MAKALAH MATA KULIAH EKONOMI PERTANIAN (PEMASARAN HASIL PRODUK PERTANIAN)
MAKALAH
MATA
KULIAH EKONOMI PERTANIAN
PEMASARAN HASIL PRODUK
PERTANIAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang Masalah
Petani Indonesia mayoritas termasuk dalam kategori peasant. Peasant diartikan oleh Eric
R. Wolf sebagai petani pedesaan, sebagai orang desa yang bercocok tanam di
pedesaan tidak didalam ruangan-ruangan tertutup (greenhouse) ditengah-tengah
kota atau kotak-kotak aspidistra di atas ambang jendela, mereka bukanlah
farmer, atau pengusaha pertanian (agricultural entrepeneur) seperti kita kenal
di Amerika Serikat. Sehingga hasil yang dicapai
dalam produksi pertanian belum cukup untuk memenuhi kebutuhan negara. Oleh
sebab itu untuk memenuhi kebutuhan tersebut pemerintah mengimpor produk hasil
pertanian seperti beras, cabai, sayur, dan lain sebagainya. Ironis memang
indonesia merupakan negara agraris yang hanya ada dua musim sehingga pertanian
sangat cocok di negara ini. Dikarenakan sumber daya manusia yang kurang berkualitas dan
kurangnya pengetahuan petani indonesia sehingga produk yang dihasilkan masih
kurang.
Menjalani kegiatan pertanian bukan hanya sebatas memproduksi atau melakukan
kegiatan pertanian, baik budidaya tanaman maupun beternak sehingga memperoleh
hasil pertanian yang berlimpah. Tetapi dibalik itu, bagaimana pasaran untuk
hasil usaha tani agar pertanian tersebut dapat menguntungkan dari segi ekonomi.
Produktivitas pertanian yang tinggi akan menjadi sia-sia jika tidak sepenuhnya
dapat diserap oleh pasar. Oleh karena itu, pemasaran untuk hasil usaha tani
menjadi kata kunci dalam kegiatan pertanian.
Untuk hasil-hasil itu perlu ada pasaran serta harga yang cukup tinggi guna
membayar kembali biaya-biaya tunai dan daya upaya yang telah dikeluarkan petani
sewaktu memproduksikannya. Kebanyakan petani harus menjual hasil-hasil usaha
taninya sendiri atau di pasar setempat. Karena itu, perangsang bagi mereka
untuk memproduksi barang-barang jualan, bukan sekedar untuk dimakan keluarganya
sendiri, lebih banyak tergantung pada harga setempat. Harga ini untuk sebagian
tergantung pada efisiensi sistem tataniaga yang menghubungkan pasar setempat
dengan pasar di kota-kota.
Menurut Kuznets (1964), sektor pertanian di negara
sedang berkembang (Low Developing Countries/LDCs) memiliki empat kontribusi
terhadap pertumbuhan dan pembangunan ekonomi nasional yaitu kontribusi
produk, pasar, faktor-faktor produksi
dan devisa.
Dewasa ini, pertanian di Indonesia sedang mengalami
keterpurukan khususnya dalam luasan lahan yang dimiliki oleh petani, modal, dan
lapangan pekerjaan di luar. Tidak adanya kebijakan dari pemerintah untuk
penentuan kepemilikan lahan minimal pada para petani, membuat petani membagi lahannya tanpa pikir
panjang. Akhirnya, rata-rata petani di Indonesia hanya memiliki lahan yang
sempit, dan tidak dimanfaatkan dengan maksimal. Kondisi petani yang seperti itu
sering disebut dengan petani subsisten. Dimana petani subsisten tidak pernah
memikirkan kehidupan mereka dalam jangka panjang, mereka hanya memikirkan
bagaimana mereka besok mendapat makanan, dan bagaimana mereka dapat hidup esok.
Petani subsisten ini banyak terdapat pada petani
pedesaan, dimana berpendapat bahwa arti “hidup berkecukupan” adalah bisa untuk
membeli makan setiap hari, dan bisa untuk menyekolahkan anaknya. Oleh karena
itu, petani di Indonesia, selalu dipandang kelas bawah karena lahannya yang
kecil, serta kehidupannya yang dibawah rata-rata dalam mencapai kesejahteraan
hidup. Untuk lebih jelasnya kami akan membahas pada bab selanjutnya.
1.2
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang diatas maka yang menjadi masalah dalam makalah ini yaitu:
1. Apa
yang menyebabkan produk pertanian kurang optimal?
2. Bagaimana
cara memasarkan produk pertanian?
3. Bagaimana
distribusi pendapatan pelaku usaha di sektor pertanian?
4. Bagaimana
subsinten pertanian dan pemilik modal?
1.3
Tujuan
penulisan
Adapun yang
menjadi tujuan dalam penulisan
makalah ini yaitu:
1. Untuk
mengetahui bagaimana cara memasarkan produk hasil pertanian
2. Untuk
mengetahui distribusi pendapatan pelaku usaha sektor pertanian
3. Untuk
mengetahui subsisten pertanian dan pemilik modal
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pasar Produk
Pertanian
2.1.1 Konsep Pemasaran
Pemasaran
secara umum dapat diartikan sebagai suatu kegiatan atau jasa yang dilakukan
untuk memindahkan atau memproduksi suatu barang atau jasa dari produsen ke
konsumen. Sedangkan pengertian pemasaran menurut para ahli adalah :
·
Philip dan Duncan: Pemasaran
meliputi semua langkah yang dipergunakan untuk menempatkan barang-barang nyata
ketangan konsumen.
·
W.J. Stanton: Pemasaran meliputi
keseluruhan sistem yang berhubungan dengan kegiatan-kegiatan usaha, yang
bertujuan merencanakan, menentukan harga, hingga mempromosikan, dan
mendistribusikan barang-barang atau jasa yang akan memuaskan kebutuhan pembeli,
baik yang actual maupun yang potensial.
·
P.H. Nyistrom: Pemasaran meliputi
segala kegiatan mengenai penyaluran barang atau jasa dari tangan produsen
ketangan konsumen.
·
American Marketing Association:
Pemasaran pelaksanaan kegiatan usaha niaga yang diarahkan pada arus
aliran barang dan jasa dari produsen kekonsumen.
Pemasaran Hasil Pertanian atau Tata
niaga Pertanian merupakan serangkaian kegiatan ekonomi berturut-turut yang
terjadi selama perjalanan komoditas hasil-hasil pertanian mulai dari produsen
primer sampai ke tangan konsumen (FAO pada tahun 1958).
Pemasaran hasil pertanian berarti
kegiatan bisnis dimana menjual produk berupa komoditas pertanian sesuai dengan
kebutuhan dan keinginan konsumen, dengan harapan konsumen akan puas dengan
mengkonsumsi komoditas tersebut. Pemasaran hasil pertanian dapat mencakup
perpindahan barang atau produk pertanian dari produsen kepada konsumen akhir,
baik input ataupun produk pertanian itu sendiri.
Konsep pemasaran berorientasikan
memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen dengan efektif. Empat hal berikut
merupakan prinsip utama yang menjadi tonggak konsep pemasaran:
1.
Pasar sasaran: memiilih pasar
sasaran yang tepat dan membentuk aktivitas pemasaran dengan sempurna.
2.
Keperluan pengguna: memahami
kehendak sebenar pengguna dan memenuhinya dengan lebih efektif.
3.
Pemasaran berintegrasi: kesemua
fungsi / sub-unit industri bekerjasama memenuhi tanggungjawab pemasaran.
4.
Keuntungan: mencapai keuntungan
melalui kepuasan pelanggan.
Adapun lima konsep pemasaran yang mendasari cara produsen melakukan
kegiatan pemasarannya adalah:
Ø Pertama
: Konsep produksi
Artinya konsep
bagaimana supaya konsumen akan menyukai produk yang tersedia dimana-mana dan
harganya murah. Konsep ini berorientasi pada produksi dengan mengerahkan
segenap upaya untuk mencapai efesiensi produk tinggi dan distribusi yang luas.
Disini tugas manajemen adalah memproduksi barang sebanyak mungkin, karena
konsumen dianggap akan menerima produk yang tersedia secara luas dengan daya
beli mereka.
Ø Kedua
: Konsep produk
Konsep dimana
konsumen akan menyukai produk yang menawarkan mutu, performansi dan ciri-ciri
yang terbaik. Tugas manajemen disini adalah membuat produk berkualitas, karena
konsumen dianggap menyukai produk berkualitas tinggi dalam penampilan dengan
ciri – ciri terbaik
Ø
Ketiga : Konsep penjualan
Konsep yang
menjadikan konsumen, dengan dibiarkan begitu saja, organisasi harus
melaksanakan upaya penjualan dan promosi yang agresif. diusahakan agar konsumen
tertarik dengan produk yang di tawarkan.
Ø
Keempat : Konsep pemasaran
Konsep ini
dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi terdiri dari penentuan kebutuhan dan
keinginan pasar sasaran serta memberikan kepuasan yang diharapkan secara lebih
efektif dan efisien dibandingkan para pesaing.
Ø Kelima
: Konsep pemasaran sosial
Merupakan
bentuk dari tugas suatu organisasi yang menentukan kebutuhan, keinginan dan
kepentingan pasar sasaran serta memberikan kepuasan yang diharapkan dengan cara
yang lebih efektif dan efisien dari pada para pesaing dengan tetap melestarikan
atau meningkatkan kesejahteraan konsumen dan masyarakat.
Sistem Pemasaran Produk Pertanian
Sebagai
suatu sistem, pemasaran produk pertanian mempunyai karakteristik sebagai
berikut:
1. Sistem
pemasaran pertanian mempunyai tujuan spesifik yan ingin dicapai, ada kriteria
normatif dari masyarakat.
2. Untuk
mencapai tujuan mempunyai komponen yang melaksanakan bebagai fungsi :
transportasi, prosesing, grading, standarisasi dan informasi pasar.
3. Sistem
pemasaran mempunyai dimensi ruang dan waktu.
4. Sistem
pemasaran membutuhkan pengaturan atas keberadaan fungsi pemasaran
Ada 5 (lima)
jenis pasar untuk hasil pertanian, yaitu :
·
Pasar penampung sementara.
Jenis pasar ini lebih dikenal dengan
pedagang pengumpul. Dimana pedangang tersebut mengumpulkan hasil usaha tani
dari berbagai produsen hasil usaha tani yang relatif kecil, jenis pasar ini
lebih disukai kebanyakan produsen hasil usaha tani karena tidak memerlukan
biaya tambahan untuk menjual hasil usaha taninya, namun biasanya harga yang
ditetapkan oleh pedagang relatif rendah
·
Pasar lokal
Pasar lokal merupakan pasar yang
bertempat disekitar wilayah produsen hasil usaha tani. Tujuan pasar ini, guna
mempermudah akses penjualan hasil usaha tani dari produsen ke konsumen.
·
Pasar pusat distribusi atau Pasar
Induk
Jenis pasar ini sudah
mementingkan aspek kualitas dibanding dengan kedua jenis pasar diatas, harga
relatif lebih tinggi, fungsi pembinaan petani juga sudah dilakukan serta fungsi
sortasi dan pengepakan sudah lebih baik. Jenis pasar ini juga telah dikelola
dengan baik dan professional baik dari pihak swasta maupun pemerintah.
·
Pasar Eceran
Jenis pasar ini umumnya dikelola
oleh pihak swasta, dimana kualitas sangat dipentingkan daidalamnya. Dari segi
harga juga relatif tinggi. Contoh jenis pasar ini, yaitu Supermarket, swalayan,
pasar segar, dll.
·
Pasar dunia / pasar ekspor
Jenis pasar ini sangat ketat didalam
penilaian kualitas dan mutu produk. Namun hanya sebagian kecil yang mampu
menembus pangsa pasar yang satu ini, alasanya karena kualitas produksi hasil usaha
tani kita masih jauh dibawah standar internasional.
Kendala Pemasaran Hasil Produk Pertanian
Ada beberapa
permasalahan yang dihadapi dalam pemasaran produk pertanian, yaitu :
Ø Karakteristik
dari Produk Pertanian, yaitu :
·
Mudah rusak (perishability)
·
Musiman
·
Butuh ruang yang banyak (bulkiness)
·
Tidak seragam (non homogenity)
Ø Jumlah
produsen terlalu banyak (tapi lahan sempit)
Ø Karakteristik
konsumen beragam
Ø Perbedaan
tempat variasi harga pada tempat yang berbeda
Ø Efisiensi
pemasaran
Ø Permasalahan
yang menghambat terwujudnya sistem pemasaran hasil pertaian yang lebih efisien
di Indonesia, yaitu :
·
Lemahnya infrastruktur
·
Lemahnya informasi pasar
·
Skala pasar pertanian yang relatif
kecil
·
Kurangnya pengetahuan, misal :
grading dan handling
·
Tidak adanya kebijakan pemasaran
yang baik.
·
Tingginya biaya transaksi
2.2 Distribusi Pendapatan Pelaku Usaha Sektor Pertanian
Distribusi
pendapatan adalah konsep yang lebih luas dibandingkan kemiskinan
karenacakupannya tidak hanya menganalisa populasi yang berada dibawah garis
kemiskinan.Kebanyakan dari ukuran dan indikator yang mengukur tingkat
distribusi pendapatan tidak tergantung pada rata-rata distribusi, dan karenanya
membuat ukuran distribusi pendapatandipertimbangkan lemah dalam menggambarkan
tingkat kesejahteraan.Masalah utama dalam distribusi pendapatan sebuah daerah
adalah ketidakmerataan pendapatan antar kelompok masyarakat dalam daerah
tersebut, oleh karenanya sering juga disebut tingkat ketidakmerataan atau
kesenjangan (inequality).
Ketidakmerataan distribusi
pendapatan tersebut diakibatkan banyak hal terutama:
1. Perbedaan
dalam hal kepemilikan faktor-faktor produksi terutama stok modal (capital
stock) antar kelompok masyarakat. Teori Neo-Klasik menjelaskan bahwa ketidakmerataan distribusi pendapatan yang diakibatkan
oleh kepemilikan faktor capital stock ini secara otomatis dapat diperbaiki oleh
upaya pelimpahan dari pendapatan pemilik modal yang berlebih kepada pihak yang
kekurangan. Bilamekanisme otomatis tidak dapat berjalan maka teori Keynesian
mengandalkan peranan pemerintah dalam melakukan subsidi pada pihak yang
kekurangan dan tentunya
mutlak diperlukan pula kebijakan pemerintah dalam upaya redistribusi pendapatan
2. Ketidaksempurnaan
Mekanisme Pasar (Market Failure) yang menyebabkan tidak terjadinya mekanisme
persaingan sempurna. Tidak berjalannya mekanisme persaingan ini karena: (i)
perbedaan kepemilikan faktor produksi (sebagaimana telah dijelaskan); (ii) timpangnya akses informasi;
(iii) intervensi pemerintah;serta (iv) keterkaitan antara pelaku ekonomi dengan
pihak pemerintah yang kemudian
mendistorsi pasar (biasanya kebijakan pemerintah dalam satu kebijakan tentang perlindungan industri tertentu misalnya).
Sejauh petani memproduksi untuk
dijual, maka perangsang baginya untuk menaikkan produksi tergantung kepada
perbandingan harga yang akan diterimanya untuk hasil-hasil usaha taninya dan
biaya untuk memproduksikannya. Ia harus benar-benar memperhitungkan pengeluaran
dan penerimaan. Ia harus menjual hasil panennya di pasar dengan harga yang
lebih tinggi daripada biaya produksi usaha taninya, sehingga pendapatan bersih
usaha tani dapat meningkatkan taraf hidup keluarganya.
Nilai tukar pertanian adalah
perbandingan antara indeks harga yang diterima oleh petani dibagi dengan indeks
yang dibayar oleh petani dikalikan dengan 100 (Indikator Pertanian, 1998;xxii).
Dugaan bahwa besarnya surplus pendapatan dari sektor pertanian mempunyai
pengaruh terhadap distribusi pendapatan tidak selalu benar. Hal ini berarti
keberhasilan dalam produksi pertanian ternyata tidak selalu diikuti dengan
peningkatan pendapatan atau kesejahteraan petani. Indikator lain yang
menunjukkan hal yang sama adalah perbandingan kenaikan upah buruh dalam
pertanian tanaman pangan.Karena pada desa-desa dengan kesempatan kerja di luar
sektor pertanian sangat terbatas, distribusi pemilikan tanah berpengaruh
terhadap pendapatan dari luar sektor pertanian terbuka, distribusi pemilikan
tanah tidak berpengaruh terhadap pendapatan dari luar sektor pertanian. Pengaruh harga hasil usaha tani dan
harga input terhadap kuatnya daya dorong petani untuk menaikkan produksi (A.T
Mosher, 1965;131-132) dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Petani hanya akan menaikkan komoditi
tertentu yang akan dijualnya, apabila harga komoditi itu cukup menarik baginya.
2. Petani akan memberikan respons
terhadap perubahan harga relatif dari tanaman-tanaman yang sedang diusahakan
dengan jalan menaikkan produksi tanaman yang harganya di pasar lebih tinggi,
kecuali hal tersebut akan membahayakan persediaan makanan keluarganya sendiri.
3. Petani akan memberikan respons
terhadap kenaikan harga hasil tanaman tertentu dengan menggunakan teknologi
yang lebih maju untuk menaikkan produksi tanaman tersebut, jika:
·
barang-barang input yang disediakan tersedia secara lokal,
·
mengetahui bagaimana menggunakan input secara selektif,
·
jika harga input tidak terlalu tinggi dibandingkan dengan
harga yang diharapkan dari hasilnya.
Meningkatkan efisiensi tata niaga
untuk menurunkan biaya berbagai mata rantai tataniaga seperti pengumpulan,
pengangkutan dan pengolahan hasil-hasil usata tani, dapat menaikkan harga
setempat yang sampai ke tangan petani atau menurunkan harga bagi konsumen
terakhir atau kedua-duanya.
Distribusi pendapatan petani adalah
biaya hidup petani yang diperoleh dari berbagai sumber (Fadholi Hernanto,
1989;222) antara lain :
1. Dari sumber usaha tani itu sendiri.
2. Dari sumber usaha tani lain di
bidang pertanian seperti halnya upah tenagakerja pada usaha tani lain.
3. Pendapatan dari luar usaha tani
dimana alokasinya digunakan untuk :
Ø Kegiatan produktif antara lain untuk
membiayai kegiatan usaha taninya.
Ø Kegiatan konsumtif antara lain untuk
pangan, papan, kesehatan, pendidikan, rekreasi dan pajak-pajak.
Ø Pemeliharaan investasi.
Ø Investasi dan tabungan.
2.3 Pertanian Subsisten dan Pemilik Modal
Pertanian
subsisten pertama kali berkembang ketika Revolusi Neolitik ketika manusia
pertama berdiam di lembah sungai Nil, Eufrat, dan Indus, dengan tanaman
budidaya utama gandum dan barley. Pertanian subsisten juga berkembang secara
terpisah dan independen di Meksiko dengan tanaman budidaya utama jagung,
Pegunungan Andes dengan budidaya utama kentang, dan di Asia Tenggara dan Papua
Nugini dengan tanaman budidaya utama hortikultura. Pertanian subsisten
merupakan cara utama dalam memproduksi bahan pangan dunia hingga pasar berbasis
kapitalisme mulai menyebar.Pertanian subsisten saat ini terus berlanjut dengan
kawasan pedesaan di Afrika sebagai lokasi utama, juga kawasan di Asia dan
Amerika Latin. Pertanian subsisten telah hilang di Eropa sejak permulaan Perang
Dunia I, dan di Amerika Utara akibat gerakan bagi hasil pertanian
(sharecropping) yang memunculkan kaum buruh tani pada tahun 1930an dan 1940an.
Hingga tahun 1950an, masih umum terlihat keluarga petani yang bertani demi
memenuhi kebutuhan keluarga sendiri dan menjual sebagian untuk membeli
komoditas seperti gula, kopi, dan teh; bahan bakar minyak, produk tekstil
(jarum, kancing, dan benang); obat-obatan, produk perangkat keras seperti paku,
kawat, dan mur; dan barang rekreasi seperti permen dan buku. Banyak juga yang
ingin membayar jasa dokter, dokter hewan, pandai besi, dan lainnya, seringkali
secara barter. Di Eropa tengah dan timur, pertanian subsisten kembali muncul
dalam masa ekonomi transisi pada tahun 1990an ketika terjadi pergolakan politik
dan ekonomi besar-besaran di sana (bersatunya Jerman, pecahnya Yugoslavia, dan
pecahnya Uni Soviet).
Pertanian subsisten adalah pertanian
swasembada (self-sufficiency) di mana petani fokus pada usaha membudidayakan
bahan pangan dalam jumlah yang cukup untuk mereka sendiri dan keluarga. Ciri
khas pertanian subsisten adalah memiliki berbagai variasi tanaman dan hewan
ternak untuk dimakan, terkadang juga serat untuk pakaian dan bahan bangunan.
Keputusan mengenai tanaman apa yang akan ditanam biasanya bergantung pada apa
yang ingin keluarga tersebut makan pada tahun yang akan datang, juga
mempertimbangkan harga pasar jika dirasakan terlalu mahal dan mereka memilih
menanamnya sendiri. Meski dikatakan mengutamakan swasembada diri sendiri dan
keluarga, sebagian besar petani subsisten juga sedikit memperdagangkan hasil
pertanian mereka (secara barter maupun uang) demi barang-barang yang tidak
terlalu berpengaruh bagi kelangsungan hidup mereka dan yang tidak bisa
dihasilkan di lahan, seperti garam, sepeda, dan sebagainya. Kebanyakan petani
subsisten saat ini hidup di negara berkembang. Banyak petani subsisten menanam
tanaman pertanian alternatif dan memiliki kemampuan bertani yang tidak
ditemukan di metode pertanian maju.
Modal dalam Produksi Pertanian
Dalam sistem agribisnis terdiri dari
tiga sektor yang saling tergantung secara ekonomis yaitu sektor masukan (input),
produksi (farm) dan keluaran(output). Modal merupakan salah satu
faktor produksi yang termasuk dalam sektor masukan. Dalam produksi pertanian, modal adalah
peringkat ke 2 faktor produksi terpenting setelah tanah. Bahkan
kadang-kadang orang menyebut “modal”adalah satu-satunya milik petani yaitu
tanah disamping tenaga kerja yang dinilai murah. Dalam ekonomi
pertanian disebutkan pula modal adalah barang atau uang yang bersama-sama
faktor produksi tanah dan tenaga kerja menghasilkan barang-barang
baru atau komoditi pertanian (Mubyarto,1993). Modal petani yang berupa barang di
luar tanah adalah ternak beserta kandangnya, cangkul, bajak,
dan alat-alat pertanian lain, bibit, pupuk dan hasil panen yang belum dijual,
tanaman yang masih di sawah danlainnya. Selanjutnya jenis modal, sumber modal
dan cara memperoleh modal akan dibahas berikut di bawah ini.
Jenis Modal :
Jenis-jenis modal menurut Bambang
Riyanto (1993) terdiri dari :
1.
Modal Asing/Utang :
Modal asing adalah modal yang
berasal dari luar perusahaan yangsifatnya sementara bekerja di dalam
perusahaan, dan bagi perusahaanyang bersangkutan modal tersebut merupakan utang
yang pada saatnyaharus dibayar kembali. Selanjutnya modal asing atau utang ini
dibagilagi menjadi tiga golongan yaitu :
a. Modal asing/utang jangka pendek (short-term
debt) yaitu jangkawaktunya pendek berkisar kurang dari 1 tahun
b. Modal asing/utang jangka menengah (intermediate-
term debt)dengan jangka waktu antara 1 sampai 10 tahun.
c. Modal asing/utang jangka panjang (long-
term debt) dengan jangkawaktu lebih dari 10 tahun.
2.
Modal Sendiri
Modal sendiri adalah modal yang berasal dari pemilik
perusahaan danyang tertanam di dalam perusahaan untuk waktu yang tidak
tertentulamanya. Oleh karena itu modal sendiri ditinjau dari sudut
likuiditasmerupakan “dana jangka panjang yang tidak tertentu
likuiditasnya.Modal sendiri yang berasal dari sumber intern (dari dalam
perusahaan)yaitu modal yang dihasilkan sendiri di dalam perusahaan dalam bentuk
keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Modal sendiri yang berasal dari sumber
ekstern ialah modal yang berasal dari pemilik perusahaanyang bentuknya
tergantung dari bentuk hukum perusahaan misalnya PT,Firma, CV dan perusahaan
perseorangan. Perusahaan berbentuk PT,modal yang berasal dari pemiliknya adalah
modal saham; bentuk firmaialah modal berasal dari anggota Firma; bentuk CV
ialah modal yangberasal dari anggota bekerja dan anggota diam/komanditer ;
bentukperusahaan perseorangan modalnya berasal dari pemiliknya sendiridan
bentuk koperasi modal sendiri berasal dari simpanan-simpananpokok dan wajib
yang berasal dari anggotanya.
BAB
III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Produk pertanian merupakan barang-barang yang dihasilkan
dalam sektor pertanian. Hasil pertanian bisa saja seperti beras, cabe, bawang,
tomat, dan lain-lain. Oleh sebab itu pertanian dapat dikatakan sebagai usaha
yang mengelola suatu lahan untuk bercocok tanam, baik secara individu maupun
kolektif atau yang disebut sebagai usaha tani. Petani secara individu maupun
kolektif sama-sama dapat memasarkan barang (produk) hasil pertanian mereka.
Memasarkan maksudnya adalah suatu proses memindahkan atau memproduksi suatu
barang dari produsen ke konsumen. Maksudnya adalah bahwa barang tersebut dapat
digunakan oleh konsumen dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, atau sebagai bahan
untuk dikelola kembali dalam bentuk barang yang dapat menambah nilai guna dari
produk hasil pertanian tersebut. Dalam memasarkan suatu produk pertanian,
diperlukan bahwasanya seorang produsen harus mengetahui kondisi dari suatu
pasar. Baik itu dari sisi permintaan konsumen, pembentukan harga, maupun tata
peraturan yang berlaku dalam memasarkan atau pasar tersebut, serta hasil maupun
keuntungan yang akan didapatkan dari memasarkan produk pertanian tersebut.
Distribusi pendapatan pelaku usaha dalam sektor pertanian
juga sangat diperhatikan. Karena dalam proses memproduksi suatu barang (produk)
hasil pertanian membutuhkan berbagai pengorbanan. Baik dari segi materil maupun non materil. Sisi materil
dikatakan bahwa seorang petani membutuhkan biaya untuk mengumpulkan bahan-bahan
pokok yang akan menghasilkan produk tersebut. Katakanlah seperti bibit, pupuk,
dan dan lain-lain. Hal-hal tersebut sangat diperlukandalam menghasilkan suatu
barang, belum lagi bagaimana biaya pengakutan (ongkos) untuk barang-barang
tersebut, biaya untuk mengelolanya,apakah diperlukan mesin teknologi. Selain
daripada itu sisi non materilnya juga sangat diperlukan untuk mengelola barang
tersebut, contoh: tenaga manusia. Ketika barang itu sudah selesai dikelola,
maka si produsen juga harus memasarkan barang hasil produksinya. Dalam
memasarkan produk juga dibutuhkan biaya-biaya, seperti biaya dalam mengemas
barang hasil produksinya, tempat pemasarannya, dan lain-lain. Oleh sebab itu
distribusi (pemerataan) pendapatan pelaku usaha sektor pertanian sangat perlu
untuk diperhatikan. Karena itu merupakan biaya dan penghasilan dari petani tersebut
untuk mengelola dan menghasilkan produknya tersebut. Dan seorang petani juga
berhak dalam mengambil sedikit keuntungan dari apa yang telah dihasilkannya dan
itulah kodratnya bagi orang-orang yang dapat menghasilkan suatu barang.
Sehingga nantinya petani tersebut dapat memproduksi kembali barang-barang hasil
pertanian, bukan hanya untuk kebutuhan mereka sendiri (keluarga) atau yang
disebut sebagai petani subsisten, bahkan untuk memasarkannya secara lokal,
nasional, dan internasionalnya juga bisa. Untuk mendukung hal tersebut maka
modal merupakan faktor yang diutamakan. Karena tanpa bantuan modal yang cukup
atau banyak seorang petani juga tidak bisa bergerak untuk memperbanyak
kuantitas (jumlah) produk, mengelola aneka ragam hasil pertanian, dan dapat
memperluas pasar dalam memasarkan produknya tersebut. Sehingga modal merupakan
faktor penentu utama yang sangat dibutuhkan oleh seorang petani (dalam usaha
tani). Dimana dalam usaha tani pemilik modal itu sangat banyak, baik itu
pemilik modal sendiri, CV, PT, Firma, Koperasi, dan lain sebagainya. Oleh sebab
itu dengan bantuan modal yang cukup, maka usaha tani dapat berjalan dengan baik
dan berkembang.
3.2
Saran
Berdasarkan bahasan di atas, maka kami sebagai tim
penulis menyarankan agar:
1.
Petani di Indonesia
dapat mempelajari kembali usaha-usaha apa yang cocok atau dapat dikembangkan,
sesuai dengan tekstur lahan, kemampuan, modal, dan tata bidang pertaniannya.
2.
Pemerintah lebih
memperhatikan pertanian baik di kota maupun di desa. Kiranya lahan pertanian di
kota jangan dihapuskan secara menyeluruh, karena jika dilihat sekarang hampir
tidak ada lagi lahan yang dikelola untuk pertanian.
3.
Dan kiranya
mahasiswa-mahasiswa, atau oknum-oknum lain yang berkaitan dalam usaha pertanian
juga dapat memperhatikan pertanian melalui masukan-masukan atau partsipasi
bentuk lainnya untuk mendukung program usaha tani tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
http://warnet178meulaboh.blogspot.com/2014/12/makalah-pemasaran-produk-pertanian.html
teimakasih artikel malakalahnya kak,
BalasHapussemoga artikelnya ini bermanfaat bagi para petani indonesia
sehingga menjadikan petani indonesia lebih maju dan sejahtera dari pada sekarang
amin
Terimakasih telah berkunjung ke blog saya. Ia itulah yang kita harapkan, semiga apa yang saya jelaskan disini bermanfaat bagi petani petani kita di indonesia. Dan jika bermanfaat harap di share biar makin banyak yang mengetahui ilmu ini.
HapusSaya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.
HapusNama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.
Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.
Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.
Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut
Kak ada batasannya kh materi ini.??
BalasHapusArtikel bagus, Pernahkah Anda mendengar LFDS (Le_Meridian Funding Service, Email: lfdsloans@outlook.com --WhatsApp Contact: +1-9893943740--lfdsloans@lemeridianfds.com) adalah ketika layanan pendanaan AS / Inggris mereka memberi saya pinjaman $ 95.000,00 untuk memulai bisnis saya dan saya telah membayar mereka setiap tahun selama dua tahun sekarang dan saya masih memiliki 2 tahun lagi walaupun saya senang bekerja dengan mereka karena mereka adalah Pemberi Pinjaman asli yang dapat memberi Anda segala jenis pinjaman.
BalasHapusHalo pemirsa di seluruh dunia, Ada kabar baik untuk Anda semua hari ini dapatkan kartu ATM Kosong Anda yang berfungsi di semua mesin ATM di seluruh dunia. Kami memiliki program khusus kartu ATM yang dapat digunakan untuk meretas mesin ATM, kartu ATM dapat digunakan untuk menarik di ATM atau geser, di toko dan POS. Kami memberikan kartu ini kepada semua klien yang tertarik di seluruh dunia, Kami memberikan Kartu ATM Kosong. Apakah Anda ingin menjalani kehidupan yang baik yang dianggap ilegal, cara termudah untuk menjadi jutawan. itu juga memiliki teknik yang membuat CCTV tidak mungkin mendeteksi Anda dan Anda hanya dapat menarik sejumlah $ 5.000 Dolar dalam sehari di Mesin ATM juga tersedia saat pengiriman tunai. Kami memberikan hingga $ 10.000,00 hingga $ 1.000.000,00 Dolar Dengan layanan peretasan jaringan kami. Kami dapat Memulihkan semua uang Anda yang hilang ke Bitcoin dan mata uang Crypto lainnya, penipuan hipotek / realestate, dan ICO palsu dalam waktu 48 jam atau kurang. (Thomas Freddie Hackers) bekerja sama sebagai tim untuk melacak & memulihkan dana kembali dari PENCIPTA internet yang paling sulit. CATATAN!! Kami telah menerima laporan memilukan yang tak terhitung jumlahnya dari penipu terkenal dan kami berhasil memulihkannya kembali melalui kontak thomasunlimitedhackers@gmail.com
BalasHapusHubungi kami di ((Pemulihan Biner. Kelas Universitas. Menyeka Catatan Kriminal, Peretasan FB & IG, Telegram, Muatan & Peretasan Telepon)) membatasi kami dengan pekerjaan Anda & izinkan kami memberi Anda hasil positif dengan keterampilan peretasan kami. Kami bersertifikat dan privasi Anda 100% aman bersama kami. Jangan khawatir lagi tentang masalah keuangan Anda, Jika Anda membutuhkan layanan peretasan cyber lainnya, kami siap membantu Anda kapan saja, kapan saja, jadi hubungi kami melalui Alamat Email kami: thomasunlimitedhackers@gmail.com
Salam
THOMAS FREDDIE HACKER TANPA BATAS
Kirim email ke thomasunlimitedhackers@gmail.com
Telepon / SMS: +1 (985)465-8370
Motto: Kami menawarkan layanan tercepat dan terpercaya