MAKALAH MATA KULIAH EKONOMI PERTANIAN PRODUCTION POSIBILITY FRONTIERS, PROSES PERUMUSAN KEPUTUSAN PRODUSEN : FUNGSI PRODUKSI DENGAN DUA INPUT VARIABEL, ISOQUANT, ISOCOST, ISOREVENUE, LEAST COST COMBINATION
MAKALAH
MATA
KULIAH EKONOMI PERTANIAN
PRODUCTION
POSIBILITY FRONTIERS, PROSES PERUMUSAN KEPUTUSAN PRODUSEN : FUNGSI PRODUKSI
DENGAN DUA INPUT VARIABEL,
ISOQUANT, ISOCOST, ISOREVENUE,
LEAST
COST COMBINATION
UNIVERSITAS
NEGERI MEDAN
FAKULTAS
EKONOMI
2015
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang
Maha Esa, karena atas berkat dan kasihNya lah yang memampukan penulis untuk
menyelesaikan makalah ini.
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk
pemenuhan tugas Mata Kuliah EKONOMI PERTANIAN yang berjudul Production possibility frontiers, proses
perumusan keputusan produsen : fungsi produksi dengan dua input variabel,
isoquant, isocost, isorevenue, least cost combination. Penulis mengucapkan
terima kasih kepada Ibu Deni Adriyani,S.Pd,M.Pd sebagai dosen pengampu mata
kuliah ini dan juga kepada rekan-rekan kami yang membantu dalam penyelesaian
makalah ini.
Sebagai manusia, penulis juga tidak pernah luput
dari kesalahan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat
diharapkan dari pembaca sekalian. Akhir kata semoga makalah ini bermanfaat bagi
kita untuk menambah wawasan pembaca sekalian.
Medan, Februari 2015
Pemakalah
DAFTAR
ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masalah ...................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................ 2
1.3 Tujuan Penulisan.................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Production
possibility frontiers............................................................................ 3
2.2 Proses perumusan
Keputusan produsen :
fungsi produksi dengan dua input variabel.......................................................... 5
2.3 Isoquant .............................................................................................................. 6
2.4 Isocost ................................................................................................................. 7
2.5 Isorevenue ........................................................................................................... 8
2.6 Least cost
combination ....................................................................................... 8
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ......................................................................................................... 10
3.2 Saran ................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 11
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang Masalah
Ekonomi
pertanian merupakan gabungan dari ilmu ekonomi dengan ilmu pertanian yang
memberikan arti sebagai berikut. Suatu ilmu yang mempelajari dan membahas
serta menganalisis pertanian secara ekonomi, atau ilmu ekonomi yang diterapkan
pada pertanian. (Daniel, 2002; 9) Dengan pengertian ekonomi pertanian yang
demikian, ilmu pertanian bukan hanya mempelajari tentang bercocok tanam tetapi
suatu ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang pertanian, baik mengenai subsektor
tanaman pangan dan hortikultura, subsektor perkebunan, subsektor peternakan,
maupun subsektor perikanan. Ilmu ekonomi pertanian menjadi satu ilmu tersendiri
yang mempunyai manfaat yang besar dan berarti dalam proses pembangunan dan
memacu pertumbuhan ekonomi suatu negara. Ekonomi pertanian mencakup analisis
ekonomi dari proses (teknis) produksi dan hubungan-hubungan sosial dalam
produksi pertanian, hubungan antar faktor produksi, serta hubungan antara
faktor produksi dan produksi itu sendiri. Dalam kebijakan pembangunan nasional,
pembangunan pertanian merupakan langkah awal dan mendasar bagi pertumbuhan
industri. Salah satu subsektor pertanian yang berkembang adalah subsektor
perkebunan.
Soekartawi
(1987) menjelaskan bahwa tersedianya sarana atau faktor
produksi (input) belum berarti
produktifitas yang diperoleh petani akan tinggi. Namun bagaiman petani
melakukan usahanya secara efisien adalah upaya yang sangat penting. Efisiensi
teknis akan tercapai bila petani mampu mengalokasikan faktor produksi
sedemikian rupa sehingga produksi tinggi tercapai. Bila petani mendapat
keuntungan besar dalam usahataninnya dikatakan bahwa alokasi faktor produksi
efisien secara alokatif. Cara ini dapat ditempuh dengan membeli faktor produksi
pada harga murah dan menjual hasil pada harga relatif tinggi. Bila petani mampu
meningkatkan produksinya dengan harga sarana produksi dapat ditekan tetapi
harga jual tinggi, maka petani tersebut melakukan efisiensi teknis dan
efisiensi harga atau melakukan efisiensi ekonomi.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas,
adapun yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1.
Bagaimana production
possibility frontiers dalam ekonomi pertanian ?
2.
Bagaimana proses
perumusan kepitusan produsen : fungsi produksi dengan dua input variabel dalam
ekonomi pertanian ?
3.
Apakah yang dimaksud
dengan isoquant dalam ekonomi pertanian ?
4.
Apakah yang dimaksud
dengan isocost dalam ekonomi pertanian ?
5.
Apakah yang dimaksud
dengan isorevenue dalam ekonomi pertanian ?
6.
Apakah yang dimaksud
dengan least cost combination dalam ekonomi pertanian ?
1.2 Tujuan Penulisan
Adapun
yang menjadi tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Sebagai
bahan untuk memenuhi mata kuliah ekonomi pertanian
2. Sebagai
bahan untuk menambah wawasan penulis dan pembaca dalam hal ini yang berhubungan
dengan ekonomi pertanian
3. Sebagai
bahan referensi untuk penulisan makalah selanjutnya
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Production
possibility frontiers (kurva kemungkinan produksi)
Production
possibility frontiers (kurva kemungkinan produksi) adalah grafik yang
menunjukkan kemungkinan produksi dua komoditas yang dihasilkan dengan
menggunakan faktor produksi yang sama dan tetap. Dalam kurva ini, konsep biaya
peluang dan diminishing return dapat
diterapkan.
Kurva
kemungkinan produksi adalah kurva yang menyediakan ruang untuk berbagai
kombinasi produk-produk yang biayanya sama atau “Isocost”. Mankiw (2006)
mengatakan bahwa Batas Kemungkinan-kemungkinan Produksi (Production Possibilities
Frontiers) merupakan grafik yang memperlihatkan kombinasi hasil produksi yang
beraneka ragam yang dapat dihasilkan suatu perekonomian dengan ketersediaan
faktor-faktor produksi dan teknologi produksi yang dapat digunakan oleh
perusahaan untuk merubah faktor-faktor produksi menjadi hasil-hasil produksi.
Menurut Case dan Fair (1996 : 142), kurva
kemungkinan produksi adalah kurva yang menunjukkan semua kombinasi yang mungkin
dapat diproduksi dengan teknologi yang sekarang ini dan semua sumber daya yang
tersedia telah dimanfaatkan secara penuh dan efisien.
Jadi, kurva batas kemungkinan produksi
adalah kurva yang menunjukkan semua kemungkinan produksi dua barang/jasa atau
lebih dengan batasan-batasan maksimum dari tingkat produksi yang dapat dicapai
oleh produsen dengan menggunakan seluruh faktor produksinya.
Berdasarkan pengertian di atas dapat
diketahui bahwa Production Possibilities Frontiers menunjukkan berbagai
kombinasi hasil-hasil produksi yang mungkin dapat dihasilkan oleh suatu
perekonomian. Berbagai kemunginan kombinasi tersebut ditampilkan dalam sebuah
grafik (kurva).
Contoh Kasus
Suatu pabrik sepatu sandal telah
memproduksi sebanyak 10 pasang sepatu dan 90 pasang sendal pada bulan januari. Pada bulan-bulan
selanjutnya, pabrik tersebut mendapatkan permintaan barang dari konsumennya
dengan jumlah sepatu dan sandal yang bervariasi namun jumlah factor produksi
dipabrik tersebut tetap.
Bulan
|
Sepatu
|
Sandal
|
Januari
|
10
|
90
|
Februari
|
20
|
80
|
Maret
|
40
|
60
|
April
|
60
|
40
|
Mei
|
90
|
10
|
Juni
|
100
|
0
|
Berdasarkan table diatas, dapat diketahui bahwa setiap
adanya peningkatan jumlah produksi pada sepatu mengakibatkan adanya penurunan
jumlah produksi pada sandal, begitupun sebaliknya. Kasus diatas dapat digambarkan dengan
sebuah kurva yang biasa disebut dengan kurva batas kemungkinan produksi seperti
dibawah ini.
Kurva batas
kemungkinan produksi diatas berbentuk cembung keluar apabila dilihat dari titik
0 (nol) dikarenakan hukum biaya yang semakin meningkat. Pada dasarnya, kurva kemungkinan
produksi selalu berbentuk cembung keluar pabila dilihat dari titik 0 (nol). Hal
tersebut dikarenakan adanya hukum hasil lebih yang semakin berkurang atau hukum
biaya yang semakin meningkat. contoh lainnya adalah sebagai berikut.
Komposisi
factor-faktor
Produksi
|
Barang
industry
(unit)
|
Barang
pertanian
(unit)
|
A
|
0
|
15
|
B
|
1
|
14
|
C
|
2
|
12
|
D
|
3
|
9
|
E
|
4
|
5
|
F
|
5
|
0
|
Suatu produsen
memproduksi barang industry dan barang pertanian sesuai permintaan konsumen
dengan jumlah yang variatif tiap bulannya. Dari table diatas dapat digambarkan
kurva batas kemungkinan produksi seperti berikut.
2.2
Proses Perumusan Keputusan produsen:
fungsi produksi dengan dua input variabel.
Dalam analisis
ini dimisalkan hanya ada dua faktor produksi yang dapat diubah-ubah
penggunaannya di dalam proses produksi.
Dimisalkan pula bahwa kedua faktor produksi
tersebut dapat saling menggantikan. Misalnya, faktor produksi X1
dapat menggantikan faktor produksi X2, demikian pula sebaliknya X2
dapat menggantikan X1. Masalah yang dihadapi produsen
atau pengusaha dalam kasus ini adalah
kombinasi mana dari penggunaan dua faktor
produksi itu yang memerlukan biaya
terrendah untuk menghasilkan suatu jumlah produk
tertentu (least cost combination). Untuk menjawab masalah tersebut
perlu pemahaman beberapa konsep,
1. Isoquant atau isoproduct atau kurve
produksi sama;
2. Daya substitusi marginal atau
marginal rate of technical substitution (MRTS); dan
3. Isocost atau price line atau garis
harga.
2.3
Isoquant / Isoproduct / Kurve Produksi Sama;
Isoquant adalah
kurva yang menunjukkan kombinasi input yang dipakai dalam proses produksi, yang
menghasilkan output tertentu dalam jumlah yang sama (Suharti, T., 2003; 83).
Yang dimaksud dengan isoquant adalah kurva yang merupakan tempat kedudukan titik-titik
yang menunjukan kombinasi dua factor produksi guna menghasilkan tingkat
produksi yang sama. Kurva isoquant memiliki cirri-ciri sama dengan kurva
indefferensi dalam teori prilaku konsumen. Isoquant mempunyai ciri-ciri yang sama dengan indifference curve dalam analisis perilaku
konsumennya, yaitu (Suharti, T., 2003; 83):
1. Turun dari kiri
atas ke kanan bawah
2. Cembung ke arah
titik origin
3. Tidak saling
berpotongan
4. Apabila
jumlah output yang lebih banyak, artinya perubahan produksi digambarkan
dengan pergeseran isoquant.
Bentuk isoquant menggambarkan subtitusi
faktor-faktor produksi. Terdapat dua bentuk isoquant yang ekstrim, yang dapat
diungkapkan, yakni isoquant yang menggambarkan adanya subtitusi sempurna
antar faktor produksi dan isoquant yang menggambarkan tidak adanya subtitusi
sama sekali antar faktor produksi. Kurva isoquant menunjukkan kombinasi dua faktor produksi yang
menghasilkan jumlah produk yang sama
Isoquant adalah
kurve yang menunjukkan berbagai kemungkinan kombinasi dua input variabel untuk
menghasilkan tingkat output tertentu. Dalam tabel berikut,
disajikan contoh kemungkinan kombinasi penggunaan
input X1 dan X2 untuk menghasilkan 100 unit output (Y)
dan 150 unit output (Y).
Contoh:
COMBINATIONS
|
UNITS OF
CAPITAL
|
UNITS OF
LABOUR
|
TOTAL
OUTPUT
|
A
|
50
|
1
|
1500
|
B
|
45
|
2
|
1500
|
C
|
41
|
3
|
1500
|
D
|
38
|
4
|
1500
|
Sumber:
http://wikieducator.org
2.4
ISOCOST
Isocost
adalah garis yang menggambarkan gabungan faktor-faktor produksi yang dapat
diperoleh dengan menggunakan sejumlah biaya tertentu. Untuk dapat membuat garis biaya sama diperlukan data
sebagai berikut :
1. Harga
faktor- faktor produksi yang digunakan
2. Jumlah
uang yang tersedia untuk membeli faktor-faktor produksi (yang merupakan pembatas
kemampuan anggaran perusahaan atau kendala biaya )
Adapun
garis anggaran dana yang tersedia ditulis adalah sebagai berikut :
C = wL + rK
Dimana
:
C
= dana yang tersedia
L
= jumlah tenaga kerja yang di pakai
K=
jumlah capital yang dipakai
w=gaji persatuan tenaga kerja
r=
biaya sewa per- satuan mesin
Isocost adalah kurva yang menunjukan kedudukan dari
titik-titik yang menunjukan kombinasi factor produksi yang dibeli oleh produsen
dengan sejumlah anggaran tertentu. Kombiniasi pengunaan Ciri-ciri kurva isocost
sama dengan budget line atau kurva garis anggaran dalam teori prilaku konsumen.
Kurva isocost menunjukkan
kombinasi dua faktor produksi dengan biaya yang sama.
Contoh :
Combinations
|
Units of Capital
|
Units of Labour
|
Total expenditure
|
Price
= 150
|
Price
= 100
|
||
A
|
8
|
0
|
1200
|
B
|
6
|
3
|
1200
|
C
|
4
|
6
|
1200
|
D
|
2
|
9
|
1200
|
E
|
0
|
12
|
1200
|
2.5
ISOREVENUE
Isorevenue adalah garis
yang menggambarkan kombinasi output
yang dihasilkan oleh perusahaan dengan tingkat pendapatan yang sama.
2.6 Kombinasi Input
Variabel Biaya Terendah (Least Cost Combination)
Least Cost Combination adalah
menentukan kombinasi input mana yang memerlukan biaya terendah apabila jumlah
produksi yang ingin dihasilkan telah ditentukan. ISoquant atau Isoproduct Curve
adalah kurva yang menunjukkan hubungan antara berbagai kemungkinan kombinasi 2
input variable dengan tingkat putput tertentu. Dalam hal ini pengusaha masih
dapat menghemat biaya untuk menghasilkan produk tertentu selama nilai input
yang digantikan atau disubstitusi masih lebih besar dari nilai input yang
menggantikan atau yang mensubstitusi. Jadi, selama DX2.P2 > DX1.P1 maka
penggantian DX2 oleh DX1 masih menguntungkan.
Penggunaan kombinasi factor produksi dengan menggunakan biaya yang
paling murah. Syarat LCC: MRTS (marginal rate of technical substitution), bila
menambah salah satu input maka mengurangi penggunaan input.
Dalam rangka untuk menentukan kombinasi terbaik dari modal dan
tenaga kerja untuk menghasilkan output itu, kita harus mengetahui jumlah dana
tersedia untuk produsen untuk dibelanjakan pada masukan dan juga harga masukan.
Anggaplah bahwa produsen telah dipelepasannya. 10.000 untuk dua input, dan
bahwa harga dari dua masukan sebagai. 1000 per unit modal dan. 200 per unit
tenaga kerja. Perusahaan akan memiliki tiga kemungkinan lternative sebelumnya.
(1) Untuk menghabiskan uang hanya pada modal dan aman 10 unit itu, ( 2) Untuk
menghabiskan jumlah tersebut hanya pada tenaga kerja dan mengamankan 50 unit
tenaga kerja, (3) Untuk menghabiskan jumlah tersebut sebagian pada modal
dan sebagian pada tenaga kerja.
Garis harga faktor juga dikenal sebagai garis isocost karena
mewakili berbagai kombinasi input yang dapat dibeli untuk jumlah uang yang
diberikan dialokasikan. Kemiringan garis harga faktor menunjukkan rasio harga
modal dan tenaga kerja yaitu. 1:5.
Dengan menggabungkan isoquant dan garis harga faktor, seseorang
dapat mengetahui kombinasi optimal faktor-faktor yang akan memaksimalkan
output.
BAB
III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Dalam pendekatan analisis pengambilan keputusan usaha tani
neoklasik, petani dipandang sebagai pengambil keputusan yang menentukan
besarnya input misalnya tenaga kerja, bibit, pupuk dan input lain yang tidak
dibeli.
Terdapat
tiga pola hubungan antara input dan output yang umum digunakan dalam pendekatan
pengambilan keputusan usahatani yaitu:
1.
hubungan antara input-output, yang menunjukkan pola hubungan penggunaan
berbagai tingkat input untuk menghasilkan tingkat output tertentu
(dieksposisikan dalam konsep fungsi produksi)
2.
hubungan antara input-input, yaitu variasi penggunaan kombinasi dua atau
lebih input untuk menghasilkan output tertentu (direpresentasikan pada konsep
isokuan dan isocost)
3.
hubungan antara output-output, yaitu variasi output yang dapat diperoleh
dengan menggunakan sejumlah input tertentu (dijelaskan dalam konsep kurva
kemungkinan produksi dan isorevenue) Ketiga pendekatan di atas digunakan untuk
mengambil berbagai keputusan usahatani guna mencapai tujuan usahatani yaitu:
1.
menjamin pendapatan keluarga jangka panjang
2.
stabilisasi keamanan pangan
3.
kepuasan konsumsi
4.
status sosial, dsb.
3.2 Saran
Disarankan agar petani
di beri penyuluhan bagi yang belum menggunakan prinsip-prinsip ekonomi dalam
pengambilan keputusan untuk menghasilkan suatu barang dan jasa.
DAFTAR PUSTAKA
tanggal 18-2-2014 pukul 09.39 wib
http://Pakarbisnisonline.blogspot.com/2009/2/makalah-pengertian-pemasaran-dan.html diakses tanggal 02 Januari
2009
tanggal 18-2-2014
pukul 09.56
Linda,
(2012). Analisis Dampak Kredit Mikro Terhadap Perkembangan Usaha Mikro Di Kota
Semarang. Skripsi S1, Program Sarjana Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas
Diponegoro Tahun 2012
https://idadwiw.wordpress.com/2012/06/30/produksi-optimal-dan-least-cost-combination/
Silahkah dikopas tapi dibuat juga sumbernya ya. Terimakasih
BalasHapus