk dari hasil-hasil pertanian seperti cabai, bawang, dan sayur-sayuran.
  2. Fungsi harga dapat diklasifikasikan menjadi: Sumber pendapatan atau keuntungan perusahaan untuk pencapain tujuan produsen, Pengendali tingkat permintaan dan penawaran, Mempengaruhi program pemasaran dan fungsi-fungsi bisnis lainnya bagi perusahaan. harga dapat berperan sebagai pengaruh terhadap aspek produk, Mempengaruhi perilaku konsumsi dan pendapatan masyarakat.
  3. Elastisitas harga (price elasticity) merupakan persentase perubahan jumlah barang yang diminta atau yang ditawarkan, yang disebabkan oleh persentase perubahan harga barang tersebut.
  4. Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran adalah : Harga Barang Itu Sendiri, Kemajuan Teknologi, Biaya Input (Faktor Produksi), Adanya tingkat persaingan, ekspektasi, Harga Barang Subtitusi dan Komplementer, hal lain (faktor sosial politik)
  5. Pasar pertanian merupakan tempat dimana terdapat interaksi antara kekuatan penawaran dan permintaan produk pertanian, terjadi tawar-menawar nilai produk, terjadi pemindahan kepemilikan, dan terjadi kesepakatan-kesepakatan yang berhubungan dengan pemindahan kepemilikan.
  6. Keseimbangan pasar hasil pertanian terjadi apabila bertemunya kurva permintaan suatu barang hasil pertanian dengan kurva penawaran yang menyebabkan terjadinya keseimbangan harga.

b.                 Saran
Dengan membaca makalah ini, pembaca diharapkan mampu mengatahui konsep-konsep dari pada pasar persaingan produk pertanian, fungsi harga, elastisitas harga, faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran, klasifikasi pasar serta keseimbangan pasar hasil pertanian dengan memiliki bahan referensi yang tersedia serta mampu agar dapat mengaplikasikannya kedalam kehidupan sehari-hari sehingga memberi manfaat bagi kita semua.











 DAFTAR PUSTAKA
1.      Schultze, Charles L : National Income Analysis, diterjemahkan oleh Paul Sitohang sebagai Analisa pendapatan Nasional, Edisi Kedua, Bhratara, Jakarta, 1970
2.      Harry I. Wolk, James L.Dodd, Michael G.Thearney, Accounting Theory: conceptuallssues in a political and Economic Envirotment, 1994
3.      Froyen, Richard T., Macroeconomics: Theories and Policies (15th ed). New Jersey: Prentice-Hall, 1996
4.      Sadono Sukirno, Mikro Ekonomi, Teori Pengantar, Edisi Ketiga, Salemba Empat, Jakarta, 2005
5.        Suryo, Joko, 2002,Ekonomi Pertanian , Makalah Seminar Terbatas Pengembangan Wawasan tentang Civic Education, LP3 UMY, Yogyakarta.
6.      Ismaun, 1981, FactorPproduksi Pertanian, Carya Remadja, Bandung.                 
7.      Zubaidi,M.Si,Achmad.2007.Ekonomi Pertanian  untuk Perguruan Tinggi.Yogjakarta:Paradigma
8.      www.google.com




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Surat Babtis (Tardidi) di Gereja HKBP

Peta